2

4.8K 185 7
                                    


Dahulu saat pertama kali melihat binar cerah dari orang disampingnya ini membuat Liu mengerti bahwa kebahagiaan kecil dalam bentuk apa pun mampu membuat Wang Yibo akan mengukir senyum lebar pada siapapun meski dirinya tidak mengenal mereka siapa, telak itu mampu mencuri hatinya sampai tak tersisa dan bahkan dengan senyuman seperti itu saja membuat Liu hilang kendali jika bus yang dikendarainya belum tiba bisa saja ia telah mencuri ciuman dibibir manis Wang Yibo begitu saja. Namun pikirannya masih lah waras

Yibo bersama gegenya itu pun pulang ke rumahnya mengendarai kendaraan umum itu menjauhi halte pergi. Sampai hilang dari pandangan.

_________________________ 💚💚💚💚💚

.

.

.

.

Lanjut...


Bus berhenti di pemberhentian terakhir. Wang Yibo dan Liu turun dari kendaraan besar itu berjalan ke gang kecil di depannya yang cukup sempit. Pantas saja tidak ada mobil yang bisa masuk dan jalanan ini juga khusus untuk pejalan kaki dan roda dua saja yang bisa mereka lalui untuk menuju tempat tinggal mereka.

Saat mereka berdua berjalan beriringan bersama tidak ada percakapan diantara keduanya yang membuat keadaan terasa sunyi, Hanya langkah kaki yang saling bersautan di tempat sunyi itu. Hingga sampai ke rumah sewanya.

Ceklek... Suara pintu dibuka.

"Selamat datang" seru Yibo pada tempat sewanya yang baru dimasuki. Begitu antusias

"Kau itu kenapa sih bukanya ucap salam lah ini malah teriak gak jelas." ujar Liu saat memasuki rumah sewanya yang kecil itu. Dengan decakan kecil

"Hehehe" cengirnya sambil mengusap bagian belakang kepala merasa malu---
"makan malam  Gege mau apa biar yibo yang buatkan." Ujar Yibo sambil
menggulung lengan bajunya sampai ke siku.

"Terserah Yibo, gege mau mandi dulu." jawabnya mengambil handuk berjalan kearah kamar mandi.

Yibo sendiri begitu asik saat berkutat di dapur seorang diri. Walaupun belum sejago gegenya saat memasak setidaknya ia bisa memasak walau sederhana tapi lumayan sih.

"Baiklah, malam ini kita makan dengan capcai, telur gulung juga ikan goreng, yah itu lumayan juga dari pada lapar." ujarnya seorang diri sambil menyiapkan seluruh bahan-bahannya.

Liu yang berada di dalam kamar mandi itu, hanya menatap pantulan dirinya sendiri di depan cermin merasa frustasi.

"Arghh" teriaknya kesal sambil mengacak-acak rambutnya yang basah.

Yibo yang mendengar teriakan gegenya terperanjat kaget dan ingin pergi menghampirinya namun sebelum langkahnya sendiri kesana, gegenya sudah keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sudah rapih memakai baju hanya rambutnya saja yang belum dirapihkan.

"Ada apa Yibo?" tanyanya sambil mengusak rambut basahnya dengan handuk, mengeringkan.

"Ish, harusnya yibo yang bertanya kenapa tadi Gege teriak kaya gitu?"
Lontarnya kembali.

"Ohh, tidak ada apa-apa. Masak apa kamu Yibo?" Kilahnya mengalihkan topik pembicaraan, sambil berjalan ke arah dapur menghampiri sang didi yang masih berkutat di dapur.

"Oh, masak seadanya saja Ge, tidak apakan?" jawabnya sambil menata makanannya di piring dan membawanya ke meja makan.

"Hmm" gumamnya berdiri depan konter dapur melirik sang didi yang mondar- mandir menyiapkan semua makanan itu.

Bitch☑️Where stories live. Discover now