2

57.7K 7.1K 377
                                    

Tak lama ada dua orang pria datang membawa dua nampan yang berisi bakso dan es teh, mereka juga ikut bergabung dengan Ara.

Ara sih sebenarnya senang-senang saja, lumayanlah kakak kelas.

"Galang nanti sepulang sekolah anterin aku ke toko buku ya?" kata gadis yang katanya pemeran utama itu, Salsa.

"iya" jawab Galang sambil mengelus rambut Salsa lembut.

"kaya lagi ngelus anjing" celetuk Ara tiba-tiba membuat semua orang yang ada di meja menatapnya.

Ara jadi kelepasankan, habisnya sok uwu-uwuan di depan orang jomblo. Jiwa julidnya menjadi meronta-ronta.

"lo kalau ngomong jangan sembarangan" ucap pria yang tadi datang membawa makanan.

"tapi lo juga ngomong sembarangan"

"kapan gue ngomong sembarangan?"

"nah itu!"

Hening.

Tak

"lo kalau ngomong ngeselin ya, mending lo diem kaya yang kemarin-kemarin" ucap Rendra setelah menyentil dahi Ara.

"kak Rendra kasihan itu Ara kepalanya jangan dipukul" Salsa mencoba mencegah perkelahian yang tak terjadi.

"dia pantes dapat itu kok sayang" Galang menatap sinis ke arah Ara.

"yang lo panggil sayang itu siapa? Kok mata lo ngeliat ke gue?" Ara bukannya kepedean, ia sadar kok atas tatapan sinis dari Galang tapi kenapa pas ngomong sayang harus lihat kearahnya? Arakan jadi senang.

"pede" ejek Galang.

Mereka mulai memakan makanannya masing-masing dengan mata yang terkadang melirik satu sama lain.

LIRIKAN MATAMU MENARIK HATI..

HOBAAAAH

Canda elah.

"Kris nanti sepulang sekolah main kuy!" ajak Ara setelah menghabiskan makanannya.

"kok gue nggak diajak?" rajuk Aurel karena namanya tidak dipanggil.

"kemana?" tanya Kris mengabaikan Aurel.

"ke mall"

"ngapain?"

"cari cogan" ajak Ara sambil tersenyum smirk dengan mengedipkan sebelah matanya.

"GAS!" Kris menggaguki ajakan Ara.

"cogan itu apa ra?" tanya Salsa tak tau. Entah dia tau ke tak tau, akupun tak tau.

"cowok ganteng, masa kaya gitu aja nggak tau" sinis Aurel.

Salsa menundukkan kepalanya kikuk "Salsa nggak tau, lagian emangnya baik ya kalau cewek yang nyari-nyari cowok?"

"lebih baik mana sama yang suka nyari masalah?" tanya balik Ara yang dihadiahi pelototan oleh Galang. Yang hadiahnya album betees ada?.

"Salsa itu nanya baik-baik gak usah sok sinis lo, lagian lo paling cuma mau mbututi gue sama Salsa kan? Gue tegasin sekali lagi stop ngrecokin hubungan gue sama Salsa atau gue bales lo dua kali lipat"

"nah ini yang gue tunggu, dengerin Ara ya Galang! Gue nggak bakal ngrecokin hubungan lo dan nggak pernah sekalipun gue bermaksut buruk sama lo. Seharusnya lo sadar kenapa juga gue harus ngerebut lo dari si Salsa padahal di samping gue ada bang Rendra yang jauh lebih ganteng dan baik dari lo, gue masih punya logika jadi stop nuduh gue yang enggak-enggak oke. Abang gue tetep yang nomer dua" kata Ara lalu memeluk pinggang Rendra dan menaruh kepalanya di dada bidang kakaknya. Ara tau dibalik sikap jahat kakaknya, Rendra masih menganggap Ara sebagai adiknya.

"temen gue tuh Kris" ucap Aurel pelan pada Kris.

"temen gue juga"

"yang pertama siapa?" tanya Rendra menunduk memperhatikan tokek yang menempel padanya.

"Ayah Ara" jawab Ara mendongak sambil memperlihatkan senyum tulus namun matanya tersirat sebuah kesedihan.

Rendra mengelus rambut Ara sayang. Sedangkan Galang sedang menatap Ara tak percaya, jantung Galang tengah berdenyut merdu entah karena apa. Galang tak pernah melihat Ara yang bersifat manja dan berani seperti tadi, biasanya Ara akan diam tak membalas ucapan Galang. Lagi pula sejak kapan Rendra dan Ara sedekat itu? Apa lagi Ara menolaknya dengan menjadikan Rendra sebagai alasan. Tunggu menolaknya? Jelas-jelas Galang-lah yang menolak Ara.

Jangan lupakan Salsa yang mengenggam erat tangannya menahan diri untuk tidak melempar kursi ke arah Ara.

***

Sesuai rencana, Ara dan Kris pergi ke mall sepulang sekolah untuk menyenangkan diri.

"tuh udah rame aja padahal belum dimulai" tunjuk Ara menggunakan dagu ke arah panggung yang ada di lantai dua.

"buruan kita cari tempat" ajak Kris.

Sebuah panggung sederhana yang tak terlalu tinggi, hanya ada lima kursi dan dua meja di samping panggung. Para penonton semuanya duduk lesehan dilantai.

"TUNGGUIN Aurel!"

"lama lo!" bentak Ara.

Ya Ara mengajak Aurel karena Aurel merengek ingin ikut, tapi tidak dengan makhluk dibelakang Aurel. Rendra, lelaki itu juga ikut tanpa diajak oleh Ara. Oh jangan lupakan 2 orang pemeran utama kita di belakang Rendra.

"kan lo tadi yang nyuruh gue buat ngambil cemilan"

"heheh iya lupa, mana cemilannya"

"nih"

Aurel menyerahkan dua kantong plastik berukuran sedang pada Ara. Mereka lalu bergegas mencari tempat yang nyaman di depan panggung.

Di samping kiri Ara ada Rendra lalu di samping kanan ada Kris.

Transmigrasi Antagonis (Ara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang