36 (Time to think..)

78 13 1
                                    

Bug!!

Kepalan tangan kanan Brandon baru saja menumbuk pipi kiri milik Ayas hingga bocah itu langsung terhuyung ke belakang dan harus di tahan oleh dua antek setianya agar tidak jatuh ke lantai.

"Brandon!!!". Pekik Pak Heri histeris ketika melihat aksi pemukulan itu terjadi tepat di depan matanya.

Brandon nampak puas menatap Ayas yang kini kesakitan di tempatnya. Tangan laki-laki itu bahkan masih mengepal saking kesalnya.

"Makan tuh..". Gumam Brandon penuh kemenangan.

Tapi untuk alasan apapun, Pak Heri tentunya tidak akan membenarkan perbuatan bar-bar seperti ini. Selain menyalahi aturan, tindak pemukulan oleh Brandon tentu saja akan menimbulkan pengaruh yang tidak bagus bagi siswa lain jika dibiarkan begitu saja.

"KALIAN BERDUA IKUT SAYA KE KANTOR GURU SEKARANG!!"

***

"... Saya mohon maaf untuk kelakuan Brandon karena sudah membuat kekacauan di Sekolah. Saya beserta keluarga saya mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada pihak sekolah.. namun untuk saat ini..". Brian menggantung kata-katanya sesaat. Pandangannya beradu dengan tatapan Surya yang sedang duduk dengan tegap tepat di hadapannya.

"... Saya benar-benar belum bisa ke sekolah karena ada hal lain yang harus saya selesaikan..". Lanjut Brian sarat akan penyesalan.

"Tapi saya akan minta tolong orang lain untuk datang ke sekolah sekarang.."

"Baik.. terimakasih atas pengertiannya.."

Lalu sambungan telepon antara Brian dan Pak Heri tampak terputus. Selanjutnya, Brian segera mencari kontak Danang di phonebook-nya.

"Halo nang? Tolong ke sekolah Brandon buat ketemu wali kelasnya. Brandon buat masalah.. tolong wakilin gue bentar, gue lagi ada kerjaan.."

"Sekarang!!! Buruan!!". Bentak Brian pada Danang kemudian memutuskan sambungan telepon mereka secara sepihak.

Begitu urusannya dengan ponsel selesai, pria itu segera melemparkan benda pipih berwarna hitam tersebut ke sofa di sebelahnya. Tak lupa tangan kanannya memijit pangkal hidung untuk meredakan sakit kepala yang tiba-tiba menyerang begitu mengetahui Brandon membuat masalah di sekolah. Si anak nakal itu kedapatan berkelahi dengan teman sekelasnya untuk alasan yang belum jelas.

Brian spontan menghela nafasnya berat.

"Kenapa?". Tanya Surya yang sedari tadi hanya diam mengamati setiap gerakan Brian.

Brian hanya menggelengkan kepalanya kecil. "Ngga papa sur.. biasalah masalah anak SMA.."

"Kenapa ngga dateng aja ke sekolah?"

Pria berkaos abu-abu gelap itu lantas melirik Surya dengan pandangan menyipit.

"Gue kan lagi ada tamu penting..". Sindir Brian sambil melemparkan pandangan sinisnya pada Surya, sementara pria berkaos putih yang baru saja disindir hanya membalas dengan senyuman miring.

"Jadi ada apa sur? Tumben lo mampir?". Tanya Brian sambil membuka kaleng birnya tak acuh.

Dari seluruh anggota enam hari memang Suryalah anggota yang paling jarang datang ke apartemen Brian. Selain karena tidak pernah ada keperluan untuk mampir, Surya juga merupakan tipikal bapak idaman yang lebih suka bermain bersama anak di rumah ketimbang nongkrong dengan teman-temannya di luar.

Surya berdeham kecil untuk menjernihkan suaranya. Tangan pria itu juga ikut mengambil sekaleng bir yang sengaja Brian suguhkan di meja.

Satu tegukan kecil sudah tandas untuk memulai sesi pembicaraan berat tentang kelangsungan masa depan band mereka saat ini.

The ConcertWhere stories live. Discover now