Bab 17 - Aneh.

11.6K 2K 151
                                    


Aneh : Perubahan keadaan yang tiba-tiba, tidak seperti biasanya.
******
Direct-Love?
Bab 17
******


Ada banyak hal yang terjadi dalam hidup Aruna setelah nyawa Ibunya hilang. Perubahan sikap Ayahnya, tatapan berbeda dari keluarga besarnya, juga... orang-orang baru yang masuk dalam hidupnya. Bertahun-tahun berlalu, kehidupan Aruna sedikit terasa baik karena kehadiran seseorang, meskipun orang itu mendapatkan banyak penolakan dari lingkungannya. Namun, karena kegigihannya, Aruna akhirnya memberi dia kesempatan, berusaha melakukan hal yang sama, meski kenyataannya dunia mereka jauh berbeda. Sayangnya, Aruna harus kembali mengingat, bahwa orang-orang akan datang dan pergi dalam hidupnya, termasuk orang itu, --yang mengembuskan napas terakhir dihadapannya sendiri.

Berulang kali merasa nyaman, lantas ditinggalkan, juga menghadapi perubahan sikap dari orang yang dia percaya, membuat Aruna mengantisipasi diri. Aruna tak ingin melibatkan hatinya lagi, luka-lukanya belum sembuh, dan dia tak ingin menghancurkan dirinya lebih dalam daripada yang lalu.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Aruna kembali dihadapkan dengan perubahan sikap orang-orang yang ada disekitarnya. Yang pertama adalah Ayahnya, meski menyangkal, Aruna bisa merasakan tatapan hangat milik Ayahnya dulu kembali, tatapan yang diam-diam Aruna rindukan, seolah Ayahnya mampu memberikan apapun untuknya. Sayangnya, ruang hati yang terbentuk untuk Ayahnya sudah telanjur rusak. Toni Barata adalah cinta pertama sekaligus patah hati pertamanya. Yang kedua, adalah Tantra Barata, Aruna masih ingat betul jika Om-nya itu tidak akan mudah merubah keputusan. Namun tiba-tiba, dalam waktu sesingkat itu, Tantra Barata mengubah keputusannya untuk menyetujui proses akuisisi. Sebuah hal yang awalnya Aruna kira akan mustahil terjadi. Aneh, apa yang membuat Om-nya berubah pikiran secepat itu? Meski Aruna tidak mampu menahan euophoria diri atas keberhasilan RUPS, diam-diam dia penasaran hal ini.

"Hujan deras, saya nggak bawa payung. Kamu mau hubungin orang rumah kamu buat bawakan payung, atau mau terobos aja?"

--Yang terakhir adalah pemilik suara bariton ini, Jati. Sejak pertama kali mengenal pria ini, Aruna selalu dihadapkan dengan berbagai perubahan dari sikap Jati. Pria yang berulang kali membuat penilaian Aruna selalu berubah-ubah. Kadang sangat baik, kadang sangat menyebalkan, kadang pemaksa, juga sikap-sikap yang terasa aneh, sehingga Aruna tak bisa menyimpulkan, apa yang sebenarnya ingin Jati perbuat padanya, seperti saat ini.

Hujan mengguyur deras ketika mereka tengah melakukan perjalanan pulang. Bahkan jarak pandang sangat terbatas. Beruntungnya, mereka bisa sampai di kediaman Barata dengan selamat.

"Terobos aja, pintu utamanya nggak sampai sepuluh langkah kalau jalan."

Kediaman Barata memiliki tata bangunan klasik, meski terlihat sangat megah dan memiliki halaman super luas, ada beberapa kekurangan yang orang-orang tak bisa sadari, salah satunya tidak adanya teras carport yang membuat mereka terlindungi dari hantaman hujan badai yang begitu deras, sehingga mereka tidak perlu berlari menuju pintu utama seperti sekarang.

"Ya sudah, kamu pakai ini, buat melindungi kepala dan tubuh kamu." ucap Jati menyodorkan jas formal milik laki-laki itu.

"Tapi..."

Seperti biasa, Aruna akan menolak, ia tak ingin merepotkan pria disampingnya. Lagi pula, jika basah Aruna tinggal berganti.

"Kamu mau kayak adegan di drama-drama? Saya yang pegang jas ini untuk melingkupi tubuh kita, terus--"

"Iya! Saya ambil." sahut Aruna memutus kalimat Jati yang tiba-tiba membuat kedua pipinya menghangat.

Aruna tahu jika Jati masih menatapnya, sedangkan Aruna sendiri masih menguasai diri agar wajahnya tidak berubah warna. Bisa-bisanya Jati menganggap Aruna ingin melakukan hal menggelikan itu! Tidak mau terperangkap dalam pandangan Jati, Aruna memutuskan untuk keluar dari mobil terlebih dahulu, sebelum menyampirkan jas milik Jati di atas kepalanya.

Direct-Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang