30.

17.4K 2.2K 59
                                    

WAJIB VOTE.
__________________

FOLLOW AKUN AUTHOR ITU SUNNAH YANG SANGAT DIANJURKAN.
_________________________________

Kilasan kembali, sebelum sang jiwa murni kembali kedalam tubuhnya. Di hari yang sama setelah Ara pulang dari sekolah palsunya alias sekolah Zidan, ia memutuskan untuk melakukan saran dari Zidan. Ia akan mencoba berinteraksi dengan sosok yang mengganggunya.

Di malam yang kelam dengan tetesan air langit yang mulai membasahi bumi, angin dinginpun tak henti-hentinya berhembus hingga menerbangkan gorden kesana kemari. Ada seorang anak adam yang tengah duduk bersila dengan satu lilin yang menyala di depannya, ada boneka bulat warna merah muda juga disana.

Orang itu menutup matanya untuk berkonsentrasi, bahkan angin yang menerbangkan rambutnya tak pernah ia hiraukan. Perlahan dahinya mulai mengerut membuat kedua alisnya saling bedekatan, bulu kuduknya berdiri memberi sensasi merinding di seluruh tubuhnya.

Tak!.

Dia membuka mata,melihatkan tatapan tajam yang sangat menakutkan.

"kenapa kaya jadi orang mau ngepet gini si gue" kata Ara sambil melihat boneka babi yang ia taruh di depannya.

Ia beranjak untuk menekan saklar lampu hingga kamarnya terlihat terang "ini juga, siapa yang buka cendela" Ara menutup cendela dan menarik gorden untuk menutupi kaca.

Ia mengikat rambutnya dengan asal dan kembali duduk di tempatnya semula "heh babi, lo cariin gue duit yang banyak sono dari pada nangring disini planga plongo, mumpung nih lilin masih nyala gue jagain dah" Ara mengambil boneka babi gembul miliknya, menaruhnya di depan mukanya yang sama-sama gembul "heh lo kan babi sesama makhluk astral, lo panggilin mbak-mbak yang suka nguntit gue itu dong bilang aja mau gue kasih tiket undian berhadiah" Ara masih saja menatap mata boneka itu dalam-dalam, siapa tau saja jika mata boneka itu tiba-tiba bergerak jadi Ara bisa mengetahuinya.

"bi, apa jangan-jangan mbak-mbak yang ngutit gue tuh si Ara yang asli? Setau gue sih gitu, gue pernah gak sengaja natap mata dia. Dia mirip sama tubuh yang gue tempatin."

"apa dia marah gue pakek tubuh dia? Tapi kan gue juga gak tau tiba-tiba gue udah nyasar disini"

"jadi dia tuh susah-susah gampang bi. Nih ya, dia itu hidupnya terlalu banyak drama azab. Main disini digampar, disana disiram, main yang jauh malah disayat bingung gue bi. Tapi gara-gara dia gue jadi bisa koleksi cogan" Ara meletakkan boneka itu dipangkuannya, kini tatapannya beralih pada lilin yang masih menyala dengan beberapa tetesan lilin yang jatuh ke bawah.

Ia terus saja menatap lilin tanpa berkedip, lelehan demi lelehan telah ia saksikan hingga lilin tu telah memendek 10cm dari lantai "Nisa kengen rumah".

"Ara kalau lo mau balik ke tubuh lo ya balik aja, gue sendiri juga mau balik ke habitat gue. Tapi gue gak tau caranya"

"nih lo nggak lihat tangan lo jadi kaya mumi gara-gara si Salsa emang lo gak marah? Lo serius gak mau balik nih? Heh gue bukan indigo jadi gue gak tau lo disini apa enggak"

"btw si Galang sama si Salsa makin lengket tuh kemana-mana barengan mulu sama buntutnya termasuk abang lo yang onoh"

Ara merasakan pundaknya yang mulai memberat dan pandangannya menjadi kabur seketika, kepalanya berdenyut hingga ia merasakan seperti ada benda yang memukul bagian belakang tubuhnya dengan sangat kuat. Saat itu juga matanya terpejam lalu badanya jatuh kesamping karena kesadarannya menghilang.

Lilin yang masih menyala menjadi saksi biksu semua kejadian di malam ini, lilin yang terbakar api itu terus saja meleleh tanpa henti hingga sumbunya termakan habis oleh api. Hanya tersisa sisa-sisa lilin yang berceceran.

Jari-jari lentik itu perlahan bergerak. Kedua mata yang terpejam itu telah terbuka sempurna. Ia telah bangun dari pingsannya.

Ara mengangkat tubuhnya hingga ia terduduk kembali seperti posisi sebelum ia pingsan, ia mengamati sekitar hingga pandangannya jatuh pada boneka babi gembul yang ada di dekat kakinya "goblok, boneka disuruh ngepet".

Ara mengenggam boneka tersebut ditangannya "yang nyuruh lo ngepet tadi Nisa bukan gue" Ara melempar bonekanya ke belakang tanpa peduli dimana boneka itu akan mendarat.

Jangan bingung, kini raga dan juga jiwa sudah menyatu seperti sedia kala. Ara telah kembali ke dalam raganya dengan menyingkirkan jiwa tersesat yang sudah beberapa bulan ini hinggap di badannya.

____

Kriet.

Bunyi pintu terbuka itu terdengar di penjuru rumah yang saat ini tengah kosong dengan beberapa lampu menyala untuk menerangi tempat tersebut. Dia melangkahkan kaki untuk memasuki rumahnya lalu menutup pintu dan juga menguncinya dengan rapat.

Ia behenti sebentar, menatap penjuru ruangan kosong yang ada di depannya. Hening. Itulah kondisi rumahnya saat ini.

"ian,nyalakan tv" ucapnya pada alat kecerdasan buatan.

Pats.

Tv yang berada di ruangan keluarga itu pun menyala menampilkan sebuah film anime yang mengisahkan seorang manusia lentur yang menjadi kapten bajak laut. Suara TV menggema di seluruh penjuru rumah.

Bukanya pergi ke ruang keluarga untuk menonton TV, pria itu malah pergi ke arah dapur. Ia membuka tudung saji yang berada di meja makan, di sana sudah ada beberapa macam lauk yang siap disantap. Terlihat dari asap tipis yang ada di udara, itu pertanda bahwa makanan itu masih cukup hangat.

Pria itu mengambil piring, sendok, dan nasi lalu ia bawa ke meja makan. Ia menatap kosong ke arah lauk yang nampak menggiurkan.

"lo harus makan ga" ucapnya pada diri sendiri.

Gaga mengambil lauk pauk itu dan diletakkannya di piring yang sudah terisi nasi.

"masakan bi ningsih gak pernah gagal" ucap Gaga setelah menelan satu sendok makanan yang ada dipiringnya.

Senyumnya merekah indah,binar matanya begitu menyilaukan mata dengan pipi yang terlihat gembul yang tampak menggemaskan. Tidak, itu salah. Yang benar itu begini, bibir yang terangkat ke atas dengan sorot mata yang tampak berkabut serta pipi yang diangkat dengan paksa bak seorang badut yang ingin menghibur dirinya sendiri. Siapapun pasti akan merasa tidak nyaman saat melihatnya.

Tapi tenang saja, tidak akan ada orang yang melihat ekspresi menyedihkan dari muka Gaga. Karena dirumah ini hanya ada dia dan dia. Hanya Gaga. Seorang diri di dalam rumah yang besar. Cuma dia.

____

Kini sang antagonis kesayangan kita tengah duduk di meja rias sambil menyisir rambutnya yang berantakan. "kaya gembel" ucap Ara yang melihat dirinya begitu acak-acakan dengan muka yang terlihat kotor dimatanya, bisa Ara tebak bahwa tubuhnya ini pasti belum mandi.

"mistis, aneh. Kenapa tubuh gue bisa diambil alih sama tu bocah. Apa iya gue di guna-guna? Tapikan musuh gue nggak banyak,nggak mungkin lah ya."

Ara behenti menyisir rambutnya lalu memejamkan mata dan membukanya kembali "firasat gue bilang. Dia bakal balik ke tubuh gue".

"jiwa cupu, lo tenang aja. Gue bakal beresin masalah gue sebelum lo balik lagi".

Karena ini adalah tubuh Ara yang asli, maka ia bisa tau apa saja yang telah tubuh ini lakukan selagi ia tidak ada. Ingatan tentang Nisa yang merasuki tubuhnya, apa saja yang ia lakukan ia tahu. Karena memang itu miliknya dari awal.













________________________________

Hey, jangan lupa buat vote pencet tombol bintang ya kawanku.

PELIT KUBURANNYA SEMPIT. MAMPUS!.

Yang belum follow akun author kuy follow dong.

Jangan lupa sama rutinitas buat spam comen ya cantik.




Transmigrasi Antagonis (Ara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang