Part 5

6.3K 554 8
                                    


Enjoy this story <3






Arkan selesai kelas jam sebelas. Ia langsung berangkat menuju cafe untuk bekerja. Seperti biasanya ia berganti baju dan langsung menuju dapur.

"Baru pulang Ar?" Tanya Genta.

"Iya bang."

"Nggak capek emang? Kamu gak boleh kecapekan loh Ar. Inget!" Ingat Genta pada Arkan.

"Aku gak capek kok bang. Gak usah lebay ah." Ucap Arkan.

"Bukannya lebay tapi kan kamu-"

"Ini pesanan nomor 8."

Ucapan Genta terpotong oleh seseorang yang menyerahkan menu pesanan.

"Oke. Bang gue buat ini dulu." Ucap Arkan. Genta hanya menatap Arkan dengan pandangan yang sulit diartikan.



Hari mulai petang, Arkan baru saja tiba di rumah jam 6 sore. Ia menaruh makanan yang ia bawa di meja makan.

"Baru pulang kak?" Tanya Arsen dari belakang membuat Arkan terlonjak.

"Ehh anak ayam! Kamu ngagetin kakak tau,bang."

Arsen hanya menyengir.

"Kakak kok pulangnya sore terus padahal berangkatnya selalu pagi?" Tanya Arta yang sudah duduk di kursi entah kapan.

"Kelas tambahan, Mas." Jawab Arkan. Arta hanya menganggukkan kepalanya.

Maafin kakak - Batin Arkan.

"Yaudah yuk kita makan!"

Mereka makan malam dengan tenang.





•••••





Setelah selesai makan malam dan membersihkan piring-piring bekas makan Arkan langsung ke kamarnya. Saat ia akan mandi kepalanya terasa sakit bukan main.

Dengan tertatih-tatih Arkan menuju nakas samping kasur dan membuka lacinya. Arkan mengambil beberapa obat  dan meminumnya tanpa air.

Arkan menyenderkan kepalanya pada pinggiran kasur saat sakit kepalanya mulai mereda. Nafasnya tersengal-sengal. Air matanya merembes keluar.

Setelah dirasa sudah cukup mendingan ia berjalan menuju kamar mandi. Arkan menatap pantulan dirinya di cermin wastafel.

"Sampai kapan akan seperti ini?" Tanya nya lirih entah pada siapa.

Arkan tersenyum miris melihat penampilannya sekarang seperti seorang gembel jalanan.

Setelah selesai mandi, Arkan lekas memakai pakaiannya dan bersandar di kasurnya. Tangannya meraih sebuah foto yang berada di nakasnya.

Tangannya mengusap foto tersebut dan sorot matanya menyendu menyaratkan kesedihan. Air matanya kembali keluar.

Malam itu Arkan menangis seorang diri memeluk foto itu.

Foto berisi empat pemuda tersenyum ke arah kamera.

Maafkan Kakak - Batin Arkan































































See you in next chapter <3
Don't forget to vote and comment <3<3

Drasananta✓Where stories live. Discover now