[26] Apa Gue Sakit, Ya?

185 71 5
                                    

"Mengatakan kuat padahal rapuh. Mengatakan mampu padahal ingin menyerah. Maaf, sudah menyiksa diri sendiri."

—Grizella Rahdian Anggraeni—

—Grizella Rahdian Anggraeni—

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

•Happy Reading•



Tangan kanan Griz terus bergerak menuangkan tinta hitam ke sebuah buku diary yang ada di depannya. Setiap huruf dia jajarkan sehingga tercipta sebuah kata. Sampai datanglah seseorang di kelas yang dengan sengaja mengejutkan Griz.

"OI!"

Buku diary yang tadinya terbuka langsung tertutup rapat sehingga menampakkan sampul berwarna oren. Kepala Griz menoleh dan sedikit mendongak untuk menatap siapa yang menjahilinya. Tertangkap diretina Griz kalau si pelaku adalah Vianda.

"Apa, Vi?"

Vianda menarik kursi yang berada di samping Griz. Gadis dengan rambut dikuncir kuda itu mendaratkan pantatnya di sana. Tidak ada orang lain selain mereka berdua di dalam kelas, karena saat itu adalah jam istirahat. Beberapa detik Vianda menatap Griz membuat Griz mengangkat alisnya bertanya. "Lo kenapa?"

"Lo yang kenapa? Seharian lo banyak diem." keluh Vianda. Gadis itu merasa sepi, karena memang seharian Griz lebih banyak diam.

"Gak pa-pa. Emang kenapa?" tanya Griz balik.

"Bohong banget," sanggah Vianda. "Lo kalau ada apa-apa cerita aja ke gue, Griz. Biar gue ada gunanya jadi temen lo," kata Vianda memelas, karena dia merasa kalau akhir-akhir ini Griz memang lebih sering menutupi sesuatu darinya.

Griz justru memberikan senyum simpul kepada Vianda. "Lo selalu berguna buat gue, Vi," kata Griz.

"Berguna apa? Lo sekarang jarang mau berbagi masalah sama gue, padahal gue selalu cerewet dan pasti ngasih tahu lo apa masalah gue," ujar Vianda dengan bibirnya yang manyun.

"Gue kalau udah gak kuat pasti cerita ke lo, kan? Gue gak mau dikit-dikit ngadu ke lo, karena gue tahu lo juga pasti punya masalah sendiri dan gue gak mau buat isi kepala lo makin penuh. Selagi gue masih mampu, gue bakal selesaiin sendiri," jelas Griz.

Vianda menatap Griz kemudian tiba-tiba Vianda menarik tangan kiri Griz membuat Griz sedikit terkejut. Diangkat tangan kiri Griz di tengah-tengah mereka. "Ini yang lo maksud lo bakal selesaiin sendiri?" tanya Vianda.

Griz mengikuti arah pandangan Vianda yang tertuju pada tangan kirinya. Di sana terdapat banyak bekas luka yang sudah mengering dan ada satu luka yang masih ditutup dengan plaster. Griz menarik tangannya, dia berusaha menutupi bekas-bekas luka itu dengan tangan kanannya.

"Selama ini gue selalu notice setiap kali ada luka di tangan lo. Awalnya gue pikir mungkin lo kena pisau pas masak, tapi makin ke sini gue baru sadar kalau itu bukan lagi kena pisau, itu luka emang dibuat. Iya, kan?"

GRIZELLA (TERBIT)Onde histórias criam vida. Descubra agora