[20] Weekend

205 85 12
                                    

"Ada banyak orang baik di sekitarku, tetapi terkadang aku masih merasa kesepian. Sebenarnya apa yang salah?"

—Grizella Rahdian Anggraeni—

•Happy Reading•



Sepasang kaki Griz berlari kecil menuju gerbang rumah. Seulas senyum dia berikan kepada seseorang yang sudah menunggunya. Tangan Griz mendorong gerbang yang lebih tinggi dari dirinya itu agar terbuka lebih lebar. "Ayo, masuk," ajak Griz. Kanezka mengangguk lalu membawa motornya masuk ke halaman rumah Griz. Tak lupa Griz menutup kembali gerbang rumah lalu menyusul Kanezka.

"Arghi mana?" tanya Kanezka.

"Yey! Kak Kanezka ke sini," sahut seseorang yang Kanezka cari.

Kanezka menghampiri anak berusia sembilan tahun itu. Diusap lembut puncak kepala Arghi. "Ni, buat kamu," kata Kanezka sambil memberikan sesuatu yang terbungkus paper bag berukuran kecil.

"Apa ini?" tanya Arghi terlihat sangat penasaran.

"Buka dong," suruh Kanezka.

Arghi membawa tas kecil itu ke sofa ruang tamu.

"Itu apa?" tanya Griz yang ikut penasaran. Tak menjawab pertanyaan Griz, Kanezka justru berjalan menghampiri Arghi. Griz pun mengikuti keduanya.

Dengan tidak sabar Arghi mengeluarkan sesuatu yang ada di dalam paper bag. "Wah! Jam tangan," ucap Arghi girang. Arghi mengeluarkan jam tangan berwarna biru itu dari tempatnya. "Terima kasih, Kak Kanezka!" kata Arghi yang terlihat sangat senang

"Itu yang beliin Om Henry," kata Kanezka memberitahu. "Suka, kan?"

Kepala Arghi mengangguk. "Suka. Warnanya biru," jawabnya. "Aku ke kamar dulu, mau bilang terima kasih sama Om Henry." Sepasang kaki Arghi berlari menaiki tangga menuju kamarnya meninggalkan Kanezka dan Griz di ruang tamu.

"Nanti sampein terima kasih, ke Om Henry, ya," kata Griz pada Kanezka.

"Iya."

Griz mendaratkan pantatnya di samping Kanezka. Beberapa detik manik mata cokelat gadis itu menatap Kanezka. "Kamu gak bosen ke sini terus?" tanya Griz.

Kanezka langsung menoleh. Laki-laki itu mengerutkan keningnya, karena pertanyaan Griz. "Kok tanyanya gitu? Kamu gak suka aku ke sini?"

"Bukan gitu. Maksud aku tu—."

"Apa?" potong Kanezka

"Gak, gak pa-pa. Mau minum apa?" tanya Griz mengalihkan pembicaraan.

Kanezka menyipitkan matanya. "Jangan-jangan kamu yang bosen ngelihat aku ke sini terus. Iya?"

"Engga."

"Terus kenapa tanya kayak gitu?"

Griz bergerak, sedikit mencondongkan posisi duduknya ke arah Kanezka. "Gak pa-pa. Tanya aja. Kita hampir setiap hari ketemu terus juga weekend juga kamu pasti ke sini. Emang gak bosen gitu ketemu aku terus?"

"Gak ada kata bosen kalau sama kamu. Weekend emang buat istirahat, ngelepas pusing habis seminggu full kuliah. Dan ketemu kamu itu pilihan terbaik buat nikmatin weekend."

"Dasar tukang gombal," ucap Griz yang kemudian berdiri lalu melangkah menuju dapur untuk membuatkan Kanezka minum. Kanezka menatap punggung Griz dengan sulas senyum.

•••

"Jangan sampe hari ini mood gue beran—."

"Fin?" panggil seseorang yang terdengar dari balik pintu kamar Dhefin.

GRIZELLA (TERBIT)Where stories live. Discover now