Part 14

3.3K 346 0
                                    


Enjoy this story<3









"Kakak."

Arta terkejut melihat Arkan di sini. Ditambah Arkan yang mengenakan seragam. Arsen dan Arvin yang memang duduk di samping meja Arta pun mendengar ucapan Arta. Mereka terkejut mendapati sang kakak disini dengan menggunakan seragam bukan baju kasual seperti tadi pagi.

"Kakak ngapain disini? Kenapa kakak pake seragam? Bukannya kakak harusnya masih kuliah? Biasanya ada kelas tambahan kan kak?" Tanya Arta beruntun.

"K-ka-kakak...."

Mendadak Arkan tergugup karena terkejut dengan apa yang terjadi.

"JAWAB KAK!" Bentak Arta membuat seluruh pengunjung cafe menoleh ke arah mereka. Arsen dan Arvin langsung menghampiri Arta dan mengelus lengannya.

Arkan masih diam membisu. Kepalanya menunduk. Ia bingung harus bagaimana menjelaskannya.

Genta yang mendengar suara ribut langsung keluar ingin mengetahui. Ia langsung menghampiri Arkan saat melihat Arkan menunduk dan didepannya terdapat seorang remaja berseragam SMA dengan wajah memerah.

Genta langsung paham kondisi saat netranya tak sengaja melihat badge nama di seragam remaja itu.

"Kalian adiknya Arkan ya?" Tanya Genta. Arta menatap Genta diam dan menatap Arkan kembali.

"Lebih baik selesaikan di rumah ya. Bicarakan baik-baik. Jangan sambil emosi." Saran Genta.

Arta langsung mengambil tasnya dan meminta maaf kepada teman-temannya kemudian keluar cafe dan diikuti Arsen dan Arvin. Arkan yang melihat itu hanya menghela nafas.

"Sana pulang aja. Nanti aku ijinin. Jelasin dulu sama adik-adik kamu." Ucap Genta menepuk pelan pundak Arkan.

Arkan menganggukkan kepalanya. Ia langsung ke belakang berganti baju kemudian menunjukkan parkiran. Di parkiran sudah tidak ada mobil adiknya yang berarti adiknya sudah pulang duluan.

Arkan menghela nafas kasar kemudian masuk mobil dan menjalankannya pulang ke ruang.


•••••

Sesampainya di rumah, Arkan langsung masuk dan melihat ketiga adiknya duduk di ruang tamu menunggunya. Arkan melangkahkan kakinya ke sana dan duduk bersebrangan dengan Arta.

Ketiga adiknya hanya diam membuat Arkan menghela nafas pasrah.

"Maaf." Ucap Arkan.

Mereka diam mendengar ucapan Arkan.

"Maafin kakak udah bohong." Ucap Arkan lagi.

Lagi-lagi mereka diam mendengar perkataan Arkan.

Mereka hanya kecewa dengan apa yang Arkan lakukan. Setelah kebohongan tentang penyakitnya sekarang kebohongan tentang pekerjaannya.

Mereka tak tahu berapa kebohongan yang Arkan sembunyikan dari mereka.



























See you in next chapter<3
Don't forget to vote and comment<3<3

Drasananta✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant