Part 4

7K 597 1
                                    


Enjoy this story<3





Setelah Arvin bercerita, mereka langsung makan malam dengan makanan yang Arkan bawa. Selesai makan mereka kembali ke kamar masing-masing.

Arkan di kamarnya sedang berbaring di kasurnya memikirkan masalah Arvin. Ia sungguh merasa kasihan dengan adik-adiknya. Ia mengambil ponselnya yang di atas nakas untuk mengirimkan pesan kepada seseorang.

Mama❤️

Mama

Iya?

Kapan pulang?

Mama sama papa masih sibuk sayang

Emang gak bisa ya pulang sebentar?

Tunggu aja ya



Arkan menghela nafasnya kasar dan membuang asal ponselnya di kasur. Selalu saja begini. Arkan memutuskan untuk tidur agar pikirannya tenang.



••••••




Keesokan harinya, ketiga adik Arkan berangkat ke sekolah bersama. Sesampai di sekolahan, Arta mengingatkan tentang ucapan Arkan kepada Arvin sebelum berangkat tadi.



Flashback on

"Adek, kalau ada yang jahat jangan dibales ya apalagi main fisik kayak kemarin. Cukup adek diam nanti juga dia capek sendiri. Lagipula nanti dia dapet balesannya sendiri kok. Ya?" Ucap Arkan.

Flashback off



Arsen memasuki ruang kelasnya dan langsung duduk di bangkunya. Ia menelungkupkan Kepala pada lipatan tangannya.


Braak

Gebrakan meja itu membuat Arsen mendongakkan kepalanya dan menatap sang pelaku dengan sinis. Sang pelaku yang tak lain adalah Harsa, sahabatnya hanya menyengir.

"Cabut Kuy!" Ajak Harsa.

"Gak ah." Jawab Arsen lemas.

"Napa lo? Sakit? Ada masalah?" Tanya Harsa beruntun. Arsen hanya menggelengkan kepalanya.

"Kalo gak yaudah Kuy kita bolos!" Seru Harsa menyeret Arsen. Arsen hanya pasrah mengikuti Harsa.




Di rooftoop

Disinilah mereka berada. Duduk di kursi kayu yang sudah usang sembari menikmati sepoian angin.

"Gimana rasanya dimanja orang tua,Sa?" Tanya Arsen tiba-tiba.

Harsa mendengar pertanyaan Arsen mengernyit heran. Sedetik kemudian Harsa langsung menatap Arsen dengan sendu. Ia tau seluk beluk Arsen.

Arsen menyadari Harsa yang menatapnya sendu.

"Yaelah. Jangn kasihan sama gue." Ucap Arsen.

"Ya gue juga gak tahu. Lo kan tahu orang tua gue udah pisah semenjak gue umur 5 tahun." Jawab Harsa dengan pandangan lurus ke depan.

"Kok gue gak pernah ngerasa ya?" Tanya Arsen entah pada siapa.

"Ngerasa apa?"

"Kasih sayang." Arsen tersenyum miris.

"Udahlah. Ngapain malah jadi melow gini sih. Lo gak cocok kayak gini tau gak. Lo cocoknya itu yang melas-melas kayak pengemis pinggir jalan." Ucap Harsa mengalihkan pembicaraan.

"Anjing!" Umpat Arsen.

"Tapi ya Sen. Emang-"

"Heh! Kalian berdua bolos lagi ya!" Terdengar suara dari arah belakang dan disusul dengan jeweran di keduanya.

"Aduh! Aduh! Ampun pak!" Ringis keduanya.

"Kalian saya hukum keliling lapangan 10 kali!" Titah Guru BK.

"Yahh jangan dong pak. Nanti kalo kulit Arsen tambah hitam kasian loh pak. Nanti mutihinnya jadi susah pak." Ucap Harsa.

"Dasar anjing! Goblok! Babi!" Umpat Arsen sambil menggeplak kepala Harsa.

"Aduhh!"

"Cepet keliling lapangan 10 kali sekarang! Atau mau saya tambah lagi." Ucap guru BK.

Keduanya langsung berlari menuju lapangan. Daripada ditambah hukumannya.

Sang guru BK hanya pasrah menghadapi 2 orang tersebut. Sudah dihukum berkali-kali kok gak ada tobat-tobatnya.


































See you in next chapter <3
Don't forget to vote and comment <3<3

Drasananta✓Where stories live. Discover now