Prolog

2.2K 212 21
                                    

This is my third story. I hope you guys will be entertained and can get a good lesson from this story.

•••

KEPADA SIAPAPUN SAYA PERINGATKAN UNTUK TIDAK MENJIPLAK ATAU MEYALIN KARYA SAYA SEDIKIT PUN, KARENA MENULIS TIDAK HANYA SEBATAS MERANGKAI HURUF, TETAPI JUGA TENTANG BAGAIMANA MERANGKAI KATA MENJADI CERITA YANG BERKESAN BAGI PEMBACA DAN ITU BUKANLAH HAL YANG MUDAH. HARGAI KARYA ORANG LAIN DENGAN TIDAK MENGAMBIL APA YANG BUKAN MILIKMU!

•••

"Selain kehilangan ternyata ada hal yang juga terasa menyakitkan yaitu, kerinduan akan kenangan yang takkan pernah terulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selain kehilangan ternyata ada hal yang juga terasa menyakitkan yaitu, kerinduan akan kenangan yang takkan pernah terulang."

—Grizella Rahdian Anggraeni—

•Happy reading•



"Pokoknya harus selalu abadiin momen setiap kali keluar sama Ayah, Ibu, Adek. Supaya ada kenangan, kalau aja nanti Allah manggil salah satu untuk pulang lebih dulu. Aku gak minta itu, aku selalu berdoa Ayah, Ibu, Adek, panjang umur. Tapi aku tahu itu akan ada masanya. Jadi, kalau sampai masa itu datang, aku bisa buka foto dan video ini sebagai obat rindu." Kata-kata itu lah yang terucap dalam batin Griz saat dia sedang mengabadikan momen di dalam mobil keluarganya.

•••

"Kalian ikut Tante ke rumah sakit, ya," ajak Tari mencoba terlihat tenang.

"Sekarang? Emang yang sakit siapa?" tanya Aghi.

Tangan Tari bergerak memegang bahu Griz dan Arghi. "Ayah sama Ibu kalian. Tadi Tante dapet kabar dari Om Bagas kalau Ayah sama Ibu kalian kecelakaan dan sekarang udah di rumah sakit," jawab Tari tak tega.

Griz dan Arghi membeku. Tampak kekhawatiran di wajah mereka. "Ayah sama Ibu baik-baik aja, kan, Tante? Mereka gak kenapa-kenapa, kan?" Pikiran Griz mulai tak karuan. Bayangan hal yang tak dia inginkan pun langsung tergambar di kepalanya.

"Kalian tenang dulu. InsyaAllah Ayah sama Ibu baik-baik aja. Sekarang kita ke rumah sakit."

•••

"Kalian yang kuat, ya, Sayang," ucap Tari. Tangan wanita itu mengusap-usap punggung Griz kuat seperti mencoba memberikan kekuatan. Griz tidak tahu pasti apa maksud ucapan Tari, tetapi pikiran gadis itu langsung tertuju pada Ibunya. Hati Griz mendadak tak tenang dan jantungnya berdebar lebih cepat dari sebelumnya.

"Ada apa, Tante?" tanya Griz.

"Ibu kalian, Griz. Ibu kalian meninggal."

Deg.

GRIZELLA (TERBIT)Where stories live. Discover now