16| Jealous

271 23 4
                                    

Semua orang memang punya hati, tapi tidak semua orang bisa menghargai.
______•••______

Jangan lupa vote yah,
baik sebelum atau sesudah membaca!

Don't be a sider ◉‿◉
__________

Sekarang Reni dan Nanda sedang berjalan bersama, ke arah parkiran. Ini sudah menjadi rutinitasnya beberapa hari terakhir ini, mengantarkan dan memastikan Nanda pulang terlebih dahulu agar Ia bisa pulang bersama Bian.

"Ren, hari ini gue ada janji jalan sama Bian. Tapi pasti gak asik kalo cuman berdua. Jadi gue mau ngajak lo sama Alam juga. Mau ya?"

"Ha? Ta-tapi aku ada urusan. Selain itu Alam juga pasti gak bakal mau," tampiknya.

"Gue udah ngasih tau dia tadi, dan dia setuju kok."

"Tapi Nan!"

"Oh urusan lo lebih penting nih, daripada sahabat lo sendiri?"

"Bukan gitu Nan." Reni mendengus pelan melihat Nanda memasang puppy eyes kelemahannya. "Yaudah iya, aku mau kok." Putusnya, agar sahabatnya itu bahagia.

Nanda gembira mendengarnya. "Makasih Reni, lo memang sahabat terbaik gue." Saking senangnya, Nanda memeluk Reni sampai sahabatnya itu sesak dibuatnya.

"Kalo gitu, gue duluan ya! See you," lanjutnya menaiki mobil.

"Iya, hati-hati." Jawabnya, melambaikan tangan.

°°°°°°°

Mereka berempat kini berada di sebuah restoran, setelah sebelumnya menghabiskan waktu jalan-jalan di mall dan juga bazar.

Sangat terlihat dari raut wajahnya, Reni begitu tidak nyaman. Apalagi saat ini pengunjung yang berada di restoran begitu banyak. Di tambah Ia harus selalu bersama Alam dan seolah sebagai sepasang kekasih di hadapan Nanda.

Ada rasa cemburu dan juga sakit di hatinya jika melihat suaminya bermesraan dengan sahabatnya sendiri.

Apakah ini terlalu berlebihan?

Apalagi, melihat mereka yang sepertinya sangat saling mencintai, saling bersuapan, dan saling menyalurkan kasih sayang bersama di depannya. Dan tak mungkin, Ia menjadi orang ketiga dari kebahagiaan mereka.

Bian sadar gak sih, kalo saat ini Ia begitu menyakiti hati Reni?

Walaupun dia tak membalas perasaan Reni, tapi bukan berarti Ia bisa bebas membuatnya sakit dan tidak menghargai perasaannya.

Rasa di hatinya bisa Ia sembunyikan hanya untuk dirinya, namun mata yang kini berkaca-kaca tak mungkin membohongi semuanya.

"Reni, lo kenapa nangis?" Tanya Nanda, saat tak sengaja melihat mata Reni.

"Gakpapa, i-ini aku kelilipan."

Alam yang tau dan mengerti perasaan Reni, berusaha menolong Reni, seraya membenarkan alasan Reni.

"Kamu kelilipan? Sini, biar aku coba tiup." Ujarnya, mengode Reni agar setuju. Alam sengaja memakai embel-embel Aku Kamu agar lebih meyakinkan Nanda.

Disela-sela Alam yang sedang meniup mata Reni, begitu terlihat romantis di mata Nanda. "Waah kalian so sweet banget, gue jadi iri deh." Kagumnya memerhatikan mereka berdua.

"Uhuk!!" Bian tersedak, karena melihat keduanya serta mendengar perkataan Nanda barusan.

Ketiganya beralih menatapnya.

"Aduh sayang, makanya kalo makan itu jangan buru-buru."

Nanda dan Reni tanpa sengaja dengan sigap memberi Juice orange mereka kepada Bian, yang membuat Bian menatap kedua gadis tersebut secara bergantian. Namun, beberapa detik kemudian Ia memilih jus yang dipegang Nanda.

Hal itu justru membuat Nanda merasa aneh sekaligus merasa sedikit curiga, melihat Reni begitu khawatir kepada pacarnya.

Reni perlahan memundurkan tangan yang mengulurkan gelas. Namun dengan sigap, Alam yang berada di sampingnya mengambil juice itu lalu meminumnya.

"Makasih ya Ren. Makanan ini terlalu pedes, dan kebetulan minuman aku juga udah habis." Ujarnya setelah meminum juice tersebut. Reni hanya tersenyum tipis, lagi-lagi Alam membantunya agar tak malu dan mengundang curiga Nanda.

"Oiya Ren, ternyata memang benar yah kalimat yang mengatakan, kalo semua orang memang punya hati, tapi tidak semua orang bisa menghargai." Lanjut Alam, sedikit menatap Bian.

Sedangkan Bian kini hanya terdiam mencerna kalimat yang dikatakan oleh sahabatnya itu. Sepertinya Alam sedang menyindirnya.

Saat ini Alam begitu memancing emosi Bian. Lagipula, kenapasih Nanda mengajak mereka berdua kemari, kalau tau akan seperti ini, Bian tidak akan menyetujuinya.

TBC

Kalian team-nya siapa Nih?
Bian-Reni
Bian-Nanda
√Alam-Reni

Kalo aku gak usah milih. Kan akunya cuman mau sama dia, hhhaa...I mean, dia yang di lauhul Mahfudz

Altruistic✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang