Part 24

3.1K 317 1
                                    

Enjoy this story <3























Pagi ini Arta dan kedua adiknya sedang sarapan sebelum berangkat sekolah. Semua tampak sepi karena mereka hanya diam dan fokus makan tak seperti biasanya yang selalu ricuh. Ya, ini dikarenakan kepergian si sulung. Mereka tak menangis. Sama sekali tidak. Hanya saja hati mereka yang masih berduka membuat mereka tidak bisa seperti biasanya secara penuh. Mereka sedang belajar bagaimana cara menerima dan merelakan. Dan itu butuh waktu.

Setelah selesai, mereka bersiap-siap hendak pergi ke sekolah.

"Abang, adek sini." Ucap Arta sambil merentangkan tangannya.

Arsen dan Arvin hanya mengerutkan dahinya tanda tak mengerti.

"Sini dong." Ucap Arta masih dengan posisi yang sama.

Arsen dan Arvin saling pandang sebentar lalu mendekat ke arah Arta. Arta langsung memeluk keduanya dengan hangat.

"Yang kuat ya. Kita pasti bisa." Bisik Arta.

Arsen dan Arvin yang mendengar itu langsung membalas pelukan Arta dan kemudian menganggukkan kepalanya.

Mereka melepaskan pelukannya dan saling memandang sembari tersenyum seakan saling menguatkan satu sama lain. Mereka pun berangkat sekolah.
















•••••














Sesampainya di sekolah, mereka langsung masuk ke kelas masing-masing.

Arsen langsung memasuki kelasnya dan mendapati sahabatnya itu sudah duduk di bangkunya. Arsen langsung menuju bangkunya dan duduk.

"Sen." Panggil Harsa.

Arsen menolehkan kepalanya.

"Besok gue mau pindah." Ucap Harsa.

"Hah?! Kenapa?!" Kaget Arsen.

Harsa terdiam sebentar.

"Gue merasa bersalah banget-"

"Kan udah gue bilang kalo lo gak salah. Mas sama adek gue juga gak masalahin itu. Apa karena rasa bersalah lo itu lo mau ngejauhin gue?! Iya?!" Ucap Arsen memburu.

Arsen hanya tidak menyangka Harsa akan seperti itu. Harsa adalah satu-satunya sahabat yang selalu ada untuknya. Dan setelah kehilangan Arkan, apa ia harus kehilangan Harsa juga?

"Bukan gitu Arsen. Please dengerin gue dulu." Mohon Harsa memegang pundak Arsen.

"Gue emang merasa bersalah karena bokap gue adalah penyebab penderitaan kak Arkan bahkan sampai kak Arkan meninggal. Gue merasakan bersalah banget. Tapi gue gak akan ngejauhin lo. Lo satu-satunya sahabat gue Sen. Gue gak akan sebego itu buat ninggalin sahabat yang selama ini selalu ada buat gue." Lanjut Harsa.

"Terus kenapa lo harus pindah Harsa?!"

"Disini gue udah gak punya siapa-siapa lagi. Nenek gue minta gue ke China biar gue ada yang urus." Ucap Harsa.

"A-apa? China?"

Bahu Arsen merosot mendengar itu.

"Maaf banget Arsen. Gue mungkin gak akan selalu ada buat lo lagi. Tapi kita akan jadi sahabat selamanya." Ucap Harsa memeluk Arsen dan Arsen pun membalas pelukan itu.

Mereka melepaskan pelukannya saat dirasa sudah mulai tenang. Dan tak lama setelah itu bel masuk berbunyi pertanda jam pelajaran dimulai.














































See you in next chapter <3
Don't forget to vote and comment <3<3

Drasananta✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat