17. Eagle.

38.1K 5K 704
                                    

Vote kawan
____________



Sekarang Ara tengah dibonceng oleh Zidan karena ulah sahabat laknatnya, Aurel. Gara gara dialah Ara sampai bisa duduk satu montor dengan Zidan. Zidan sialan itu mengendarai motor secara ugal-ugalan tak tau aturan hingga membuat Ara beberapa kali harus terhuyung ke samping, untung saja ia berpegangan pada jok bagian belakang kalau tidak bisa dipastikan Ara sudah jatuh menggelinding di jalan.

"lo punya SIM nggak sih? Jangan jangan SIM lo dapet dari nyogok yakan?" tuduh Ara sambil memukul helm bagian belakang milik Zidan.

"....."

"sialan, gue hampir jatoh bangke!" kini punggung Zidan yang menjadi pelampiasan kemarahannya.

"makanya pegangan"

"APA! LO NGOMONG APA TADI?"

Zidan menghela nafas "PEGANGAN BIAR NGGAK JATUH".

"YA LO BIASA AJA DONG NGGAK USAH NGEGAS!"

Zidan tersenyum miring dibalik helm hitam yang tengah dikenakannya, ia menambah laju montornya menjadi sangat cepat menabrak angin dengan percaya diri. Menyalip kendaraan bermotor yang lain dengan lihai tanpa memperdulikan sumpah serapah dari pengendara yang lain dan Ara tentunya.

"ZIDAN B*NGS*T!"

"GUE BELUM NIKAH INI WOOOY!"

"SI BAGAS AJA BELUM GUE LAMAR GIMANA MAU NIKAH!"

"ITU TREK SIALAN KALAU KELINDES GIMANA?"

Mendengar Ara menyebut nama pria lain apa lagi saat Ara ingin melamar pria yang bukan dirinya sontak hawa gelap mengelilingi Zidan, pria itu mengendarai montor seperti orang kesetanan.

Ara memeluk erat pinggang Zidan sambil menutup mata, pasalnya Zidan akan menyalip sebuah truk yang besarnya nggak main-main, siapa yang nggak ngeri coba? Ini nyawa taruhannya ya gusti.

Zidan tersenyum penuh akan kepuasan, memang gadisnya ini sangat keras kepala sampai ia harus menggunakan cara seperti ini supaya Ara mau memeluknya. Zidan mulai mengurangi kecepatan, ia menggunakan sebelah tangannya yang menganggur untuk memegang tangan Ara dari depan. Dingin, kenapa tangan gadisnya begitu dingin? Apa dia sedang ketakutan?.

Tanpa berfikir lebih lama lagi Zidan menghentikan montornya di sebuah taman terdekat lalu membuka helmnya, Zidan melirik sepion yang memperlihatkan Ara yang masih menutup kedua matanya dengan tangan yang masih melingkar di pinggang Zidan  "Ara".

Tak ada jawaban.

"Ara hey" Zidan mulai khawatir karena tak kunjung mendapat jawaban dari Ara.

"sayang kamu nggak papa?"

Mata Ara mulai terbuka seakan baru saja menerima signal berkekuatan 5G, kenceng lancar jaya sentosa tak ada hambatan.

"apa?"

"maaf hm?"

Ara melepaskan tangannya yang melilit di pinggang Zidan kemudian turun dari montor itu yang juga diikuti oleh Zidan.

Ara balik kanan, pergi meninggalkan Zidan tanpa sepatah kata.

"mau kemana?"

Ara diam, ia membalikan tubuhnya sambil menunjuk sebuah bangku taman yang kosong.

Oh..gadisnya sedang merajuk rupanya "lepas dulu helmnya".

Ara segera melepas helmnya dan melemparnya ke arah Zidan tanpa peduli Zidan bisa menangkapnya atau tidak karena ia sudah terlanjur dibuat kesal, dan untung saja Zidan itu orang yang cekatan sehingga helm itu mendarat dengan mulus di tangannya.

Transmigrasi Antagonis (Ara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang