18.Eagle 2.

34.3K 4.7K 286
                                    


"ngapain malah berdiri di sin......i" Satria juga ikut terdiam melihat ruangan yang begitu berantakan, ia lupa bahwa tadi malam mereka begadang untuk menonton pertandingan bola dan belum sempat untuk membersihkannya.

"iih kalian jorok banget sih dan itu celananya siapa ngedampar di sofa?" tanya Aurel sambil menunjuk celana yang tersampir di atas sofa.

Satria buru buru menghampiri celana itu lalu ia sembunyikan di balik punggungnya "i-itu punya si Dion iya punya Dion" Satria meruntuki dirinya sendiri karena begitu ceroboh menaruh celana di situ.

Ara berjalan ke depan sambil melihat ke sekeliling yang begitu berantakan padahal setau Ara kemarin tidak ada berita adanya angin topan tapi tempat ini seperti? Haaah sungguh menjengkelkan.

Ara mengambil selimut kuning yang menutupi sebagian TV lalu menyampirkannya di tangan kiri, ia juga mengambil bantal sofa yang berada tak jauh dari kakinya.

"ra lo ngapain?" tanya Aurel yang mewakili Zidan dan Satria.

"mata gue risih kalau liat yang berantakan kaya gini jadi gue bersihin"

"gak usah, biar dibersihin sama anak anak nanti" Zidan tak ingin Ara kelelahan karena harus membersihkan kekacauan yang dibuat oleh anggotanya.

"berasa punya anak gue, kalaupun gitu kenapa nggak dibersihin dari tadi? Mending lo pada bantuin gue bersihin ni kandang ayam" Ara mengambil bantal sofa yang lain.

"maksudnya anak Eagle ra, tunggu biar gue panggil si ayam" ucap Satria lalu pergi ke lantai satu setelah melemparkan celana itu kedalam sebuah ruangan yang terlihat seperti kamar secara asal.

"itu tadi salah satu aibnya bang Satria bukan sih?" batin Ara.

Ara teringat bahwa dirinya tengah menggunakan sragam sekolah yang pastinya nanti akan kotor dan lagi ia sedang memaki rok yang membuat gerakannya tidak bisa leluasa "Aurel lo bawa celana nggak?"

"enggak, buat apa emang?"

"nggak leluasa gue kalau pakai rok, eemm lo pinjemin gue celana si satria gimana?"

"enggak! Lo pakai punya gue!" Zidan menarik tangan Ara menuju kamar pribadi pria itu, Zidan tidak terima jika Ara memakai barang milik pria lain pokoknya tidak boleh.

Padahal Ara tidak ada maksud lain dan kalau bukan karena terpaksa Ara sendiri juga tidak mau, ia lebih memilih membeli baju baru saja dari pada harus memakai baju yang pastinya tidak pas ditubuhnya.

"weeh weeh bang itu temen gue mau diapain!"

Zidan membuka lemari pakaian yang menampilkan beberapa kemeja, kaos, dan jaket kemudian ia juga membuka lemari di sebelah yang menampilkan celana panjang "lo ambil apa yang lo suka terus lo ganti baju di toilet sana" Zidan menujuk pintu toilet yang berada di dalam kamar menggunakan dagu.

"tapi zi.."

"buruan"

"ck iya iya bawel banget jadi laki"

Ara mengambil pakain Zidan secara acak lalu membawanya ke dalam toilet untuk berganti pakaian.

Tak perlu membutuhkan waktu yang lama kini Ara sudah keluar dari toilet mengenakan kaos berwarna maroon dan celana panjang berwarna cream, ia menggulung lengan kaos sampai di bawah siku begitu juga dengan celana yang ia pakai digulung sampai mata kaki karena terlalu panjang.

Pandangan Zidan jatuh pada gadis kecil yang tengah mengenakan baju yang kebesaran bahkan senyum pria itu kini telah terbit, gadis itu terlihat sangat imut saat mengenakan baju miliknya. Zidan merasa ada yang tengah menggelitiki perutnya namun rasa itu seakan memabukkan hingga ia ingin terus menerus merasakan sensasi aneh itu.

Transmigrasi Antagonis (Ara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang