[32] Kabar Gembira Untuk Ayah dan Ibu

167 65 0
                                    

"Bersyukurlah atas apa yang kamu miliki. Bekerja keras untuk apa yang tidak kamu miliki."

—Anonim—

•Happy Reading•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•Happy Reading•



Mesikpun masih tak mudah untuk menjalani hari-harinya ternyata Griz bisa bertahan sampai di detik ini. Dua bulan sudah berlalu, yang mana dua bulan lalu Griz menjadi salah satu siswa eligibe di sekolahnya dan bisa mendaftar SNMPTN. Hampir satu bulan menunggu dari setelah Griz memenuhi segala persyaratan untuk mendaftarakan ke perguruan tinggi, akhirnya hari yang dinanti-nantikan tiba. Pengumuman SNMPTN.

Setelah tadi di sekolah melaksanakan ujian praktik Griz pulang di jam seperti biasa. Tanpa mengganti pakaian terlebih dahulu Griz langsung membuka laptopnya di ruang tamu.

"Hari ini, ya?" tanya Arghi datang dari arah dapur. Griz menoleh dan mengangguk semangat. "Ayo, dibuka. Aku juga mau lihat. Pasti Kakak lulus," ucap Arghi tak sabar. Anak itu sudah duduk di samping Griz.

"Kakak deg-degan, Ghi," kata Griz.

"Bismillah," ucap Arghi.

Griz membuka laman yang menjadi tempat pengumuman SNMPTN. Jantung Griz berdebar kencang, telapak tangannya pun basah, karena gugup. Griz sebenarnya takut untuk melihat hasilnya, namun dia juga penasaran. Griz sudah mengklik menu login dan mengisikan identitasnya, tetapi dia masih ragu untuk membuka pengumuman yang sebenarnya sudah bisa dilihat sejak pukul tiga sore tadi.

"Aduh, takut, Ghi."

"Aku aja, deh, yang pencet," ucap Arghi.

"Tapi Kakak tutup mata, ya."

"Ish, jangan. Gak pa-pa lihat aja. Arghi yakin Kakak lulus," yakin Arghi.

Griz menarik napas panjang lalu membuangnya perlahan, siap tak siap dia harus siap melihat hasilnya. Akankah dia mendapatkan warna biru atau merah Griz sudah pasrah, karena memang kalau mendaftar melalui jalur SNMPTN tidak bisa berharap lebih.

"Aku buka, ya," kata Arghi sudah siap. Griz menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangan.

Klik!

Griz menutup rapat-rapat kedua matanya. Dia tak berani melihat hasilnya yang sudah terpampang jelas di layar laptopnya.

"Pasti gak keterima, kan?" tanya Griz putus asa. Arghi yang sudah tahu apa hasilnya menatap Griz yang masih menutup mata. Tangan anak itu mengusap lengan Griz dan itu membuat Griz tahu bahwa memang sepertinya dia tidak lulus SNMPTN.

"Udah ketebak, sih, kalau gak keterima. Emang gak boleh terlalu berharap," kata Griz memelas.

"Kakak gak mau lihat?" tanya Arghi.

GRIZELLA (TERBIT)Where stories live. Discover now