7

1.6K 132 12
                                    

.

.

.

Masih dikediaman Xiao's.

Wang yibo, pemuda manis itu sedang diintrogasi oleh sang Nyonya pemilik rumah.

Duduk berhadapan, yang hanya dibatasi oleh meja ditengah mereka.

Dengan gugup Yibo melontarkan pertanyaan yang membuat Nyonya Xiao tersenyum kecil.

"N-nyonya apa yang Anda inginkan dari saya?" tanyanya.

Berpangku dagu di atas tangan, Nyonya xiao menatap Wang yibo.

"Yang saya inginkan?" gumamnya sambil berpikir. "Baiklah, apa yang aku inginkan adalah, KAU!" tunjuknya dengan senyum hangat.

Melotot dengan mulut menganga kecil, Yibo dibuat terkejut atas perkataan dari Nyonya Xiao itu.

"Aku" pikirnya dalam hati.

Dan dirinya tersadar saat pintu  diketuk dari luar.

Tok.

Tok.

Tok.

"Mam boleh kuan masuk?"

Hening, masih belum ada jawaban dari dalam. Dan dua orang berbeda usia itu saling menatap.

Sampai sang ibu yang dipanggil langsung berdiri dari duduknya, berjalan ke arah pintu untuk membuka kuncinya.

Ceklek..

pintu itu terbuka setelah Nyonya Xiao memutar kuncinya dan membukakan pintu itu dari dalam.

"Ada apa Haikuan?" tanya sang ibu yang berdiri diambang pintu menatap putra sulungnya yang tersenyum canggung.

"Kami harus pulang Mam, sekarang sudah mau tengah malam." jawabnya sambil mengusap bagian kepalanya yang tak gatal.

Menelengkan kepalanya nyonya Xiao bergumam kecil sambil berpikir.
"Mmm, tengah malam? Bukankah baru setengah dua belas, empat lima?" katanya pelan.

Mengurut keningnya Kuan berujar lagi. "Iya Mam ini sudah tengah malam, boleh aku dan Yibo pulang?" jelasnya kembali bertanya meminta izin.

Menggeleng cepat. "Nooo! kau dan Yibo menginap! tidak ada bantahan lagi, mengerti!" tegas Nyonya xiao memberitahukan.

Mengangguk pasrah. "Baiklah, kalau gitu aku dan yibo boleh istirahat kan Mam?"

kata Haikuan bertanya kembali, dan masih setia berdiri di depan pintu tanpa ingin ibunya menyuruh dirinya untuk masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Ah ibu pilih kasih, kenapa aku dibiarkan berdiri terus di depan pintu? Hahh." batin Haikuan bersuara sambil menghela napas pelan.

"Kenapa kamu menunjukan wajah kesal seperti itu hah?" tanya sang ibu dengan raut wajah heran.

Menggeleng kecil. "Tidak ada Mam, boleh aku bawa Yibo sekarang?"

Bitch☑️Where stories live. Discover now