[24] Dari Dhefin

175 69 4
                                    

"Jangan pernah menolak siapa pun dalam hidupmu, karena orang baik memberi kita kebahagiaan dan orang jahat memberi kita pengalaman. Keduanya penting dalam kehidupan."

—Laura Schlessinger

•Happy Reading•



Senin sore, Kanezka menjemput Griz di sekolah dan rencananya sore itu mereka berdua akan ke mall untuk membelikan Arghi kado, karena besok adalah hari ulang tahun Arghi yang ke-10. Sebenarnya Griz tak berencana mengadakan pesta ulang tahun untuk Arghi, tetapi Henry, Davina, dan Kyra memaksa dan ternyata mereka sudah menyiapkan semuanya. Acaranya akan diadakan besok sore. Pasti akan sangat menyenangkan, meskipun besok, hari ulang tahun pertamanya tanpa Yosal dan Resti.

Kanezka dan Griz sampai di rumah sekitar pukul setengah lima sore. Di rumah tak ada orang, karena Davina membawa Arghi ke rumahnya. Kanezka menunggu Griz bersih-bersih dan mereka berangkat sebelum magrib.

Setelah hampir dua puluh lima menit di perjalanan dan sempat mampir mencari mushola untuk salat maghrib akhirnya Kanezka dan Griz sampai di mall. Mereka berdua sudah berada di lantai tiga di bagian baju dan sepatu anak. Mereka berdua pun sibuk memilih kado untuk Arghi. Setelah hampir satu jam mereka memilih sepatu dan tas akhirnya mereka keluar dari mall dengan membawa apa yang mereka beli.

Kanezka dan Griz langsung pulang ke rumah dan ketika mereka sampai, rumah Griz masih tampak sepi, karena tadi Kyra mengabari kalau Henry, Davina, Kyra, dan Arghi masih jalan-jalan. Griz masuk ke dalam rumah dengan Kanezka yang mengekor di belakang.

"Aku nitip kadonya, ya," kata Kanezka.

"Iya, sini," Griz meminta belanjaan mereka yang sejak tadi Kanezka bawa lalu menyimpannya di kamar.

Griz kembali turun menghampiri Kanezka di ruang tamu. Gadis itu berdiri di samping Kanezka yang terlihat diam. "Mau minum apa, Ka?" tanya Griz.

Kanezka yang ternyata melamun tampak terkejut mendengar suara Griz, dia menoleh dan menggelengkan kepala. "Engga, nanti aja."

Griz mengangguk kemudian duduk di samping Kanezka sambil menunggu Arghi pulang. Kanezka kembali terdiam membuat Griz penasaran ada apa dengan laki-laki itu, karena aneh saja melihat Kanezka mendadak diam. "Ka, kamu kenapa?"

Suara Griz menyadarkan lamunan Kanezka.

"Ehm, engga. Gak pa-pa."

Griz menatap Kanezka dengan sorot mata tak percaya. "Bohong banget. Ada apa, sih?" tanya Griz lagi.

Kanezka menatap Griz yang senantiasa menatapnya. Laki-laki itu menarik napas panjang lalu membuangnya perlahan. "Ada sesuatu buat kamu," kata Kanezka memberitahu.

Mata Griz langsung berbinar mendengarnya, Griz berpikir Kanezka membelikan dia sesuatu. Kalau hanya ingin memberikannya hadiah, kenapa terlihat banyak berpikir dan terlihat ragu? —pikir Griz.

Kanezka mengambil tas kuliahnya yang tadi dia tinggal di rumah Griz. Perlahan Kanezka membuka resleting tasnya untuk mengeluarkan sesuatu yang akan dia berikan kepada Griz. Griz menunggu sambil menebak-nebak apa yang ingin Kanezka berikan kepadanya.

Sebuah kotak hitam dengan hiasan pita oren Kanezka keluarkan dari dalam tasnya. Tanpa Griz sadari bibirnya menyunggingkan senyum tipis kala melihat kotak berukuran sedang itu. Griz dibuat tersentuh melihat Kanezka repot-repot menggunakan kotak hitam lengkap dengan pita berwarna oren, yang merupakan warna favoritnya.

Griz dibuat tersentuh melihat Kanezka repot-repot menggunakan kotak hitam lengkap dengan pita berwarna oren, yang merupakan warna favoritnya Kanezka menatap kotak hitam itu sebentar, lalu menatap Griz. "Buat kamu," ucap Kanezka sambil menyodorkan kotak itu untuk Griz.

GRIZELLA (TERBIT)Where stories live. Discover now