39

108 15 5
                                    

re-publish dengan sedikit perubahan

____________

Danang menghentikan mobilnya pada parkiran tepi laut di pinggiran kota. Sasa sendiri baru tau bahwa ada tempat seperti ini di Kota besar dan padat penduduk seperti Jakarta. Selain itu tempat ini juga terbilang cukup sepi karena sepanjang matanya memandang, hanya ada sekitar 8 orang yang berada di sana termasuk Danang dan dirinya.

"Lo mau ngap-". Perkataan Sasa spontan terhenti ketika ia melihat sosok Danang tengah mengeluarkan seperangkat alat pancing beserta kursinya dari bagasi belakang mobil mewahnya.

"Mancing?". Tanya Sasa entah pada siapa karena suaranya terlalu kecil untuk dapat didengar oleh Danang.

Wanita itu lantas dengan cepat menghampiri Danang yang kini tengah sibuk memberesi barang-barangnya agar mudah di bawa. "Nang, lo ngajak gue mancing?"

Tapi Danang sepertinya tidak terlalu mendengarkan pertanyaan dari Sasa. Pria itu justru malah memberikan dua buah kursi lipat yang ia bawa kepada Sasa hingga wanita itu sedikit terhuyung ke belakang karena merasa keberatan.

"Bawain..". Ucap Danang tak acuh kemudian berjalan dengan santai mendahului Sasa menuju pinggiran laut dan mencari tempat yang strategis untuknya memancing ikan.

Sasa sedikit melongo pada kelakuan Danang ini. Tapi mau bagaimana lagi, ia juga sudah terlanjur menggendong kursi lipat tersebut jadi dari pada hanya diam di tempat dan semakin merasa keberatan lebih baik ia mengikuti langkah Danang menuju pinggiran laut.

"Lo mau kemana sih?!". Teriak Sasa yang mulai berjalan tertatih karena tertinggal di belakang Danang.

Setelah itu tiba-tiba Datang menghentikan langkah kakinya namun tidak untuk menanggapi pertanyaan Sasa, melainkan untuk menimbang-nimbang kestrategisan tempat yang akan ia gunakan untuk memancing ikan.

"Di sini kali ya..". Gumam Danang pada dirinya sendiri setelah selesai mempertimbangkan berbagai aspek penunjang kesuksesan dalam memancing ikan di kepalanya. Pria itu kemudian berbalik untuk menghadap ke arah Sasa.

"Udah turunin. Kita mancing di sini aja..-"

Bruk! Tanpa babibu lagi, Sasa langsung menjatuhkan kursi lipat itu begitu saja di depan Danang. Kedua tangannya sudah tidak kuat lagi menahan beban.

"Easy mam! jangan di banting dong kursi gue.. nanti bisa rusak..". Ucap Danang sedikit panik lalu mengambil, mendirikan dan memposisikan sendiri kursi lipat tersebut.

"Bodo amat, tangan gue sakit. Lagian lo ngapain ngajak gue mancing sih? udah sore juga!"

Danang hanya melihat kekesalan Sasa dengan sudut bibir terangkat.

"Sini duduk kalo capek.. ". Ajaknya sambil menepuk-nepuk kursi kosong yang sudah ia tempatkan di sebelahnya.

Sasa tentu saja langsung duduk di kursi tersebut walau dengan langkah yang kesal. Bagaimana tidak, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba drummer enam hari itu mengajaknya memancing di pinggir laut. Sasa bahkan tidak dalam kondisi siap. Ia saat ini hanya mengenakan kemeja panjang yang tidak cukup tabal untuk menangkal angin kencang yang terus datang.

"Mancing itu paling asik kalo malem.. soalnya ikan pada keluar cari makan pas malem..". Jelas Danang melanjutkan kalimat sebelumnya.

Tapi Sasa tidak peduli. Wanita itu hanya melipat kedua tangannya di dada dan menatap laut yang terbingkai langit sore dalam diam.

"Ngga usah ngambek gitu.. gue di suruh Bang Brian.."

Diam. Sasa masih diam karena merasa tidak terlalu perlu menanggapi pernyataan Danang tersebut.

The ConcertWhere stories live. Discover now