35| Lo, pergi!!

386 17 1
                                    

Aku yakin, suatu hari kamu sendiri yang
akan memohon dan memintaku pulang.
____

"Gue denger dari Tante Windi, lo ngusir Reni dari rumah. Benar?"

"Hm."

Terlihat dari raut wajahnya, Bian sepertinya tidak bergairah dengan arah pembicaraan Rio sekarang.

"Lo gak dengar penjelasan dia dulu?"

"Ga penting."

"Terus, dengan Alam?"

Bian mendengus kasar. "Gue gak mau bahas masalah itu sekarang."

Rio mengangguk paham. Ia akan membujuk sahabatnya itu saat mood-nya lekas membaik.

Apalagi, sekarang mereka berdua sedang berada di rumah sakit untuk menunggu Harun. Takut Bian emosi di sana, jika Rio terus-menerus membahas masalah itu.

Dari kejauhan, gadis cantik itu melihat dua pria yang sedang berbincang di depan ruangan Harun. Apalagi ada pria itu. Pria yang beberapa hari yang lalu menyakiti hati dan perasaannya.

"Kenapa harus dia yang jaga hari ini, sih? Kemarin-kemarin kan mama yang jaga." Batinnya merutuk.

Kakinya sedikit berat untuk melangkah. Namun Ia memiliki tujuan kesini. Jadi, dia memang harus kesana.

Lagipula, tidak perlu berbincang dengannya.

"Mau apa lo kesini?"

Suara dingin itu lagi.

Suara yang sudah dua hari ini tidak Ia dengar. Sedikit rindu Ia dengan suara itu. Walaupun bukan say hello, setidaknya ini sudah melepaskan kerinduannya melalui suara dingin itu.

"Aku mau ngejenguk Papa." Ujarnya tanpa berbalik sedikitpun ke lawan bicaranya.

"Yang ngizinin lo kesini siapa?"

Pertanyaan macam apa itu?

Apa Ia perlu izin hanya untuk menjenguk papa mertuanya sendiri?, So crazy that!

"Perlu banget izin? Ga ada yang ngelarang juga." Ketusnya, menatap suaminya sekilas.

"Gue yang larang!"

"Kenapa?"

"Lo masih tanya, kenapa? Lo lupa kalo yang nyebabkan dia ada disini adalah, Lo?"

Dengan geram, Bian menarik pundak Reni kasar.

"Aku gak bakal pernah lupa tuduhan itu. Aku kesini punya niat baik-baik. Kalo kamu gak suka lihat aku disini, kamu bisa hindarin pandangan kamu dari aku, mudah kan?" Reni melepaskan tangan Bian dari pundaknya dengan kasar.

"GAK SESIMPLE ITU!!"

"Udahlah, Bian! Gak perlu emosi, ingat ini rumah sakit!" Rio berusaha menenangkan Bian.

Bian memejamkan matanya sebentar. Ia berusaha meredam emosinya yang hampir saja meledak. Deru nafas, Ia atur dalam-dalam.

"Mending lo pergi, sekarang! Dan jangan pernah kesini lagi!" Putusnya, tak mau memperpanjang masalah.

Altruistic✓Where stories live. Discover now