7

47.4K 6.3K 102
                                    

"SAYANG"

Sontak orang yang merasa dipanggil itu pun menoleh, gak papa kalau memang bukan dia yang dipanggil yang pentingkan ia merasa.

"kamu ngapain ada di sini?" nada lembut itu keluar dari mulut Aurel.

Ara mengeryit bingung "siapa lagi ini?" kata Ara di dalam hati tentunya.

Jika dilihat dari sragamnya ia bukanlah siswa dari sekolah ini karena celana yang pria itu pakai bermotif kotak-kotak berwarna merah jelas berbeda sekali dengan sragam sekolah Ara yang bewarna abu-abu.

"mau ketemu kamu" pria itu tersenyum hingga membuat kaum hawa yang melihatnya terkagum karena mata pria itu membentuk bulan sabit. Manis.

Pria itu tidak datang sendiri, ada tiga orang lagi yang berpakain sama dengannya berdiri di belakang pria itu.

Tanpa permisi mereka langsung bergabung dengan Ara dan kawan-kawan.

"kok bisa masuk ke sekolah aku?"

Aurel tentu saja senang karena bertemu dengan sang pujaan hati, pria itu mau datang kesekolahnya bahkan bolos sekolah untuk menemui Aurel.

Ara dan Kris saling pandang.

"ppfft"

Mereka berdua sontak langsung menutup mulutnya supaya tawanya tidak terlepas.

Ara mendekatkan diri ke Kris lalu berbisik "pawangnya dateng" langsung saja Kris mengangguk setuju. Pantas saja Aurel bertingkah kalem dengan memasang muka sok imut setelah mendengar panggilan 'sayang' tadi.

"ya bisa aja, kangen sama kamu soalnya."

"oh iya kenalin ini temen aku yang mukanya kusut itu Ara terus yang di sebelahnya itu Kris." Aurel mencoba untuk mempromosikan temannya siapa tau laku.

"gue Satria dan di samping gue ini Bregas, Dion dan di samping Ara itu Zidan."

Ara langsung menoleh ke samping dan tatapannya bertemu dengan tatapan datar Zidan, Ara tersenyum kaku lalu membuang muka menghadap pasangan yang tengah berpelukan di depan umum tanpa tau malu.

"lo ke sini ada keperluan apa bangsat?" tanya Ara yang mulai curiga.

Mereka semua melototkan matanya tak percaya ke arah Ara sedangkan yang tengah di tatap tidak memberi respon apa pun selain muka datarnya. Ara yang jengah tidak kunjur mendapankan jawabanpun berkata "gue tanya sama lo bangsat"

"lo nggak usah maki cowok gue anjir" Aurel melemparkan sedotan ke arah Ara.

Ara memejamkan matanya karena terkena cipratan air yang terbawa oleh sedotan itu, memperlihatkan bulu mata hitam lentik yang mampu menambah kesan cantik di mata pelihat.

Ara membuka matanya dan langsung saja menatap tajam ke arah Aurel "gue tadi nanya baik-baik nggak ada unsur makian ogeb."

"nih dengerin lagi, lo kesini ada keperluan apa bang Satria?"

Suasana tegang itu teralihkan dengan tawa ringan karena sudah paham akan maksut dari ucapan Ara.

"ketemu pacar gue"

"masaa" Ara menggunakan nada mengejek dengan muka yang seakan-akan menantang lawan bicaranya supaya berkata jujur.

"terserah" Satria memutar bola matanya malas, ia lebih memilih menatap sang pacar dari pada makhluk menyebalkan di depannya itu.

Kris menyenggol pelan bahu Ara "muka lo biasa aja, nggak usah nyebelin kaya gitu".

Kalau begitu mereka pasti dari SMA 1 Garuda, musuh dari geng Galang yang saling memendam rasa benci satu sama lain.

Ara menoleh menatap pria yang duduk di sampingnya.

Dan Zidan adalah orang yang paling dibenci oleh Galang karena berusaha untuk merebut Salsa darinya. Ya, Zidan memang menyukai Salsa jauh sebelum Salsa mengenal Galang hanya saja Galang lah yang berhasil mengambil hati Salsa terlebih dahulu.

Jika mereka ada di sini apa akan terjadi perkelahian nantinya?.

Haruskah Ara membeli cemilan dulu wkwkwk lumayan ada tontonan gratis.

Ara terseyum tanpa sadar dan tentunya itu tak luput dari pandangan Zidan yang tengah menatap balik Ara.

Seperti sebuah penyakit, senyuman Ara menular pada Zidan. Zidan mendekatkan wajahnya ke Ara lalu meniup pelan ke arah bola mata gadis itu.

Ara mengerjap pelan, ia telah sadar dari lamunannya dan menemukan wajah Zidan berada tepat di depannya hingga Ara merasakan hembusan nafas hangat milik Zidan yang menerpa wajahnya.

"ganteng tapi sayang sukanya sama si Salsa"

"sayang banget" Ara bergumam namun dapat didengar oleh Zidan karena posisi mereka yang dekat.

Zidan tersenyum semakin lebar setelah mendengar gumaman Ara, ia menjauhkan wajahnya lalu mengacak rambut Ara gemas.

Ara mendengus kesal, rambutnya menjadi berantakan karena ulah satu makhluk itu.

"ra, yang digosipin dari tadi itu lo bukan sih?" tanya Dion penasaran, pasalnya saat mereka berjalan menuju kantin banyak orang yang menyebut-nyebut nama Ara.

"kalau mereka gosip tentang gue yang cantik, baik, dan lucu berarti iya" jawab Ara enteng sambil menata rambutnya kembali.

"bukan, mereka bilang kalau lo hamil"

Ara menatap Dion dan "iya gue hamil, kan elo bapaknya masa lo lupa kita per- hhhmmm"

Mulut Ara  ditutup dengan tangan besar Zidan hingga membuat Ara tertarik mundur sampai bersandar di dada bidang Zidan.

"kalau ngomong jangan sembarangan"

Ara mengangguk kaku sambil menatap mata Zidan yang tengah memasang wajah datar dengan aura dingin yang terpancar.

"nah karena ini nih semua orang pada salah faham sama Ara, mulutnya suka bicara ngawur." kata Aurel sambil mengejek ke arah Ara.

"oh pantes aja, gue kaget banget sih sebenarnya soalnya Ara mana bisa bercanda kaya gitu." ucap Bregas yang hampir saja percaya akan ucapan Ara.

"ya kan, lo yang baru ketemu sama dia aja keget apa lagi gue yang dari tadi sama tu bocah" Kris menimpali perkataan Bregas.

"jantung gue kaya mau copot, bisa mampus digebukin sama jidat" Dion mengelus dada bidang namun rata miliknya.

Ara menatap Zidan sinis yang hanya ditanggapi Zidan dengan mengangkat sebelah alis. Ara geram karena tangan Zidan yang masih saja membekap mulut dan hidungnya hingga Ara merasa pengap. Ara menepuk tangan Zidan kesal dengan memberi kode lewat matanya untuk segera menyingkirkan tangan itu dari wajah Ara.

Zidan yang pahampun menjauhkan tangannya dari wajah mungil Ara.

"jidat siapa?" tanya Ara dengan tubuh yang masih bersandar di dada Zidan.

"noh" Dion menunjuk Zidan menggunakan dagu.

"apa hubungannya sama Zidan?"

****




______

Hay hay hay.

Makin banyak tokoh baru yang muncul ya! Wkwkwkwkwk.

Sengaja biar si Ara pusing.

Jangan lupa vote, comet dan follow akun author.

Makasih ya buat kalian yang udah comen, jujur aku mau bales coment kalian tapi bingung harus bales apa-mengsedih.


BTW JIDAN SAMA ZIDAN BEDA YA.

Transmigrasi Antagonis (Ara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang