15

39.8K 5.3K 132
                                    

Yok vote dulu.
Kuy.

_____________________

Follow akun aku ya!
yayayayayaya.

___________________________

Hari Minggu telah terlewati dan berganti dengan hari Senin, para siswa mulai memasuki gerbang sekolah menuju ke kelas masing-masing.

Aurel, Ara, dan Kris sudah berada di dalam kelas menunggu bel masuk berbunyi pertanda upacara akan dimulai.

"yang bakal jadi pembina upacaranya siapa?" tanya Ara sambil membuat simpul dasi di lehernya.

"kepala sekolah" jawab Kris yang tengah duduk bersandar pada tembok.

"kenapa harus kepala sekolah sih!" ucap Aurel dan Ara secara bersamaan.

Jika kepala sekolah sudah mulai memberi petuah pada para siswa, sulit sekali membuat beliau menyudahi acara ceramahnya. Maka dari itu mereka harus bersiap-siap mulai sekarang.

"Aurel lo bawa bedak nggak?" tanya Ara.

"bawa" Aurel mengambil bedak di dalam tasnya lalu memberikannya pada Ara.

Ara memakaikan bedak itu pada pinggiran bibirnya supaya terlihat pucat, ia menggunakan trik tipuan ala gadis pemalas untuk menghindari upacara yang akan menguras banyak tenaga.

"wuih cakep-cakep, pinter juga lo ra" Aurel mengikuti aksi Ara untuk menaruh bedak di bibirnya.

Kris hanya menatap heran ke arah kedua temannya, ia tak mau ikut membuat onar. Ara tetaplah menjadi gadis yang nakal dalam artian yang berbeda, begitu pikir Kris.

______

Aurel dan Ara berdiri dibarisan paling belakang supaya bisa dengan mudah untuk menjalankan aksinya sedangkan Kris berdiri paling depan karena mempunyai tubuh yang tinggi, inilah derita orang tinggi.

Upacara bendera baru saja memasuki menit ke 10 dan dua gadis itu sudah mulai mengeluarkan bakat terpendam dalam hal berekting. Ara tengah memasang muka kesakitan dengan badan yang mulai membungkuk lemas, sedangkan Aurel memegang bagian perutnya dengan mata yang sesekali terpejam. 5 menit sudah berlalu dan mereka tetap meneruskan aksinya hingga dua orang perempuan yang masing-masing menghampiri Ara dan Aurel.

"kak kita ke UKS ya, muka kakak pucet gitu" ajak salah satu anggota PMR pada Aurel, Aurel mengangguk pelan dan berjalan menuju UKS dengan dituntun oleh anak PMR.

"k-kakak juga ke UKS ya aku anterin"

Ara berdehem untuk menyetujui ajakan adik kelasnya. Saat mereka tengah menelusuri koridor kelas untuk menuju UKS tiba-tiba ada seseorang yang menghalangi jalannya.

"ni orang ganggu aja" batin Ara setelah melihat siapa yang mencegatnya.

"lo balik ke lapangan biar gue yang bawa dia ke UKS"

Gadis itu meninggalkan Ara dan pria itu dikoridor dengan suasana canggung. Ara menatap pria itu yang tak kunjung berbicara maupun bergerak, ia berinisiatif untuk pergi ke UKS sendiri. Baru saja Ara melewati tubuh bak patung taman itu namun langkahnya harus terhenti karena pria tadi merangkul pundaknya.

Detik berikutnya kaki Ara merasa melayang tak lagi menyentuh tanah karena pria itu mengangkat tubuhnya dengan cara memegang pundak dan lipatan kakinya.

Jika dilihat dari dekat seperti ini tingkat ketampanan pria itu bertambah, ah batin Ara jadi tergoncang karena mengingat pria ini lebih muda darinya.

Dia Bagas.

Pria yang tengah menggendong Ara itu Bagas yang mengaku sebagai adek kelas Ara.

Bagas menelusuri koridor sambil membawa Ara dengan kedua tangannya tanpa merasa kesusahan. Setibanya ditempat tujuan Bagas menurunkan Ara disebuah bangku yang berada di taman belakang.

Transmigrasi Antagonis (Ara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang