Bab 4 - Sandiwara.

20.8K 2.8K 148
                                    


Sandiwara : Kejadian yang hanya dipertunjukkan untuk mengelabui mata.

*****
Direct-Love?
Bab 4
*****

Jati memperhatikan gerak-gerik Aruna yang ada dihadapannya. Gadis itu tak banyak bicara setelah menyetujui Jati untuk menjadi kekasih pura-puranya. Sejujurnya, hal itu tercetus begitu saja tanpa pemikiran yang matang, setelah tiba-tiba Vania Adriana nyaris melakukan hal gila hanya demi popularitasnya. Sudah menjadi rahasia umum, beberapa artis tenar ibukota pernah melakukan cara kotor hanya untuk menaikan popularitas. Bahkan, ada beberapa yang memiliki image berbeda di balik layar kaca.

Jati pernah bertahun-tahun hidup di luar negeri. Dia adalah laki-laki dewasa. Mudah sekali baginya mengetahui jika ada wanita yang tertarik padanya. Namun, berterimakasihlah pada sang ibu dan kakak perempuannya, karena merekalah Jati tidak pernah menyentuh sembarang wanita, apalagi jika tanpa ikatan. Jadi, ketika Vania tiba-tiba bergelayut manja, dan bahkan mendekatkan wajah, Jati sangat bersyukur, ketika Aruna datang tepat waktu. Pesan yang dia kirim beberapa waktu yang lalu, ternyata sangat berguna. Setidaknya, membangun drama gila bersama Aruna jauh lebih baik, dari pada terjebak dengan wanita asing yang bahkan sama sekali tidak Jati kenal.

Pria itu melirik Aruna sekali lagi. Tak seperti sebelumnya, gadis itu bahkan tak berkomentar banyak, sewaktu Jati menjelaskan beberapa kemungkinan yang membuat laporan keuangan perusahaan gadis itu lumayan kacau.

"Kamu sudah paham?"

Aruna mengangguk. Gadis itu meletakan penanya di dekat pena milik Jati.

"Ada apa? Masih ada yang mengganjal di pikiran kamu?"

Gadis itu hanya melirik Jati sekilas, lantas menggeleng pelan, enggan menjawab. Hal itu membuat Jati berdecak pelan. Jati tahu jika Aruna masih belum sepenuhnya menerima status baru mereka.

"Kamu masih keberatan? Kalau memang ada hati yang harus kamu jaga, saya akan bantu bilang kepada kekasih kamu itu, jika semua ini terjadi untuk kepentingan bisnis."

Entah kenapa Jati merasakan hal ganjil ketika mengatakan hal itu. Setahu Jati, Aruna tidak menjalin hubungan dengan laki-laki manapun setelah Arjuna pergi. Padahal bisa saja informan-nya salah, ataupun gadis itu berhasil menyembunyikan kekasihnya dengan sangat baik.

"Lagi pula, jika kamu memang memiliki kekasih, aneh sekali jika dia membiarkan berita buruk tentang kamu beredar luas."

Aruna mendongak, menatap Jati. "Bagaimana jika kekasih saya bukan seorang yang memiliki power seperti Pak Jati? Bukankah kemunculannya di media tak akan mempengaruhi apapun?"

Diam-diam perkataan Aruna mengingatkan Jati pada sahabatnya. Jati ingat sewaktu pertama kali kembali di Indonesia, yang Jati lakukan adalah mencari buletin lama yang berisi pemberitaan tentang Aruna dan Arjuna. Tidak banyak yang Jati dapat, karena sepertinya beberapa berita dilenyapkan dengan cepat oleh Toni Barata. Padahal, menurut Jati, hal itu sudah menjadi resiko, karena membiarkan Aruna tersorot media sejak Barata Corporate naik daun.

"Setidaknya, keberadaannya bisa terlihat jelas, kan?" ucap Jati mencoba menelisik kebenaran tentang gadis itu.

Masih dengan raut datarnya, Aruna menjawab, "Karena keberadaannya tak nampak, Pak Jati sudah bisa menyimpulkan sendiri, kan? Artinya apa?"

Jati tersenyum miring, "Tentu, karena akan sangat merepotkan jika harus berurusan dengan kekasih orang lain."

Diam-diam Jati menghela napasnya sendiri, merasa apa yang dia lakukan tak sepenuhnya benar. Kata-kata Aruna sebelumnya memang sedikit mengusiknya. Mereka akan melakukan pembohongan publik. Tetapi, Jati melakukan hal itu bukan tanpa tujuan.

Direct-Love?Where stories live. Discover now