Part 20

3.2K 316 5
                                    


Enjoy this story <3














Hari ini Arsen dan Arvin masuk sekolah sedangkan Arta menjaga Arkan. Sebenarnya mereka malas untuk sekolah namun Arta memaksa mereka sekolah.

Sesampainya di sekolah, Arsen langsung menuju ke kelasnya begitu pula dengan Arvin. Arsen memasuki kelasnya lalu duduk di tempat duduknya.

Tiba-tiba Harsa menaruh sebuah undangan di meja Arsen yang membuat Arsen kebingungan.

"Undangan nikahan bokap gue." Ucap Harsa membuat Arsen terkejut.

"Loh kok tiba-tiba?!"

"Gak tau. Gue juga kaget pas tiba-tiba bokap bilang mau nikah." Harsa tersenyum kecut.

"Are you okay?" Tanya Arsen.

"Yes, i'm okay." Ucap Harsa sambil tersenyum.

"Tapi nanti gue gak yakin bisa datang Sa. Kak Arkan di rumah sakit." Ucap Arsen murung.

"Loh?!"

"Tabrak lari."

"Loh terus pelakunya gak ketangkep dong?" Ucap Harsa.

Arsen menggelengkan kepalanya.

"Tapi gue yakin kalau Arvin liat pelakunya tapi gue gak mau tanya-tanya karena pasti dia trauma sama kejadian itu." Ucap Arsen.

"Oh yaudah. Btw keadaan kak Arkan gimana?" Tanya Harsa.

"Koma."

"Sabar ya. Gue yakin kak Arkan past sembuh." Harsa mengelus-elus pundak Arsen.









•••••










Sepulang sekolah Arsen dan Arvin pulang ke rumah untuk ganti baju lalu pergi ke rumah sakit.

Sesampainya di ruangan Arkan, Arsen dan Arvin langsung duduk di sofa. Arta masih sibuk mengelus punggung tangan Arkan.

"Oh iya mas. Bokapnya Harsa mau nikah lagi." Ucap Arsen memecah keheningan.

"Kamu diundang?" Tanya Arta yang membuat Arsen menganggukkan kepalanya.

"Yaudah sana pergi."

"Gak mau pergi sendiri lagipula mau nemenin kakak aja." Ucap Arsen.

"Bang, Harsa kan sahabat kamu. Dia juga sama kayak kita loh nasibnya. Kamu harus hibur dia dong. Dia pasti sedih disana. Kalau gak mau sendiri ajak aja Adek nanti biar Mas yang jaga kakak." Ucap Arta.

"Gak mau. Adek mau jaga kakak aja. Mas aja yang pergi sama Abang." Ucap Arvin.

"Loh dek? Beneran?" Ucap Arta.

"Iya beneran. Adek bakal jaga kakak baik-baik kok. Janji. Boleh ya? Ya? Ya?"

Arta menghela nafas sebentar.

"Okey. Adek jaga kakak ya. Dan Abang pergi sama mas. Acaranya kapan?"

"Besok malam." Jawab Arsen.

Arta hanya menganggukkan kepalanya.

"Kalian udah makan?" Tanya Arta.

Arsen dan Arvin menggeleng.

"Yuk ke kantin. Kita makan di sana. Mas juga belum makan." Ajak Arta.

"Tapi kakak...." Ucap Arvin menggantung.

"Gak apa-apa Adek. Kita cuma makan sebentar kok. Nanti juga ada suster yang meriksa rutin."

Arvin menganggukkan kepalanya pelan.

"Yaudah yuk."

Arta langsung menggandeng kedua adiknya lalu keluar ruangan menuju kantin untuk makan.















Setelah ketiga orang itu keluar, jari Arkan perlahan bergerak dan matanya perlahan terbuka. Tak lama pintu terbuka dan masuklah seorang suster.

Sang suster terkejut melihat Arkan yang mmebuka matanya. Ia langsung memanggil dokter untuk memeriksa Arkan. Dokter pun datang dan memeriksa Arkan.

"Jangan banyak gerak dulu ya." Ucap dokter.

Arkan menganggukkan kepalanya pelan. Tubuhnya terasa kaku sekali.

"Ditinggal gak apa-apa kan?"

Arkan hanya menganggukkan kepalanya.

Dokter dan suster keluar dari ruangan meninggalkan Arkan sendirian.

Arkan melihat sekeliling ruangan. Ah, Arkan ingat. Ia tertabrak mobil sampai berakhir disini.

Namun dimana adik-adiknya. Apa mereka sedang di rumah? Atau sedang pergi? Mengapa mereka tidak disini?

Ah sudahlah. Arkan pusing memikirkan itu. Lebih baik ia tidur kembali. Tubuhnya terasa kalau sekali. Sejak kapan ia tertidur sampai tubuhnya ini kaku?








































See you in next chapter <3
Don't forget to vote and comment <3<3

Drasananta✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang