9

1.3K 80 4
                                    


"Baiklah, lebih baik aku tidur saja." gumamnya pada diri sendiri dan mulai memejamkan matanya kembali untuk mengarungi dunia mimpi lagi.

___________________

.

.

Pagi telah tiba. Sang Surya kini mulai menampakan rupanya begitu tinggi di  atas langit. Lelaki yang semalam ditinggal begitu saja oleh si tampan masih tertidur pulas di atas kasur empuk sendirian.

Bergelung dengan selimut yang masih setia melekat pada tubuh kurusnya penuh kehangatan. Dia tidak terusik sedikit pun, yah! walaupun bukan Sean Xiao Zhan yang ngasih kehangatan sih. Ia masih tertidur nyenyak.

Sampai terdengar suara pintu yang di gedor keras dari luar membuat ia terbangun dengan mata sepat.

Mengerang kesal Wang Yibo pun bangun dengan enggan

"YIBOO!" Panggil suara itu dengan keras.

"YIBOO, CEPAT BANGUN!" teriaknya lagi dengan keras

Yang diteriaki mendengus sebal, lalu beranjak bangun dengan mata yang setia masih merem melek

Berjalan pelan membuka pintu

Ceklek

"Aishh! Ada apa sih ge? Mengganggu saja." Ujarnya marah

"Kau, apa kau tidak ingat kita dimana?"
Atau kau hilang ingatan Yibo jika semalam kau tidur di mana?" Omelnya begitu pintu itu terbuka, yang membuat Wang Yibo bleng pada setiap pertanyaan gegenya

"Eh?" Gumamnya bingung

1 detik

2 detik

3 detik

Ia pun berteriak

Arrghhh...

Dengan sangat keras, sampai sang Gege sendiri merasakan kupingnya seakan tuli.

"Stop!" Hentinya, sambil membekap mulut mungil Wang Yibo dengan telapak tangannya.

"Mmmmm, yepas Dauge" rontanya pada bekapan tangan sang Gege tak jelas.

"Shuutt, jangan berisik kau mau membangunkan Nyonya Xiao hah!" tegasnya memberitahu

Dan tanpa ampun lagi telapak tangan sang Gege ia gigit dengan sangat kuat, sampai si pemilik tangan berteriak kencang.

Arghhh...." Gila kamu Yibo!"  bentaknya pada Yibo yang hanya cuek bebek

"Siapa suruh mulut yibo di bekap, sekalian saja di gigit, hehe." Kekehnya sedikit lucu

"Kau! Tak lucu tahu, ini sakit sekali yibooo." Rengeknya sambil mengelus telapak tangannya sendiri.

"Kita pulang sekarang." Ajak Haikuan pada yibo yang masih mematung di depan pintu

"Dasar aneh," dumel yibo yang tidak di dengar sang Gege

"Bicara apa kau, hah!" Serunya

Yibo sendiri hanya menggeleng tak ada tanggapan lagi. Berlalu di depan sang Gege melewatinya begitu saja.

"Dasar adik kurang ajar." Gerutunya yang di tangkap oleh sang pendengar.

Menoleh sedikit kebelakang Wang yibo berhenti sejenak dan berkata, "bicara apa kau ge? Sekali lagi yibo dengar kau bicara kasar tak akan segan-segan yibo tinju Gege dengan ini." Menunjukkan kepalan tangannya pada sang Gege.

Haikuan hanya nyengir tanpa melawan kembali mengikuti sang adik dari belakang. Sambil Misuh-misuh sendiri dalam hati.

"Adik kurang ajar! adik kurang belaian! Eh' bicara apa kau Haikuan, memangnya yibo kurang belaian ya? Menurutku ia sih, soalnya marah-marah gak jelas." Itulah  perkataan di dalam kepala Haikuan sendiri.

.

.

.

Sang nyonya yang sudah terlihat rapih dengan setelan kemeja coklat senada dengan celana yang di kenakannya itu terlihat masih awet muda, apalagi dipadukan dengan baju putih berbahan cotton  di dalamnya menambah kesan sexy membuat yibo yang melihatnya meneguk saliva nya sendiri dengan sedikit kasar, karena gerogi bertemu sang nyonya lagi.

"Ah calon menantu ku, rupannya kau sudah bangun nak, Apa tidurmu nyenyak? Bagaimana semalam apa kau sudah melakukannya? Apa itu sakit? Jika sakit kita bersama ke rumah sakit ya?" ocehnya panjang lebar dengan pertanyaan yang membuat yibo bleng seketika.

Haikuan yang mendengar rentetan pertanyaan dari sang mama pada yibo membuat otaknya bertanya-tanya.

"Mamah bicara apa sih? Kok aneh sama pertanyaannya." katanya sambil duduk di sofa berhadapan dengan sang mamah.

"Aneh apanya? Itu wajar saja menurut mamah, kan emang yibo calon menantu mamah." Jelasnya pada haikuan yang ternganga dengan mulut sedikit terbuka.

"Kenapa?" Sambungnya lagi

"Bagaimana bisa, mamah harus jelaskan semuanya pada haikauan." pintanya menggebu.

"Nanti saja lah, mamah sedang tak berselera untuk menjelaskan karena yang mamah lihat yibo tak melakukan apa yang mamah mau soalnya." Tuturnya kembali.

Yibo yang disadarkan oleh perkataan dari sang calon mertua membuat ia menunduk sangat dalam karena sedih dan sedikit kesal juga.

Haaikuan yang langsung menyadari raut keruh dari wajah yibo membuat ia mengalihkan pembicaraannya secara langsung.

"Ah begitu, ya sudah kalo gitu kami berdua mau pulang ke apartemen kami mah." terang Haikuan tanpa menunda lagi.

Sang nyonya dengan raut wajah kembali datar seperti awal bertemu membuat yibo menunduk semakin dalam karena takut, ia hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda malas untuk sekedar menjawab membiarkan dua anak Adam itu kembali pulang. Sebelum sebuah suara membuat keduanya berhenti sejenak dengan kaku.

"Setelah kalian berdua keluar dari dalam rumah ini, berarti kalian harus berpisah selamanya tanpa bantahan lagi, karena ini perintah mutlak yang harus kalian terima. jika kalian berdua menolak tahu akibatnya untukmu, yi.bo." jelasnya penuh penekanan di setiap kata yang keluar dari mulut sang nyonya dengan angkuh.
 
Dan mereka pun melanjutkan langkahnya ke luar rumah itu tanpa rasa takut dengan ancaman yang di lontarkan dari pemilik sang rumah, melenggang dengan santai tanpa beban atau pun sesuatu yang akan terjadi esok hari.


.

.

.

Oke segini aja dulu dah, karena otak ku mulai panas, mataku mulai perih, jariku mulai kesemutan.  Mungkin epek sudah lanjut usia kali ya 🤭🤭

Sy bukan author, juga bukan penulis yang baik tapi saya suka dengan sebuah cerita apa lagi cerita gaje yang gak jelas kapan bermulai dan berakhir jadi maapkeun nya 🙏😂😂

Jangan tanya kapan lanjut lagi karena aku kaum slomo. Hahahahah 🤣🤣

Bitch☑️Where stories live. Discover now