Part 16

3.4K 337 0
                                    


Enjoy this story <3














Hari ini adalah hari Minggu yang berarti mereka semua libur termasuk Arkan yang memang tidak ada jadwal kuliah.

Arkan yang sudah menyiapkan sarapan pun langsung membangunkan adik-adiknya. Memang setelah acara nangis bombay kemarin semuanya kembali seperti semula. Mereka memahami alasan Arkan. Ah, Arkan jadi terharu.

Arkan mulai dari kamar si bungsu dulu. Ia pun membuka pintu kamar adiknya dan melihat adiknya masih bergelung dengan selimutnya.

"Adek...bangun yuk. Kita sarapan dulu." Ucap Arkan sambil menggoyangkan tubuh Arvin.

"Nanti kak, adek masih ngantuk." Jawab Arvin. Arkan hanya menggelengkan kepalanya mendengar itu.

"Bangun dulu ya. Nanti kalau habis sarapan tidur lagi." Ucap Arkan mengelus pelan surai adiknya.

Arvin pun mengangguk dan bangun dari tidurnya kemudian berjalan ke kamar mandi.

Arkan langsung keluar menuju kamar adiknya yang lain. Saat keluar ia berpapasan dengan Arta yang juga keluar dari kamarnya.

"Oh udah bangun mas."

"Udah. Kakak mau kemana?"

"Niatnya tadi mau ke kamar kamu tapi kamu udah bangun jadi ya kakak mau ke kamar Abang." Jelas Arkan.

"Gak usah mending kakak langsung turun aja. Biar mas yang bangunin Abang." Ucap Arta langsung berjalan menuju kamar Arsen tanpa menunggu jawaban Arkan.

Arkan menggelengkan kepalanya pelan lalu berbalik turun menuju ruang makan.






•••••





Arta memasuki kamar Arsen dan menemukan adiknya itu masih tidur dengan posisi tengkurap. Ia pun menepuk-nepuk pelan punggung Arsen.

"Bang, bangun yuk."

Arsen tidak bergeming.

"Bang, bangun dulu." Ucap Arsen menggoyangkan badan Arsen dengan agak kasar.

Tapi hasilnya sama saja. Arsen tidak bergeming sama sekali.

Arta menghela nafas sebentar.

Oke, ini hanya satu-satunya cara - batin Arta.

Arta pun langsung berjalan ke kamar mandi dan mengambil air dalam gayung. Arta mendekati Arsen dengan gayung di tangannya dan-

BYUUURR

"HUWAA TOLONG!! ADA TSUNAMI! KAKAK, MAS, ADEK TOLONGIN ABANG ADA TSUNAMI." Teriak Arsen langsung bangun dan berdiri di atas kasur.

Arta hanya memandang datar adiknya itu. Setelah sadar Arsen pun langsung menatap tajam orang yang menyiramnya dan dibalas dengan pelototan.

"Sana mandi sekalian! Abis itu turun ke bawah." Ucap Arsen langsung keluar tanpa memperdulikan gerutuan sang adik.

Arsen pun dengan kesal langsung menuju kamar mandi untuk mandi karena bajunya basah semua.





•••••






"Kenapa sih ribut-ribut?" Tanya Arkan saat sudah melihat Arta duduk di meja makan.

"Si Abang tuh sulit banget dibangunin." Jawab Arta.

Tak lama Arsen pun duduk di meja makan dengan mulut yang masih berkomat-kamit.

"Kenapa sih Abang ini?" Tanya Arvin.

"Tuh gara-gara si mas. Ya masak Abang disiram pake air. Nyebelin banget."

"Ya Abang aja sulit dibangunin kayak orang mati aja." Ucap Arta santai.

"Mas." Peringatan Arkan. Arta hanya mendengus.

"Kasurnya basah dong?" Tanya Arkan. Arsen hanya mengangguk.

"Yaudah nanti di jemur kasurnya, bang." Ucap Arkan.

"Mas aja yang jemur."

"Dih. Itu kasurnya Abang ya bukan kasur mas." Protes Arta.

"Ya kan mas yang bikin basah. Siapa suruh nyiram Abang."

"Ya Abang siapa suruh dibangunin gak bangun-bangun."

"Udah. Mas sama Abang nanti jemur kasurnya. Berdua! Lagian gak mungkin ngangkat sendiri." Ucap Arkan.

"Ih kok gitu?!" Protes keduanya.

"Gak ada bantahan. Kalian berdua harus jemur itu kasur. Di tungguin. Nanti kakak sama adek mau pergi." Tegas Arkan.

"Loh kok?!"

"Kemana?!"

"Jalan-jalan dong. Yuhuuuu." Ucap Arvin menggoda kedua kakaknya.

"Udah. Sekarang makan." Ucap Arkan.

Arta dan Arsen pun memakan sarapannya dengan cemberut.




































See you in next chapter <3
Don't forget to vote and comment <3<3

Drasananta✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن