39

4.7K 459 0
                                    

Di dalam maskas Eagle, orang-orang tengah menyiapkan diri mereka masing-masing. Sarung tangan,masker,topi,jaket dan juga tongkat.

"Kalau gak bisa gak usah dipaksain, gue gak butuh mental bencong kalau mau pulang silahkan pulang sekarang" kata Zidan sambil membersihkan tongkat perang miliknya.

Para anggota yang mendengar itu terdiam.

"Ini tentang urusan pribadi gue,gue gak mau ngajak lo semua buat nanggung resiko" lanjutnya.

"Halah gak usah sok melankolis, gak cocok" kata Bregas yang telah selesai dengan persiapannya.

"Lagian gue juga udah gedek sama mereka" ucap Kenzo.

"Selagi kita bener ngapain takut" ucap Gio.

"Gue sih terharu ternyata lo bisa perhatian juga" ucap Dion setelah memakai masker miliknya.

"Wibawa gue jadi ketua ilangkan jadinya" keluh Zidan "gak usah banyak bacot, kita berangkat".

___

Kondisi Ara sudah membaik, tak ada gunanya ia berlama-lama di dalam rumah sakit. Dengan bantuan para sepupunya ia pulang ke rumah dengan nyaman tanpa harus menenteng tas karena itu sudah ia serahkan pada para sepupu.

Seharusnya ada 3 orang lagi di rumah ini. Ibu,tante dan paman. Tak ada yang mau memberitahunya saat ia bertanya dimana mereka.

Mikaila,Novi dan Anjani kekeh ingin menemani Ara tidur di kamar, bukan Ara namanya kalau tidak bisa bersilat lidah.

Kini ia sedang duduk di balkon menikmati semilir angin dingin yang membawa bau musim semi. Pikirannya melayang untuk sejenak.

"Gue beneran balik ke sini lagi ternyata"

Ia memandang bunga crisan yang ia tanam di balkon kamar miliknya. Bunga itu bermekaran cantik hingga lebah pun tertarik.

Ara berjalan mendekati pagar balkon "emm tinggi" Ara langsung melemparkan tubuhnya ke bawah tanpa ragu sedikitpun.

Setelah mendarat dengan mendapat goresan di lengan kirinya ia berjalan keluar dari rumah menggunakan pintu samping.

Ia berjalan kemanapun tanpa mau memikirkan tujuannya. Ia sibuk memperhatikan kendaraan dan orang yang berlalu lalang.

Ia berjalan hingga pelosok yang baru pertama kali ia lewati,suasana angker di sekitar tak ia hiraukan. Hingga ia melihat keramaian yang terlihat sangat ricuh.

Ah,Ara mengenal mereka. Eagle dan Hazard sedang tauran.

Ia menuju ke sebuah bangku kosong yang nampak berkarat. Ia duduk bersandar sambil memperhatikan orang-orang yang sedang bertengkar.

"Apa mereka gak capek? Gue aja yang cuma duduk capek" kata Ara, tapi ini bukan tentang duduk atau berdiri.

"Gue udah ngerubah karakter Ara 100% beda sama karya aslinya"

"Gue pecicilan,punya gebetan banyak, bahkan gue udah muter banyak plot cerita"

"Ara crisanthemum mahendra"

"Apa aja yang gak bisa lo lakuin tapi gue bisa?"

Ara memperhatikan mereka yang saling menyakiti satu sama lain.

"Gue gak bisa bikin mereka akur ra, lo sendiri juga tau masalah Galang sama Zidan gak segampang itu"

Geng Eagle dan Hazard terus bertarung padahal mereka semua sudah babak belur, mereka seakan tak mau mundur dari tauran karena gengsi akan kata kalah.

"Itu bukan masalah yang bisa orang asing masuki seenak jidat"

Kubu Hazard dan Eagle terlihat memberi aba-aba untuk mundur, mereka tidak sebruntal yang tadi.

Transmigrasi Antagonis (Ara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang