Bab 1 - Bertemu.

25.2K 3.2K 68
                                    


Bertemu: Mulai Bersinggungan Dengan Lingkup Hidup.
*****

Jika tidak lagi ada pilihan, bagaimana harus memutuskan?
Bisakah berkorban sekali lagi menjadi jawaban?
*****

Jakarta, 2021.

Dalam hiruk pikuk keramaian Ibukota, Aruna mengembuskan napas lelah. Berupaya menenangkan diri, dia tahu ini adalah konsekuensi yang diambilnya. Headline berita beberapa hari ini terpampang jelas. Semua berbalik total. Tak ada lagi media yang memujinya sebagai pengusaha muda yang sukses, ataupun Perempuan Kebanggaan Indonesia. Bahkan, namanya sempat menjadi trending dalam sosial media, tentu saja bukan hal membanggakan, karena hampir semuanya adalah cacian. Aruna memang sudah memperhitungkan ini, namun tidak menyangka jika cyber bullying yang dirasakannya akan sangat mengerikan seperti ini.

Media hanya memberitakan apa yang ingin masyarakat ketahui. Meskipun terkadang tak sesuai dengan realita. Aruna sudah yakin dengan pilihannya sendiri ketika dia berhasil membuat ayahnya mendekam dalam penjara. Ayahnya berubah menjadi sosok yang tak lagi Aruna kenal. Kepergian ibunya memang membawa luka besar bagi keluarga mereka. Tetapi, Aruna tidak tahu, kehilangan cinta sang ibu dapat membutakan nurani Ayahnya sendiri.

Sekarang, Aruna sedang mengatasi segala konsekuensi atas pilihan yang di ambilnya. Membuat Toni Barata mendekam dalam penjara, sama saja membuat seluruh bisnis yang di bangun oleh ayahnya itu menjadi hancur. Beruntungnya, Radit--teman bisnisnya, masih berbaik hati padanya, padahal ayahnya sudah menghilangkan nyawa Rudi Maheswara, ayah dari laki-laki itu. Radit bersedia mengakusisi seluruh Perusahan Farmasi milik Barata grup, bersama sahabatnya, Aiden. Jadi Aruna bisa sedikit menghela napas lega, karena para karyawan di sana, tidak akan kehilangan pekerjaan.

Meski begitu, BeeTv stasiun televisi swasta yang juga merupakan bisnis lain yang dimiliki keluarganya, terancam gulung tikar. Hampir setiap program yang tayang selalu mendapat respon buruk, dengan rating yang terus menurun. Maka, Aruna harus memutar otaknya dengan cepat, supaya para pekerja di BeeTv tidak kehilangan pekerjaan. Dia tak peduli bisnis yang di bangun susah payah oleh ayahnya hancur, dia tidak peduli dia harus hidup miskin, tetapi dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri, jika ribuan orang kehilangan pekerjaan karena kesalahan yang dibuat ayahnya. Aruna mengembuskan napas lelah. Pada akhirnya, dialah yang tetap bertanggung jawab, bukan?

Mencoba menghilangkan penat, Aruna membuka gawainya. Membaca berita harian pagi ini. Masih tidak berbeda jauh, citranya yang memburuk, sedangkan seorang bernama Lazarus Begawaning Sejati menjadi sosok favorit dari semua kalangan. CEO Djatie Media Group, sekaligus Presiden Direktur dari Bes TV. Muda, berkharisma, dan pintar membaca peluang. Hal itu yang di gambarkan media, sebab latar belakang pria itu yang ternyata berasal dari keluarga yang biasa saja, menjadi inspirasi kaum milenial. Ironis, sekarang Aruna seolah sampah, sedangkan pria itu adalah berlian berharga mahal. Namun, karena berita-berita itu juga, Aruna bisa memutuskan satu hal. Hanya Lazarus Begawaning Sejati, yang mampu membantunya.

Sudah satu minggu Aruna mengirimkan berkas kepada Lazarus Begawaning Sejati. Sedangkan balasannya baru tiba pagi ini. Sesuai rencana, dia akan bertemu secara privat dengan laki-laki itu. Sedikit aneh, tetapi laki-laki itu tidak membiarkan asisten ataupun sekretaris Aruna mendampinginya. Tidak ada pilihan lain, karena yang terpenting adalah laki-laki itu berminat membeli saham BeeTV. Akuisisi menjadi solusi yang Aruna anggap tepat daripada membuat BeeTV menghilang dan banyak orang akan kehilangan pekerjaan.

"Ibu Aruna? Bapak Jati sudah menunggu anda di ruangannya."

Aruna terkesiap ketika seseorang menghampirinya dengan sigap di lobi gedung Djatie Media Group. Entah perasaannya atau bukan, Aruna bisa melihat beberapa pasang mata menatap sinis ke arahnya. Mungkin, karena dia terkesan tidak tahu malu? Tetapi, jika dia terus-terusan mengurung diri di rumah seperti saat dia kehilangan orang-orang terkasihnya, semua orang akan semakin menyalahkannya karena mengabaikan tanggung jawab besar. Sejujurnya, Aruna benci jika hidup berdasarkan tuntutan orang. Seumur hidup dia seolah berada di dalam cangkang tanpa merasakan kebebasan.

Direct-Love?Where stories live. Discover now