26 (Balik Bareng Brian)

80 17 4
                                    

"Capek boi!". Teriak Surya sambil merebahkan tubuhnya pada lantai studio dengan lelah. Keringat yang membanjiri dahi pria itu menjadi bukti betapa seriusnya mereka latihan kali ini.

Danang yang baru saja berdiri dari kursi drum pun ikut-ikutan merebahkan diri disamping surya. "Asli bang.. capek"

"Padahal hari ini kita cuma pemanasan doang.. gimana nanti kalo udah latihan bareng sama anak orcestra..". Gumam Wirya sambil mengelap synthesizer kecintaanya dengan hati-hati.

Surya hanya bisa menarik nafasnya dalam-dalam. "Nggak usah dipikirin.. dibawa enjoy aja.."

"Eh gue balik duluan ya!". Ucap Jae tiba-tiba sambil menggendong tas gitarnya yang sudah rapi.

Surya yang masih merebahkan diri dilantai pun hanya memberikan jempolnya sebagai jawaban dari pertanyaan Jae. "Yok! Ati-ati ya.."

"Iye sur! Gue balik dulu guys!". Tutup Jae lalu mulai berjalan keluar studio setelah melambaikan tangan untuk pamit kepada para sahabatnya.

Tanpa ia sadari, pandangan tajam Brian terus mengikuti pergerakan punggung pria jangkung itu sampai akhirnya menghilang dibalik pintu. Dengan dahi berkerut, Wirya yang mengamati hal tersebut lantas berjalan mendekati sang bassist dan menepuk bahu Brian pelan.

"Kenapa bang?". Tanyanya penasaran pada tatapan tajam Brian yang mengiringi kepergian Jae.

Brian sedikit terlonjak karena tiba-tiba mendapat tepukan di bahunya, namun sedetik kemudian pria itu lantas menggeleng pelan. Tangannya pun kembali ia sibukkan untuk mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. "Nggak papa..". Jawabnya dingin.

"Masih kepikiran sama parfum barunya Jae?". Lempar Surya yang kini sudah mengubah posisinya menjadi duduk bersila.

Brian diam. Ia tau akan sangat dangkal jika ia mempermasalahkan aroma parfum baru Jae yang sama dengan aroma parfum mantan kekasihnya. Pria itu juga bukannya belum bisa move on, hanya saja ada sesuatu dalam hatinya yang merasa sedikit ganjil tapi ia juga tidak bisa memastikannya.

"Bang, move on dong.. ". Tambah Danang prihatin yang membuat Brian spontan menghembuskan nafasnya pelan untuk menjernihkan pikirannya. Sejauh yang ia tahu, sang gitaris adalah sahabat yang baik jadi tidak ada alasan bagi Brian untuk mencurigai Jae.

Pria itu lantas menyapukan rambutnya kebelakang dengan pasrah. "Apaan sih lo, emang gue ada tampang-tampang gagal move on apa.."

"Masa cuma gara-gara parfum doang lo sampe curiga gitu sama bang Jae.. yaelah pabrik bikin parfum kan banyak bang..". Imbuh Wirya yang kini ikut masuk kedalam obrolan.

"Iya tau.. bacot lo pada.. ". Gerutu Brian tidak suka karena mulai menjadi pihak yang terpojokkan.

Surya lantas menganggukkan kepalanya pelan. Pria itu kemudian berdiri dari duduknya untuk mengambil tas gitar miliknya yang sudah ia rapihkan. "Kalo gitu gue balik ya.. kasian bini sama anak gue udah nungguin dirumah.."

Melihat Surya berdiri dan bersiap untuk meninggalkan studio, seketika membuat Wirya langsung mengambil synthesizer-nya yang ia letakan di samping Danang. "Bang sur, gue nebeng..". Ucap pria itu cepat.

"Yaudah buruan!". Jawab Surya.

Kedua pria itu kemudian berjalan keluar studio dan meninggalkan Brian juga Danang yang masih sibuk merapihkan barang mereka masing-masing.

"Bang.. lo nggak papa kan? Masih kepikiran?". Tanya Danang ditengah-tengah kegiatan mereka.

Brian yang sedang menggulung kabel miliknya pun hanya bisa mendesah pelan. "Nggak.. ngapain juga gue pikirin.."

The ConcertWhere stories live. Discover now