24

535 51 2
                                    

Oke sebelumnya makasih loh, ya! sama kalian semua yang udah vote and komen cerita gaje ini.

Terutama buat kalian yang follow akun WP ini, makasih banget. Tenang aja kalian follow nanti aku follback kok, gak usah takut.

Tapi, suka sebel sama orang yg udah follow nanti mereka unfollow, suka bete. Gak apa-apa sih, itu hak mereka jadi no problem.

Miss  u all!!! 🤗🤗

.

.

.


Wang Yibo tidak ingin orang itu, menangkapnya. Dia sudah begitu benci karena menorehkan luka. Padahal bukan ulah Sean yang sekarang mengejar Wang Yibo. Itu semua perbuatan nyonya Xiao yang juga Sean benci sekarang.

Sean mengumpat kesal karena tidak berhasil menangkap Wang Yibo. Ia tadi sudah kembali ke rumah karena sedikit lebih tenang dari sebelumnya.

Tapi, apa yang dirinya dapat malah sang ibu berkata, jika Wang Yibo sudah pergi dari Sean pergi setelahnya.

Menendang udara kosong , Sean menelisik setiap penjuru taman. Mungkin saja Wang Yibo ada disekitar sini pikirnya. Akan tetapi dirinya kalah cepat.

Bertolak pinggang sambil menoleh kekiri, kekanan. Sean mengamati taman yang tidak terlalu luas ini ia telusuri sendiri.

Mencari, mungkin saja Wang Yibo bersembunyi. Dan gotcha! Ia melihat
Seluet tubuh sedang bersembunyi dibalik perosotan anak-anak.

Menunduk dan sesekali melihat situasi agar Wang Yibo tidak terlihat, akan tetapi dirinya dikagetkan dari belakang saat ada seseorang yang menepuk pundaknya dan berdehem untuk ia melihatnya.

Memutar tubuh sedikit Wang Yibo merutuki kebodohannya karena sudah ketahuan oleh lelaki yang saat ini berdiri dibelakangnya sambil tersenyum mengejek

"Jika ingin bersembunyi cari lah tempat yang tidak akan aku ketahui."

Katanya sedikit mengejek sinis, dan Wang Yibo sendiri mendengus keras tanda dirinya merasa diremehkan

"Untuk apa kamu mencari ku kesini, pergilah!"

Usir nya karena tidak ingin melihat wajah Sean dihadapannya.

Bertolak pinggang, Sean pun menyugar rambutnya dengan sebelah tangan untuk mengusir rasa kesal pada Wang Yibo yang seperti nya sedang marah ini

"Kamu mengusirku, hei!? Aku sudah mencari-cari kamu ke setiap penjuru jalan, tapi ini balasannya... Brengsek!"

Makinya begitu keras sampai-sampai Wang Yibo meremat jarinya untuk menghilangkan rasa takut bercampur gugup. Jika sudah seperti itu pasti Sean benar-benar marah sekali.

Menunduk tanpa menatap orang yang masih setia berdiri sambil menelisik dirinya, Wang Yibo menyahuti makian Sean dengan lirih

"Kamu jahat! Pergilah!"

Usirnya kembali yang membuat Sean menukikan kedua alisnya tajam

"Hei! Lihat lah jika orang sedang bicara itu tatap wajahnya bukan menunduk seperti itu."

Ketusnya dan Wang Yibo pun dengan berani melihat keatas menatap tepat wajah Sean yang keruh luar biasa

Ada apa dengan nya? Kenapa begitu marah? Harusnya aku yang marah kenapa dirinya yang terlihat marah, menyebalkan!

Batinnya dan mendengus keras yang membuat Sean menarik alisnya keatas sebelah, merasa heran pada Wang Yibo yang seperti itu.

"Ayo pulang! Menggeleng dengan lemah Sean menyambung kembali ucapannya

"Kita pulang ke rumah ku, bukan rumah mamah lagi."

Jelasnya yang membuat Wang Yibo menautkan kedua jari telunjuknya agar detak jantungnya itu tidak berdebar cepat

"Ada apa dengan ku."

Monolog Wang yibo

"Maaf, maaf atas ucapan Mam waktu itu, aku minta maaf dan maaf aku juga sudah meninggal kamu sendiri disana benar-benar membuat ku merasa sangat bersalah padamu, sayang."

Ucapnya dan menarik Wang Yibo dalam pelukan hangat untuk membuat Sean lebih tenang, karena ia merasa bersalah atas perlakuan mamahnya dan dirinya pada Wang Yibo.

Karena tidak siap Wang Yibo Membentur dada bidang sang kekasih. Saat ia ditarik dalam dekapan hangat Sean. Wang Yibo yang merasa nyaman ia menenggelamkan kepalanya untuk mendengarkan detak jantung Sean yang begitu teratur. Merasa tersentuh dengan perlakuan manis Sean, Wang Yibo juga melingkar kan tangannya pada pinggang Sean untuk saling menyalurkan rasa sayang.

Ia rindu seperti ini, perlakuan manis Sean membuat nya lupa dengan segala perkataan dari nyonya Xiao.

Terisak kecil tanpa bisa ditahan, ia menangis bergetar dalam pelukan Sean yang begitu erat.

Mengeratkan pelukannya Sean mengelus punggung rapuh kekasihnya sebagai penenang bahwa dirinya tidak lah sendiri. Wang Yibo masih bisa mengandalkan dirinya sebagai tumpuan untuk berkeluh kesah.

"Shutt... Sudah Gege disini, Gege minta maaf."

Ucapnya sekali lagi karena Sean begitu merasa bersalah

"Gege janji tidak akan meninggalkan yibo sendiri, Gege sudah sangat-sangat jatuh ke dalam cinta kekasih manisku ini."

Bisiknya pada telinga Wang Yibo, yang membuat Wang Yibo bersemu merah dan malah mendusel lebih dalam pada pelukan nya yang belum mereka lepaskan.

Terkekeh lucu atas tingkah manja dari kekasihnya ini. Sean melepas pelukan tubuh Wang Yibo, memegang kedua pundaknya, Sean menatap lekat kedua manik coklat sang kekasih yang masih bersemu.

Tersenyum memberi kehangatan, Sean bisa merasakan bahwa Wang Yibo masih lah sama, ia masih mencintai dirinya yang sudah menyakiti hatinya itu tanpa sedikit pun Wang Yibo membencinya.

Tatapan itu begitu jernih, cinta pada nya terlihat jelas saat mata bening milik Wang Yibo menatap dirinya kembali penuh dengan segenap cinta yang tidak bisa dibendung lagi untuknya.

Sean mengapit dagu Wang Yibo untuk menatap dan setelahnya bibir mereka bertemu. Ciuman lembut tanpa nafsu membuat keduanya terpejam untuk merasakan ketulusan pada ciuman singkat itu.

Menyalurkan setiap rasa sayang. Baik Sean dan Wang Yibo begitu merasakan jika mereka berdua telah ditakdirkan bersama.

Akan tetapi lika-liku perjalanan cinta Meraka akan segera diuji. Apakah cinta yang akan memenangkan mereka berdua atau jalan tragis dalam kisah cinta mereka yang akan memisahkan semuanya.



.

.

.

See you!! ✌️🙏😊

Bitch☑️Where stories live. Discover now