4

53K 6.8K 376
                                    

Ara pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong. Sudah pikirian kosong, hati kosong, jangan sampai perut ikutan kosong.

Ara melihat kedua temannya tengah duduk anteng di kursi dengan makanan yang sudah tersaji di meja. Karena malas mengantri bolehlah membegal teman sendiri.

Ara duduk di samping Aurel tanpa permisi ia langsung merampas jus jeruk yang menganggur di meja dan meminumnya hingga setengah.

"hampir aja lo gue tabok ra" kata Aurel yang dikagetkan oleh keberadaan Ara.

Ara dengan santai mencomot batagor milik Aurel dengan alaminya supaya sang pemilik tidak menyadari adanya pencuri.

"jangan dong, kalau lo nabok gue entar kulit muka gue merah kalau udah merah guekan jadi tambah imut kalau udah imut banyak yang naksir kan gue jadi bingung mau pilih yang mana niat hati pengen milih semuanya tapi apa daya diriku ini adalah makhluk yang setia."

"rasa peraya diri lo itu dateng dari mana sebenarnya? Apa kebanyakan bergaul sama Aurel otak lo jadi agak konslet?" tanya Kris bingung dengan tingkah Ara baru-baru ini.

"atau sebenernya lo cuma nyari pelarian dari masalah lo?" Kris berkata serius sambil menatap manik mata Ara. Kalau boleh jujur sekarang Kris menghawatirkan keadaan Ara, karena kalau dilihat dari kejadian kemarin Kris merasa asing dengan Ara.

Kris khawatir kalau temannya itu sedang stres akan kehidupan yang terlalu keras pada Ara.

"masalah gue apa?" tanya Ara yang kembali mencomot batagor milik Aurel. Emang suka culametan nih bocah.

"ya gue nggak tau pastinya gimana, lo nggak pernah cerita ke kita"

"ceritain yang lo tau aja siapa taukan gue mau curhat gitu"

Percayalah jika Ara sedang memperpanjang topik pembicaraan hanya untuk menghabiskan batagor Aurel. Karena aslinya Ara sudah tau akan masalah yang menantinya di depan,maka dari itu makhluk culametan memilih untuk menjalankan aksinya.

"gue tau lo bukan orang jahat karena setiap orang yang lo bully selalu nyenggol lo duluan, lo pernah ribut sama Salsa sampe Salsa masuk rumah sakit. Lo juga pernah dateng ke sekolah dengan muka lebam, mood lo setiap hari ancur hingga gue harus jadi pelawak dadakan karena lo." ujar Aurel sekalian meluapkan isi hati yang sudah mengganjal dari dulu.

"tapi lo sekarang lebih ceria dari pada dulu, gue harap masalah lo udah selesai atau takutnya lo jadi gila" tak tau apa maksud dari perkataan Kris, ia sebenarnya mau menyemangati atau mengatai.

Ara mengangguk-anggukan kepala sambil menghabiskan jus jeruk Aurel.

"gue seneng kalian mau peduli sama Ara"

"untuk sekarang Ara gak papa, selagi ada kalian Ara gak papa"

"karena kalian Ara masih bisa ketawa, Ara nggak pernah liat Aurel sebagai pelawaknya Ara. Aurel itu sahabat Ara"

"sorry, gue dulu pasti sering banget ngrepotin kalian. Gue berterima kasih sama kalian karena mau temenan sama gue, gue sadar gue sering kasar ke lo pada. Gue tuh ibarat api yang nyala di atas lilin"

"terus kalian adalah orang yang selalu berkeliling,kalau api gue padam gue nggak akan tau gimana nasip kalian kedepannya."

Aurel dan Kris tersentuh akan barisan kata yang Ara katakan.




...




"BABI NGEPET DONG!!" teriak Aurel saat menyadari maksut dari ucapan Ara.

Ara sudah tertawa terpingkal-pingkal melihat raut muka terharu milik Aurel dan Kris yang berubah menjadi kesal.

"Kris! Seret ni anak ke RSJ gila kali ni anak!"

"sumpah ngeselin lo ra, gue jarang-jarang nih bisa terharu kaya gitu. Dosa lo DOSA" maki Kris yang kesal akan tingkah kekanak-kanakan Ara.

"komuk kalian sumpah bikin ngakak! Hahaa"

"bagus ngakak lo sono sampe mampus, udah ngerjain gue makanan gue juga lo embat sampe tandas terus gue mau lo suruh makan apa?"

Aurel baru menyadari bahwa batagor dan jus jeruk miliknya sudah hilang, pantas saja sedari tadi Aurel bertanya-tanya seperti ada hal yang aneh tapi apa?.


"oh bentar bentar gue nyalain lilin dulu!" Ara merogoh semua kantong yang ada di sragamnya.



"ARA!"



***

Ara tengah berdiri di gerbang depan sekolah, bel pertanda pulang sudah berbunyi 20 menit yang lalu.

Lalu kenapa Ara tidak langsung pulang melainkan malah berdiri di gerbang sendirian?.




Biasalah....




Buaya betina.


Ara mencekal tangan seorang pria yang berjalan di depannya,sontak pria itu berhenti dan menatap penuh tanya ke arah Ara.

"oh maaf gue kira lo temen gue"

"eh ternyata lo itu jodoh gue" Ara tengah tersenyum malu-malu anjing.

Pria itu terkekeh dan menghadap Ara sepenuhnya.

"ngapain?"

"lagi nyari calon pacar"

"buat lo jadiin pelarian?"

"nggak, lagian mau lari dari siapa? Orang yang ngejar aja ada di depan gue sekarang"

"oh iya, kan elo yang ngejar si Galang. Gimana? Udah pensiun?"

"dikira gue lansia apa! Gue tuh mengundurkan diri menjauh dari segala jenis perbuatan keji yang nantinya bakal mencelakai diri sendiri." Ara menepuk dadanya merasa bangga akan kata-kata rohani yang keluar dari mulutnya.

Pemuda itu terkekeh, jujur ia menganggap perkataan Ara hanya sebagai candaan.

Tunggu! Sejak kapan Ara bisa bercanda?.

"lo nggak pulang?"

"kan lagi nungguin kakak"

Terlihat puncuk telinga pria itu memerah, ia mengalihkan pandangan ke arah lain supaya Ara tak bisa melihat raut wajahnya sekarang.

"lo kenal sama gue?" pria itu kembali menatap Ara setelah menghilangkan rasa senangnya.

Ara menggeleng "kenalin Ara Chrysanthemum kelas sebelas IPA 1"

Ara mengulurkan tangan yang langsung disambut oleh pemuda itu.

"Bagas, adek kelas lo"




***


Oh iya mau tanya

Ini ceritanya seru nggak sih?
Feel nya dapet nggak?

Jangan lupa vote,coment and shere.

Transmigrasi Antagonis (Ara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang