6

1.8K 118 16
                                    

"Kalau begitu aku pulang dulu Ge, dan mmm--?

"Yibo" cicit Yibo memberitahukan.

"Ah, Yibo kalo gitu aku pamit semuanya. Permisi." usainya dan langsung pergi dari cafe Haikuan pulang.

"Ekhhmm! Ekhmm, ada yang salting nih." ejek Haikuan pada Yibo yang merona malu.

"Ya sudah kita pulang ayo." ajak Haikuan pada Yibo yang mengikuti langkah Haikuan di belakangnya. pulang ke rumah sewanya.

Tbc

.

.

Sekarang tepat hari minggu dimana semua orang- orang berkumpul bersama teman, keluarga dan juga jalan bersama pacar.

Khususnya Wang yibo, ia juga sedang berkumpul dengan keluarga. Lebihnya bukan keluarga kandung melainkan keluarga besar Xiao's.

Yap, tadi pagi pagi sekali Haikuan sudah menariknya untuk ikut bersamanya pulang ke keluarganya yang berada di Guang zhou.

Padahal Yibo bukan termasuk dalam keluarganya, kalau boleh dirinya ingin meneriaki Gege satunya ini.

"Ge, aku pulang ya." bisiknya pada Haikuan yang berada di sampingnya.

Menoleh tepat ke Wang yibo dengan pelototan sinisnya yang membuat Yibo ciut sekaligus.

Gugup, jelas gugup lah, di depan yibo ada dua orang paruh baya yang menelisik dirinya sedari tadi.

Kan Yibo jadi pingin nangis aja bawaannya.

Terus di sebelah kirinya ada lelaki kemarin yang sudah memeluknya tanpa izin. Yang saat ini menatapnya tanpa berkedip. Kalau boleh Yibo menghajarnya maka akan ia lakukan sekarang juga.

"Bagaimana kabar mu, Nak?" tanya sang Ibu pada Haikuan. Memecahkan kesunyian.

"Baik Mam," jawab Haikuan.

"Bagus lah kalau kamu baik-baik saja, dan siapa lelaki manis di sebelah mu?" tanya lagi sang Ibu.

"Wang yibo adik angkat ku, Mam." jawabnya langsung to the poin.

Sang Ibu hanya mangut mengerti. Dan bersuara pada Wang yibo sekarang.

"nah Wang Yibo kamu sebelumnya tinggal di mana, Nak?"

tanya Nyonya Xiao. Yang membuat Yibo terlihat gugup di mata mereka.

"Di panti, N-nyonya." jawab yibo pelan dan grogi.

Tak berbeda jauh dengan para pelayan disekitarnya, ucapan Nyonya besar mereka membuat suhu ruangan terasa panas.

Mungkin lebih ke intimidasi menurut mereka. Padahal itu pertanyaan umum yang sering orang lain utarakan.

Wow, nyonya Xiao garang.

.

.

Suasana kembali hening.

Dan beberapa menit kemudian Sean berdiri dari duduknya, yang membuat seluruh mata di sana meliriknya dengan pandangan heran.

"Ada apa Sean?" tanya Tuan Xiao sekarang.

Sean. " Lapar Ayah! aku mau makan duluan."

ujarnya pergi setelah menjawab keheranan diseluruh ruang keluarga.

Bitch☑️Where stories live. Discover now