23.

20.1K 2.5K 142
                                    

Mereka bertiga tengah tertidur pulas hingga suara alarm dari hp berbunyi nyaring sampai membangunkan Ara dari tidurnya, sekarang pukul 04.25. Ara mengambil posisi duduk untuk mengumpulkan kesadaran.

"rel, kris. Bangun" Ara menggoyangkan kedua tamannya.

"emm, jam berapa?" tanya Aurel dengan separuh kesadaraan

"setengah lima buru bangun" jawab Ara sambil memukul kecil punggung Aurel supaya dia lekas bangun dari tidurnya.

"masih pagi ini ra, gue mau bangun siang" jawab Kris sambil melempar bantal yang tidak digunakan ke arah Ara yang tengah duduk dikasur sambil melompat kecil yang menyebabkan kasur itu bergetar dan mengganggu kegiatan tidur Kris.

"bangun dulu kawan, pilih sholat sendiri atau gue sholatin?" Ara melempar balik bantal itu pada Kris.

"oh iya ya sholat, gue belum sholat" Aurel segera beranjak dari kasur kebanggaannya menuju ke kamar mandi.

Ara melirik ke arah Kris yang sudah membuka kedua matanya "gue lagi libur" ucap Kris lalu melanjutkan tidurnya lagi.

___

Di dedaunan yang tertempel embun pagi, rumput rumput yang basah membuat hawa disekeliling menjadi dingin, bau manis dari pepohonan dan udara yang bersih membuat hati tenang dan nyaman secara bersamaan.

"daerah sini rame juga ya ternyata kalau lagi hari libur" ucap Ara sambil berjalan pagi menikmati suasana sekitarnya.

"daerah perumahan gue emang rame, beda dari yang lainkan? Di depan gerbang perumahan sana juga ada banyak pedagang soalnya pada gak dibolehin masuk" jawab Aurel dengan melakukan sedikit pemanasan kecil pada bagian tangannya.

"gue pindah kesini aja kali ya rel"

"nanti gue bantu buat bopong rumah lo kesini"

"hehehe nggak usah ya makasi"

Tak. Tak. Tak.

Suara hentakan dari sebuah benda itu mengalihkan perhatian dua gadis yang tengah asik bercengkrama itu,  dengan kecepatan sedang seorang pria dengan skateboard hitamnya melewati 2 gadis itu begitu saja.

Pandangan Aurel dan Ara sedari tadi tak lepas dari sosok pria itu "lo buru pindah kesini ra, biar kita bisa berburu cogan bersama" kata Aurel yang terus menatap punggung pria itu.

Tanpa aba-aba Ara belari meninggalkan Aurel begitu saja untuk mengejar sosok pria yang menggunakan skateboard tadi.

"Araaa sabar raaa, pakai strategiii"

--

Bug. Tak. Tak.

Hap.

Ara berhasil menggapai ujung hodie warna putih yang dikenakan pria berpapan seluncur hingga membuat pria itu tercekik karena ulah kurang ajarnya, pria itu membalikkan tubuhnya dengan kesal.

"Gaga,mau beli gulali?" ajak Ara dengan senyum tanpa dosa.

Dan disinilah mereka berdua berada, di depan gerbang perumahan lebih tepatnya di depan lapak seorang bapak bapak yang tengah berjualan gulali. Bapak itu hanya menjual gulali dengan satu jenis rasa namun ia memiliki banyak bentuk cetakkan untuk gulalinya, ada yang menyerupai uang koin, sayur-sayuran seperti jagung dan cabai,buah-buahan seperti jeruk dan sejenisnya, dan ada juga yang berbentuk seperti tikus.

"bagus baguskan ga bentuknya, kamu mau yang mana?"

Gaga mengamati setiap cetakan yang sengaja ditaruh di depan "yang itu".

"bang cetakin yang itu dua sama yang ini dua" kata Ara sambil menunjuk cetakan yang berada di sebelah kanan dan tengah.

"si embak mentang mentang pacaran maunya yang dua dua aja" kata pak gulali.

"emang bapak mau jadi yang ketiga? Kalau mau nanti saya beliin gulali!"

Saat mendengar itu, Gaga mendekatkan tubuhnya pada Ara lalu menatap penjual kaki lima itu dengan tidak rela "hahahaa gara gara embak saya ditatap kaya gitu sama masnya, saya itu jualan gulali masa ditawari gulali".

Ara mengelus lengan Gaga "astaga aku cuma bercanda ga,jangan panik gitu abangnya jadi takut"

"emangnya muka aku serem?"

"siapa yang ngatain adek aku serem ha? Berani-beraninya dia!"

Gaga mengadukan kepalanya dengan kepala Ara, berani-beraninya bocah satu ini menganggapnya sebagai seorang adek,nggak tau diri. Begitu mungkin yang tengah difikirkan oleh Gaga.

"nih mbak nggak usah manyun saya kasih permen ni" ucap sang pedanggang gulali.

"gratis ni pak?" tanya Ara sambil menerima permen berbentuk daun buah anggur dan kelinci.

"ooo ya jelas bayar mbak"

Gaga mengeluarkan uang dari saku hodienya untuk diberikan pada bapak penjual itu, Gaga langsung menggiring Ara pergi dari hadapan lapak gulali karena sudah ada yang mengantri dibelakangnya.


___

Maaf ya aku jarang up.
Jangan lupa vote kawan.
Spam next disini.

Transmigrasi Antagonis (Ara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang