Bab 24 - Luluh.

12.6K 2.1K 250
                                    

Luluh : Pertahanan yang akhirnya runtuh.
*****
Direct-Love?
Bab 24
*****

Jati tidak pernah merasa seputus asa ini sebelumnya. Seberat apapun beban yang ditanggungnya, dengan berani dia mengambil resiko, dan menyelesaikannya dengan baik, meskipun terkadang hasilnya tak sesuai dengan apa yang dia harapkan. Jati selalu memikirkan segala hal dengan matang dan penuh perencanaan. Setiap langkah yang diambilnya, tidak pernah terjadi secara gegabah. Namun ternyata, pengalaman masa lalu tak menjadi banyak pelajaran ketika Jati dihadapkan rasa.

Semenjak Radeva datang dan menceramahinya panjang lebar, Jati menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja. Laki-laki itu sama sekali tidak bisa memikirkan apapun tentang apa langkah yang dia ambil selanjutnya. Jati tidak bisa memungkiri jika memang rasa itu telah ada untuk Aruna. Tetapi, dia tidak bisa mengabaikan Arjuna dan kasusnya yang masih menjadi rahasia.

Jadi, ketika Aruna datang sembari membawa kotak makanan untuknya, Jati bahkan tak sanggup menatap gadis itu. Meski ada keinginan kuat untuk menahan Aruna di sisinya, dan berlama-lama menghabiskan waktu dengannya, Jati masih mampu mengendalikan logikanya, kendati akhirnya dia merasa bersalah dengan Aruna karena Jati bisa melihat binar mata gadis itu yang langsung meredup.

Sepeninggal Aruna, Jati tak melakukan apapun selain menatap kotak makanan yang Aruna berikan di hadapannya. Dari harumnya, Jati tanpa menebak Jati tahu, bahwa di dalamnya pasti berisi ayam balado. Masakan rumah favoritnya. Tidak hanya itu, sepertinya Aruna juga memberikan dessert box juga sebuah apel. Benar-benar makanan sempurna bagi bujang seperti Jati. Jika saja, Jati tidak sebimbang ini, juga permasalahan Arjuna sedikit menemukan titik terang, Jati pasti telah menghabiskan seluruh makanan ini hanya dalam hitungan menit. Sayangnya, perasaan bersalah dan kebingungan yang lebih merajai dirinya, membuatnya sama sekali tidak napsu makan. Bahkan, dia lupa kapan terakhir kali dia merawat diri dengan baik. Mengingat banyaknya bakal rambut yang tumbuh di area kumis dan juga rahangnya.

Jati akhirnya memutuskan kembali berkutat dengan berkas dan proyek baru yang baru saja dia rancang. Sebenarnya, hal itu bisa dilakukannya di hari senin, karena hari minggu adalah hari untuk beristirahat. Tetapi, karena jiwanya yang sedang kacau, dia bahkan meminta Ganendra mencarikan banyak pekerjaan untuknya. Awalnya, Ganendra tentu menolak, karena pria itu telah menyusun schedule Jati selama seminggu ke depan. Namun, karena mengetahui Jati sedang dalam kondisi buruk, akhirnya Ganendra menuruti Jati.

Baru setengah jalan menyelesaikan berkas baru, rupanya perut Jati sedang tidak bisa diajak bekerja sama. Berulang kali berbunyi, meski sebenarnya Jati malas makan. Karena Jati memang tidak mempunyai nasi dan lauk selain yang diberikan Aruna padanya, maka Jati tidak mempunyai pilihan lain, selain memakan makanan pemberian Aruna.

Jati menyendok nasi yang telah bercampur dengan irisan daging penuh bumbu ke dalam mulutnya. Pria itu terkejut ketika mendapati masakan rumah favoritnya terasa sama dengan buatan ibunya. Merasa indera pengecapnya salah, Jati melakukan hal yang sama berulang kali, dan tak ada rasa yang berubah. Enak dan sama persis.

Lagi, perasaan bersalah itu muncul secara menggebu. Mengingat tadi dia tidak memperlakukan Aruna dengan baik. Jati tahu, pasti Aruna kecewa dengannya--maksudnya, setelah terakhir kali mereka bertemu dan menjadi sangat dekat, Jati yakin Aruna menyadari jika mendadak dia memberikan jarak, dan pastilah Aruna tak akan mengerti, kenapa Jati melakukannya.

Menghabiskan semua makanan yang Aruna berikan sampai tuntas, Jati tahu tak seharusnya dia bersikap seperti ini. Meski dia belum bisa menentukan pilihan, setidaknya dia harus memperlakukan Aruna dengan baik. Gadis itu sudah banyak menderita, dan perubahan sikap Jati yang tiba-tiba, pasti akan membuat Aruna terluka.

Direct-Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang