19

690 54 2
                                    

Up

Jangan lupa votment say....



.

.

.

  Yibo sudah sampai di depan rumah sewa yang dulu ia bersama Liu tempati. Mengambil kunci cadang yang ia simpan untuk jaga-jaga seperti keadaan sekarang. Yibo memasukan dan memutar kunci dengan bunyi klik keras sebagai tanda kunci ini cocok.

  Mendorong perlahan pintu kayu bercat putih yang yibo dorong itu membuat debu disekitarnya berterbangan di setiap sudut dan menimbulkan reaksi untuk yibo bersin-bersin karena debunya.

"Debu sialan..."

Makinya yang bereaksi saat sesuatu mengganggunya.

  Sunyi itu lah keadaan yang yibo rasakan dengan tempat sewanya yang sudah lama ia tinggalkan. Uang sewa masih dibayar oleh Liu melalui pembayaran online dan yibo bersyukur karena masih ada tempat untuk dirinya berteduh maupun sembunyi dari Sean yang saat ini masih kelimpungan.

"Yibo pengen tahu itu orang pasti ketar ketir deh cari-in yibo." 

  Memang benar apa yang yibo pikirkan itu kenyataan; seperti keadaan Sean sekarang yang masih memaki juga sedikit jengkel dengan anak buah nya yang tidak becus untuk menjaga yibo itu membuat Sean ingin mengikat anak itu agar tidak bisa lari lagi. Karena semuanya tidak becus menjaga anak singanya yang melarikan diri.

.

.

Sean tidak bergeming sedikit pun di kursi kebesarannya, masih memutar ke kiri ke kanan seperti orang kesepian. Yah! Memang kesepian sih karena ditinggal tanpa kabar oleh sang calon suami. Dirinya galau.

Mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja kerja, Sean masih memikirkan yibo pemuda manis yang sudah membuatnya dilema.

"Apa benar dirinya mulai menyukai Wang Yibo yang akan ia nikahi."

Monolog Sean, Sean sendiri hanya bersantai, dirinya ingin ketenangan sebentar saja. Tapi, suara ribut dari luar pintu kantornya terdengar sangat gaduh seperti ada seseorang yang berkelahi.

Sean mengerang frustasi, berdiri dan berjalan ke arah pintu yang akan ia buka, karena kesal pada siapa gerangan yang sudah membuat acara bersantai tenangnya ini terganggu.

Sean memutar kenop pintu sekaligus dan pintu itu, terbuka lebar menampakan satu lelaki dan perempuan yang dirinya kenal.

"Kalian?"

Orang yang tadi beradu mulut seperti bertengkar juga menoleh kesumber suara.

"APA!"

Teriak mereka secara bersama, yang membuat Sean memijit pangkal hidungnya pusing.

"STOP! Teriak Sean, "Jika kalian masih bertengkar di dalam kantor ku, pergi atau aku panggil keamanan."
Jelasnya dan membuat dua orang tadi berhenti untuk menatap lawan bicara.

"Apa aku tidak salah dengar,Hah?"

"Apa?"

"Harusnya aku yang menarik mu pulang, kau lupa besok pernikahan ku dengan kakak ipar mu ini, kenapa kamu malah lari dan tidak ingin semua ini selesai, pulang lah."

Bitch☑️Where stories live. Discover now