38

52 14 0
                                    

Rumor tentang pembubaran proyek konser anniversary enam hari kini mulai merebak dikalangan pegawai EO kantor milik Bella. Kabar tentang keributan antar Jae dan Brian yang terjadi pekan lalu juga rupanya sudah menyebar dan menjadi rahasia umum di lingkungan kantor mereka.

Para pegawai pun mulai bertanya-tanya tentang kebenaran rumor pembubaran tersebut tak terkecuali Bella. Wanita itu terus mencoba mengorek informasi terutama kepada Sasa, sang saksi hidup dari perkelahian antara Jae dan Brian.

"Jadi gimana tuh ceritanya? Lo dari kemaren ngga cerita..". Bujuk Bella yang kini sedang duduk pada meja meeting di ruangan mereka sekarang sementara Sasa hanya duduk diam sambil memainkan ponselnya tidak peduli.

Seperti biasa, di mana ada Sasa disitu pasti ada Septian. Pria berkaos putih lengan panjang itu hanya bersandar pada salah satu kursi dengan kedua tangan terlipat di dada sambil mendengarkan pembicaraan antara Bella dan Sasa dengan seksama.

Sasa kembali memutar kursinya ke arah lain entah yang keberapa kali untuk menghindari Bella. "Udah dibilang gue ngga tau..". Jawab wanita itu ketus.

Sebenarnya bukan ia tidak tau, tapi lebih pada tidak ingin bercerita. Toh permasalahan antara bassist dan gitaris itu sangat pribadi karena menyangkut orang lain, dalam hal ini adalah Fira sebagai mantan kekasih Brian dan tunangan Jae.

"Pasti lo tau.. orang lo balik bareng Brian kan abis itu.. kemane lo?". Desak Bella belum mau menyerah.

Kali ini Septian semakin menebalkan indera pendengarannya. Sejujurnya pria itu juga sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya telah terjadi terutama pada malam dimana Brian menginap di apartemen Sasa. Tapi pria itu tidak cukup berani untuk bertanya secara langsung kepada Sasa.

"Apa sih lo? lo kalo penasaran mending tanya langsung sama yang bersangkutan.."

Septian menelan ludahnya. Kecewa karena Sasa tidak ingin menjawab pertanyaan dari Bella.

"Sore..?". Sapa seseorang dari pintu depan yang langsung menyita atensi dari ketiga manusia di ruangan tersebut.

Di ambang pintu yang kebetulan tidak ditutup tersebut kini berdiri Surya sang pemimpin band enam hari ditemani dengan sosok Danang dan Wirya yang berdiri di belakangnya. 

Kontan saja hal itu langsung mengagetkan Bella, Sasa dan Septian. Mereka buru-buru langsung berjalan untuk mendekati para punggawa band enam hari tersebut.

"Sore.. Surya. Ada apa ya? kok ngga bilang kalo mau ke sini?". Tanya Bella ragu. Entah kenapa wanita itu tiba-tiba merasa deg-degan dan takut jika rumor tentang pembubaran proyek konser enam hari akan menjadi benar adanya dengan kedatangan Surya, Wirya, Danang beserta sang menejer ke kantornya.

Surya lantas megulas senyuman tampan yang menampakan gurat umur di sekitar area matanya. Pria itu sekilas melirik sang manajer yang kebetulan berdiri di sampingnya.

Melihat hal tersebut, Bella yang sadar situasi segera memepersilahkan mereka semua untuk duduk tersebih dahulu. 

"Duduk dulu aja yok.. biar enak ngobrolnya. Silahkan..". Ucap wanita itu sambil mempersilahkan para pria dewasa itu untuk duduk pada kursi yang tersedia di ruangan tersebut.

"Jadi ada apa nih sur, san, nang, wir?". Buka Bella sambil mengabsen satu persatu orang yang kini sudah duduk di hadapannya.

Sebagai pemimpin yang bertanggung jawab atas band enam hari, Surya pun mulai menautkan kedua tangannya tanda bahwa ia siap membuka topik percakapan yang cukup serius. 

"Sebelumnya gue mau minta maaf kepada temen-temen yang ada di sini.. Bella, Sasa, Septian.. Wirya, Danang dan Bang Sandi.. ". Pandangan pria itu tampak mengabsen satu persatu pada orang-orang yang namanya ia sebutkan. 

The ConcertWhere stories live. Discover now