Part 6

5K 512 2
                                    


Enjoy this story<3





Jika malam itu Arkan sedang kalut entah karena apa. Beda halnya dengan Arta yang sedang sibuk menghisap nikotin di kamarnya. Mungkin Arta terlihat biasa-biasa saja namun percayalah jika keadaan hati pemuda itu tidak baik-baik saja.

Dia sudah 2 bulan ini mengonsumsi barang itu. Tidak ada yang tahu tentang ini karena ia akan menyemprotkan pewangi ruangan saat selesai merokok. Karena itulah Arkan tidak mengetahuinya. Ia hanya sedang muak dengan situasi semacam ini.

Arta bisa saja menceritakan beban pikirannya kepada sang kakak. Namun ia paham betul bahwa sang kakak sudah memikul beban yang berat. Arta tidak ingin menambah beban bagi sang kakak.

"Maaf kak,bang,dek." Ucapnya lirih. Ia merasa bersalah karena telah menyembunyikan ini.

Arta mengambil ponselnya dan mengirim pesan untuk seseorang.

Mama❤️

Ma

Ya sayang?

Bisa pulang sebentar?

Gak bisa sayang. Ada apa?

Gak apa-apa

Arta membanting tubuhnya di kasur dan menghela nafas kasar. Matanya menutup dan tanpa sadar ia tertidur.




















Tanpa membersihkan bekas rokoknya dan menyemprotkan pewangi ruangan.





•••••




Arkan memasuki kamar Arta untuk membangunkannya. Arkan mencium aroma yang tidak seharusnya disini. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari sesuatu.

Itu. Ia menemukan sebungkus rokok,putung rokok dan korek api di nakas samping tempat tidur Arta. Apa mungkin Arta merokok?

"MAS!" Sentak Arkan keras membuat Arta langsung bangun duduk.

Arkan mengambil rokok dan korek api yang di atas nakas dan menunjukkan di depan wajah Arta.

"Ini apa mas?! Kamu ngerokok?!" Tuding Arkan.

Arta yang terdiam sebentar mencerna ucapan sang kakak. Ia baru teringat semalam ia ketiduran tanpa membersihkan bekasnya. Arta hanya menundukkan kepalanya tak berani menatap sang kakak yang kini menatapnya dengan kecewa.

"JAWAB MAS!" Bentak Arkan.

Arsen dan Arvin yang tadinya ingin turun sarapan langsung menuju ke kamar Arta setelah mendengar bentakan Arkan.

"Iya." Jawab Arta lirih.

"Dari kapan?" Tanya Arkan lemas.

"Dua bulan yang lalu." Jawab Arta pelan.

Arkan yang mendengar itu langsung merosot tak percaya. Sedangkan Arsen dan Arvin mematung.

"Kamu kenapa sampe ngerokok mas? Kamu kalau punya beban cerita aja ke kakak. Jangan lampiasin sama hal yang gak baik. Kamu tahukan itu bisa merusak kesehatan kamu. Kamu anggap kakak apa sampe kamu malah ngelampiasin ke rokok?" Racau Arkan. Ia merasa kurang becus menjaga adik-adiknya.

Arta hanya termangu mendengar racauan Arkan. Air matanya sudah keluar sedari tadi.






"Maaf....maafin Mas."
































See you in next chapter <3
Don't forget to vote and comment <3<3

Drasananta✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora