21.Negri dongeng

26.9K 3.4K 178
                                    


  Ara dan Kris tengah bermain di rumah Aurel, rencananya sih mereka mau menginap di sana berhubung besok adalah tanggal merah. Kegiatan meraka disana yaitu makan, minum, tidur dan..

..membuka salon dadakan.

Kali ini mereka tengah melayani seorang pelanggan yang dari tadi tidak bisa diam, ada saja tingkahnya yang membuat riasannya belepotan kemana-mana.

"gak, jangan pake yang kaya gituan!"

"biar cantik!"

"gue pastiin lo bakal jadi artis papan atas kalau pake ini"

"gue jamin semua cowok bakal jatuh hati sama lo termasuk kepala sekolah!"

"TAPI RISIH"

"bacot!"

Ara tengah menggambar sebuah alis klimis namun manis di atas wajah seseorang yang tengah menjadi bonekanya, sedangkan Aurel ia tengah menata rambut hitam yang panjang itu dengan sangat rapi.

"lo ada warna lipstik yang lain gak rel? Yang ini warnanya norak semua" setelah selesai menggambar alis,Ara berencana memakaikan lipstik pada mainannya namun semua lipstik yang ada di genggamannya memiliki warna yang terlalu cerah.

"emm..ada kayaknya, coba lo cari di meja belajar gue" Aurel tengah mengepang sebagian kecil dari bagian rambut hitam itu.

"bisa-bisanya ya lo naruh lipstik di meja belajar"

"gue pake buat ngelukis soalnya"

Menggunakan lipstik untuk melukis itu adalah masalahnya si Aurel, Ara tidak mau ikut campur.

Ara mengobrak-abik meja belajar Aurel untuk mencari lipstik.

Tring.. Guk guk guk guk... Aiyaiya..

"assalamualaikum, yang punya hp lagi sibuk kalau lo ada urusan penting lo dateng aja ke rumahnya Aurel sekian terima kasih." Ara memutuskan sambungan telephone itu dengan sepihak tanpa menunggu jawaban dari sebrang sana.

"bangs*t lo ra!" orang itu hendak berdiri untuk menghampiri Ara namun dipaksa duduk lagi oleh Aurel.

"mulut lo ya! Sini gue kasih lipstik biar kata-katanya jadi cantik!"

___

"akhirnya..karya kita udah selesai" mereka tengah memandangi seseorang yang telah mereka permak menjadi salah satu tokoh anime.

"foto yuk!"

"bentar hp gue mana hp gue!"

"atur posisi kawan!"

Tok..tok..

"Aurel, ini mama"

Terdengar sebuah suara dari balik pintu yang memanggil nama Aurel. Karena 'Mama' adalah pemegang kekuasaan tertinggi di rumah ini Aurel langsung saja membukakan pintu tanpa membiarkan sang mama menunggu lebih lama.

"iya ma?"

"ini ada yang nyariin" ucapnya lalu menengok ke arah seorang pemuda dengan jaket hitam dan wajah datarnya.

"oh!"

_

"ada apa rel" tanya Ara sambil membenahi bandana yang memiliki telinga beruang putih.

Aurel memberikan isyarat pada Ara untuk melihat seseorang yang berada di belakangnya.

"siapa?"

Mata bulat dengan hidung yang mancung ke dalam alias pesek dan lihat itu, tatapan polosnya yang seakan mengajak pergi jauh hingga membuat sebuah hati kembali bergetar. Rasa bahagia mulai menyeruak dari dalam diri Zidan.

Transmigrasi Antagonis (Ara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang