[17] Amarah Griz

264 108 3
                                    

"Bukan bermaksud sombong dan berpikir akan bisa hidup sendiri. Namun, hanya ingin meninggalkan apa yang sekiranya justru membuatku tak nyaman."

—Grizella Rahdian Anggraeni—

•Happy reading•



Suasana hangat begitu terasa di meja yang ada di paling ujung sebuah restoran. Meja siapa lagi kalau bukan Henry beserta keluarga. Sesuai pesan yang dikirim Kyra tadi, malam itu Griz dan Arghi ikut makan malam bersama keluarga Prabeswara.

"Semoga Griz sama Kyra bisa keterima di kampus yang sama," ucap Henry menanggapi keinginan dua gadis cantik di sana.

"Aamiin!" sahut semuanya.

"Oh iya, Griz. Kalau semisal Kanezka malah gangguin kamu dan kebanyakan ngajak kamu main, bilang aja sama Tante," kata Davina sambil melirik Kanezka dan Kanezka ikut melirik Davina. Ibu dan anak itu terlihat seperti kucing dan tikus.

Griz menyengir. "Iya, Tante."

"Kak Kanezka engga gangguin Kakak, kok. Malah kalau ke rumah Kak Kanezka sering bantuin Arghi ngerjain PR," sahut Arghi yang selalu berada di pihak Kanezka.

"Nah, tu. Dengerin apa kata Arghi," kata Kanezka begitu senang, karena Arghi ada di pihaknya.

"Kamu disogok apa, Ghi, sama Kak Kanezka?" tanya Henry penasaran, meskipun dia tahu tidak disogok juga pasti Arghi akan tetap ada di pihak Kanezka, karena mereka berdua memang selalu berada di satu tim.

"Anak kecil gak pernah bohong. Ya kan, Ghi?" ucap Kanezka menaikkan alisnya pada Arghi.

"Iya," jawab Arghi.

Kanezka tersenyum menang dan mengajak Arghi untuk tos. "Tos dulu kita!" Arghi memajukan tangannya yang lebih kecil dari tangan Kanezka dan mereka melakukan tos.

"Susah kalau udah satu tim," sahut Kyra.

•••

"Di mana?" tanya Dhefin pada seseorang di seberang telepon.

"Tempat biasa. Ini anak-anak di sini juga."

"Oke. Otw."

Tut ... tut ...

Dhefin mengambil jaket lalu keluar dari rumahnya yang sepi. Laki-laki itu pergi menuju tempat dia dan teman-temannya biasa nongkrong. Di perjalanan tiba-tiba Dhefin teringat apa yang disampaikan Farel di sekolah siang tadi.

Flashback on—

"Gue punya kabar baik. Ini khusus buat lo Fin," kata Farel yang baru saja kembali. Saat itu mereka berada di rooftop. Ya, mereka bolos, tetapi kelas mereka memang sedang tidak ada guru.

Dhefin mengangkat alisnya bertanya. "Apaan?"

"Ternyata Griz sama anak kuliahan itu gak pacaran. Mereka cuma pura-pura buat manas-manasin lo aja," ucap Farel begitu semangat, berharap Dhefin akan senang mendengarnya.

"Serius lo?" tanya Dika memastikan.

"Iya. Gue denger sendiri dari Griz."

Namun sepertinya itu bukan lagi kabar yang menyenangkan untuk Dhefin, karena Dhefin terlihat biasa aja. Dan itu jelas membuat teman-temannya heran. "Kok muka lo gitu sih, Fin? Harusnya lo seneng." kata Farel.

"Biarin aja. Mau beneran, mau pura-pura terserah mereka," kata Dhefin terlihat tak peduli.

Teman-teman Dhefin saling melempar pandangan merasa seperti ada sesuatu dengan Dhefin. "Lo kenapa?" tanya Rian pada Dhefin.

GRIZELLA (TERBIT)Onde histórias criam vida. Descubra agora