Part 13

3.4K 366 0
                                    


Enjoy this story<3


Sepulang sekolah Arta ada kerja kelompok di cafe dengan teman sekelasnya. Ia mau tak mau harus membawa serta kedua adiknya. Ia tidak mungkin membiarkan adik-adiknya naik angkutan umum sendiri.

Ia pun langsung berjalan ke parkiran setelah keluar kelas. Terlihat kedua adiknya sudah berada di samping mobil.

"Mas ada kerja kelompok di cafe. Ikut gak apa-apa kan?" Ucap Arta.

"Dimana?"

"Katanya sih Rainblow Cafe." Jawab Arta.

"Tapi nanti kita misah kan?" Tanya Arsen. Arta hanya menganggukkan kepalanya.

"Oke deh. Tapi mas traktir kita ya." Ucap Arsen.

"Iya-iya."

Mereka pun masuk mobil dan langsung menuju ke Rainblow Cafe.


•••••

Sesampainya di cafe, mereka langsung turun dari mobil. Saat akan masuk Arta melihat sesuatu yang janggal. Yaitu mobil yang mirip dengan mobil kakaknya terparkir di sana.

Arta memerhatikan mobil itu dengan seksama. Arsen dan Arvin yang melihat Arta terbengong pun menepuk pundaknya membuat Arta tersentak.

"Lihat apa mas?" Tanya Arvin.

"Gak apa-apa kok."

Arsen dan Arvin mengangguk dan langsung masuk ke dalam cafe.

Mirip doang kali ya. Gak mungkin kakak ada disini. Kakak kan masih kuliah - batin Arta.

Arta menggelengkan kepalanya untuk menepis pikirannya. Ia pun langsung masuk ke dalam cafe menyusul kedua adiknya.

Arta melihat kedua adiknya duduk di samping meja teman kelompoknya. Ia pun langsung menghampiri kedua adiknya.

"Pesen apa aja yang penting makan. Nanti mas yang bayar." Ucap Arta.

Arsen dan Arvin menganggukkan kepalanya mengerti dan langsung memesan makanan.

Setelah melihat kedua adiknya mengangguk, Arta langsung bergabung dengan teman kelompoknya yang sudah disana. Ia pun memesan makanan.



•••••


Arkan sedang membantu Genta memasak pesanan pelanggan.

"Gimana keadaan kamu?" Tanya Genta.

Jujur Genta khawatir dengan kondisi Arkan kemarin saat Arkan masuk rumah sakit. Ia sudah menganggap Arkan seperti adiknya sendiri.

"Ya gitu." Jawab Arkan seadanya.

"Berarti adik-adikmu sudah tau?"

Arkan hanya menghela nafas dan menganggukkan kepalanya.

"Terus-"

"Arkan."

Ucapan Genta terpotong oleh seseorang yang memanggil Arkan. Arkan pun menoleh ke arah si pemanggil.

"Bisa tolong anter makanan ke meja nomor 15? Gue mau ke kamar mandi. Yang lainnya sibuk." Ucap salah satu waiters meminta tolong.

Arkan mengangguk. Ia pun segera mengambil pesanan dan berjalan menuju meja nomor 15.

"Ini pesanannya. Silahkan dinikmati." Ucap Arkan membuat orang yang di meja itu menoleh.

Tubuh Arkan menegang kala melihat salah satu dari mereka.










"Kakak."











































See you in next chapter<3
Don't forget to vote and comment<3<3

Drasananta✓Where stories live. Discover now