12

1K 78 12
                                    

"Cepat turun kita pergi ke kantor setelah kau selesai!" Teriaknya yang masih didengar oleh yibo.



________________________________


Sesuai janji aku up

Happy reading!!

.

.

.

.


Setelah selesai akhirnya mereka berdua berada di dalam kantor yang terbilang sangat kumuh dari luar gedung, bahkan lingkungannya yang terbilang sepi membuat suasana di sana sangat sangat menyeramkan. Menurut yibo sih, pemuda yang saat ini terlihat rapih dengan kemeja biru pastel dengan setelan celana bahan berwarna hitam itu terlihat tidak suka dengan suasana di gedung tua tersebut.

"Kamu terlihat tampan yibo." Kata Sean memuji penampilan yibo yang membuat ia merotasikan bola matanya malas.

"Memangnya baru tahu kamu, kalo aku tampan ck." Decaknya yang membuat Sean tersenyum kecil.

"Manis juga jika dia digoda seperti itu." Batinnya, dan mereka terus berjalan melintasi beberapa ruangan yang tertutup dengan rapat, bahkan beberapa ruangan tak memiliki jendela sama sekali, yang membuat yibo merasa penasaran.

"Sean, ruangan apa di sana? Kenapa sangat tertutup sekali." Yibo bertanya dengan heran bahkan Sean pun, tak ingin menjawab pertanyaan yang dilontarkan yibo padanya.

Berdecak dengan kesal yibo merasa terabaikan.

"Ge," ucapnya yang bisa di dengar oleh Sean yang masih berjalan di depan yibo.

"Hmmm." Balasnya dengan suara datar, bahkan Sean tak berhenti berjalan sedikit pun mengacuhkan yibo dengan keingintahuannya, tetapi panggilan yibo padanya Membuat ia merinding. Hanya ucapan GE dengan intonasi lembut membuat Sean terus terngiang-ngiang.

"Berpikir apa kamu Sean, jangan jorok jangan sampai ia menerkam yibo di lorong panjang yang tak berujung ini." Monolognya seorang.

Yibo yang masih diacuhkan terlihat cemberut dengan mulut yang mendumel kata kata kasar terhadap Sean.

"Jalan yang cepat yibo jika kamu tertinggal sendiri kamu tak akan bisa keluar dari gedung ini." Ujarnya yang membuat yibo melangkah dengan tergesa gesa meraih tangan kanan Sean untuk digenggam erat olehnya.

Sean merasa senang dengan sentuhan bahkan berpegangan tangan seperti ini saja membuatnya benar benar terbuai, dirinya merindukan sosok yang menyayangi dia, karena pekerjaan yang mengharuskan ibu beserta kakaknya itu, tidak selalu berada di sekitaran Sean waktu kecil. Ia haus akan kasih sayang Bahkan cinta saja ia tak memilikinya. Tetapi semua secara kebetulan berubah disaat yibo hadir dalam hidupnya, walau dirinya selalu mengacuhkan yibo yang akan menjadi suaminya tersebut. Dirinya peduli. Sangat sangat peduli. Bahkan semua sikap kasar atau ocehan kasar sekalipun Sean menyukai tindak tanduk dari yibo, menurutnya itu sangat menggemaskan.

"Ge, sebenarnya kita berdua mau kemana sih, aku lelah berjalan terus dari tadi." Gerutunya sembari berjalan tanpa berhenti sedetikpun.
Sesekali yibo menghentakkan kakinya karena sangat lelah berjalan.

"Sebentar lagi kita sampai." Kata Sean yang masih berjalan beriringan dengan yibo di sampingnya.

.

.

.

"Hei pemuda! berapa lama lagi kita menunggu di sini? kemana Bos mu itu, hah!"  Seru pria tua gendut dengan pongkah, bahkan cerutunya setia terselip dibelah bibirnya tanpa terlepas.

Bitch☑️Where stories live. Discover now