10

1.3K 88 7
                                    

Dan mereka pun melanjutkan langkahnya ke luar rumah itu tanpa rasa takut dengan ancaman yang di lontarkan dari pemilik sang rumah, melenggang dengan santai tanpa beban atau pun sesuatu yang akan terjadi esok hari.

_________________________

Setelah tiba di rumah. Liu dan Wang Yibo duduk di lantai beralaskan tikar berbulu lembut dengan dua kaleng soda dan makanan ringan setia menemani obrolan ringan mereka.

"Yibo besok Gege akan pergi ke Amerika." Beritahunya pada sang adik

"HM" gumamnya mengangguk saja tanpa minat karna asik memakan cemilannya

"Hei, kau dengar tidak hah?! kalau Gege mu sedang bicara. "

"Dengar ge, yibo tidak tuli, ih." Jawabnya kesal.

"Aish, anak ini kalau dibilangin cuma jawab gitu doang? kesal jadinya." Gerutu Liu seorang diri, yang didengar oleh sang adik.

"Dasar gila" gumam Yibo dengan sebuah olokan kepada Gege nya

Liu sih, tidak ambil pusing dengan ejekan yang Yibo lontarkan padanya. Namun, yang membuat heran Liu kenapa adiknya ini tidak bereaksi apapun.

Akan tetapi sebelum yibo ingin bertanya lagi, dia pun tersentak kaget setelah mengerti arah pembicaraan tadi.

"Tunggu dulu, tadi Gege bilang ke Amerika, what? Ke Amerika?!" Pikirnya baru tersambung.

"GEGE SERIUS MAU PERGI KE AMERIKA!? teriaknya dengan kencang, kencang sekali sampai-sampai yang punya kuping berdenging sakit.

"BERISIK KAMU? KENAPA TERIAK-TERIAK, HAH?!" balasnya tak kalah kencang membuat yibo mendengus sebal.

"Tadi Gege bilang pelan-pelan, kamu jawabnya hmm doang, terus sekarang malah teriak-teriak, mau kamu apa sih yibo?"  sambungnya dengan nada jengkel.

"Kan, tadi itu yibo gak yakin kalau Gege bicara serius. Orang aku lagi serius baca artikel berita sambil ngemil dan, pikir Yibo Gege bercanda aja gitu. Terus kenapa juga baru dikasih tahu kabar itu sekarang, kan jadi gak fokus Ge, eh terus baru konek deh, langsung aja teriak kenceng kaya tadi hehehe." jawabnya cengengesan.

Liu mendengus sebal dan berkata
"terserahlah, tapi gege serius yibo mungkin paling lama 1 bulan soalnya mamah suruh gege tanganin perusahaan yang ada di Amerika." beritahunya.

"Terus yibo sendiri gitu?" ucapnya pelan sambil menunduk sedih.

"Nggak lah, kan ada Sean nanti temenin kamu di sini." jawabnya memberitahu pada Sang adik.

'what!? Pria mesum itu!"  Monolognya

"Kenapa harus dia sih ge? Yibo gak mau ah." Rengeknya agar sang gege tak mengiyakan.

"Hei dengarkan dulu gege, yibo. Sean itu kan calon suami kamu, jadi kamu harus mau, gak ada alasan apapun, titik." balasnya membuat yibo diam.

Yibo hanya menunduk semakin dalam dengan sedih karena akan ditinggal oleh orang yang disayanginya.

"Yibo? hei manis! Dengar hanya 1 bulan setelah itu kita bersama lagi, kecuali?" Jedanya

"Kecuali apa ge?" tanyanya ingin tahu.

"Ya, kecuali kita berdua belum menikah hahahah." Jawabnya dengan tertawa kencang, sampai mengeluarkan air mata.

"Dasar lelaki tua menyebalkan." Batinnya.

.

.

.

Waktu yang ditunggu akhirnya tiba. Liu Haikuan lelaki yang menjabat sebagai CEO di perusahaan ternama Xiao itu, akan terbang hari ini.

Yibo yang mengantar sang Gege kebandara hanya terdiam, tanpa banyak bicara sama sekali, berbeda dari yibo yang terbilang cukup bawel.

"Jaga dirimu baik-baik, maaf gege harus pergi." Ucapnya sambil memeluk sang adik dengan sayang.

"Hmm" angguknya dan berkata, "Gege juga jaga kesehatan di sana,  yibo akan jadi anak baik di sini." Ucapnya meyakinkan sang Gege.

"Ya sudah Gege berangkat dulu, bay." beritahunya dan melepaskan pelukan terakhirnya.

Ya! Mungkin itu adalah perpisahan terakhir mereka, setelah ini siapa yang tahu bahwa takdir akan mempermainkan mereka.

.

.

.

Malam hari setelah ditinggal oleh sang Gege, yibo melamun seorang diri merasa kesepian karena tidak ada teman mengobrol atau bercanda lagi sampai waktu yang ditentukan. Satu bulan mungkin itu hanya lah sebentar, tapi bagi yibo menunggu satu bulan itu bagaikan satu abad lamanya.

Sampai dirinya terkaget dengan suara gaduh yang berasal dari luar rumah.

Dugg.... Duggg.....

"Aish..! Siapa malam-malam bertamu seperti itu, kalau bukan orang penting yang bertamu aku lempar pakai sepatuku nanti." Omelnya sambil berjalan berniat membuka pintu rumahnya.

Duggg.... Duggg......  Suara pintu yang digedor kembali dengan keras.

"Ganggu orang aja sih!" kesalnya dan memutar kenop pintu itu, sebelum terbuka lebar pintunya sudah terdorong dengan kencang sampai membuat yibo yang berada dibelakang pintu itu jatuh terduduk dengan tidak elitnya.

"bugh...Auchhh.." ringisnya sakit.

Orang yang mendorong pintu dengan kasar itu hanya memandang lelaki di bawahnya dengan datar.

"Sialan lelaki mesum berengsek." Monolognya kesal

"Bantuin" ucapnya sambil mengulurkan tangannya untuk ditarik agar yibo berdiri.

Tetapi orang yang masih di depannya hanya menatap uluran tangan itu, tanpa niat membantu sama sekali.

Berdecih dengan pelan Sean, Yap Sean Xiao Zhan, lelaki tampan yang saat ini berdiri dihadapan yibo hanya meliriknya tanpa minat.

Yibo yang diacuhkan akhirnya menarik kembali uluran tangan tersebut dan mulai berdiri sendiri tanpa dibantu.

Menatap kesal pada lelaki di depannya ia mulai berkata.
"Mau apa kau malam-malam ke sini?!" Tanyanya.

Sean yang ditanyai langsung melangkah ke dalam tanpa permisi sama sekali.

"Hei! Mau apa kau ke dalam, cepat keluar!" Cegahnya ingin mengusir Sean dan menarik lengan kirinya akan tetapi malah ia yang ditarik oleh Sean dengan kasar sampai membentur dada bidangnya.

Posisi yang awalnya yibo di belakang ingin mengusir Sean, kini menjadi di dekapan sang punya tubuh tinggi tersebut.

"Auw" ringisnya karena membentur tubuh itu sekaligus.

Sean yang tak peduli pada keadaan itu, akhirnya hanya menyamankan dekappannya pada sang tubuh yang saat ini dipeluknya.

Yibo yang tak memahami kondisi saat ini hanya terbengong karena dirinya dipeluk begitu erat oleh lelaki yang menurut ia mesum. Ingin berontak dari pelukan erat ini tetapi ia hanya terdiam dan malah menyamankan kepalanya mendengar detak jantung sang punya tubuh.

"Hangat" batin mereka berdua dalam sunyi.

Sean yang akhirnya sadar, melepaskan pelukannya terlebih dahulu dan berdehem canggung dengan keadaan mereka barusan.

"Maaf" ucapnya setelah mereka terdiam cukup lama.

Yibo yang mendengarnya hanya mengangguk memakluminya.

"Tak apa, silakan masuk." Tawarnya yang membuat Sean tersenyum manis.

"Lucu kaya kelinci" batin yibo membalas senyum Sean dengan tak kalah manis, membuat Sean jadi merona.

...

..

.

Bitch☑️Where stories live. Discover now