29. Dia kembali.

17.2K 2.1K 69
                                    

________________________________________

"kembalinya sang antagonis"

________________________________________

Ara berjalan dikoridor menuju ke kelasnya setelah meninggalkan Rendra di parkiran, Rendra bilang ia ingin menunggu temannya dahulu. Ara yang tak mau berpanas-panasan di parkiran lebih memilih pergi ke kelas sendiri.

"hey Ara baru dateng?" tanya siswa laki-laki yang entah siapa dia, Ara tidak kenal. Ia terus melanjutkan langkahnya.

"neng godain abang dong" ini lagi, orang asing yang menyebalkan. Ara hanya meliriknya sinis, sangat jelas sekali bahwa Ara tidak menyukai orang itu.

"masih pagi loh ini kok Ara udah cantik aja" hah...menyebalkan,bisakah mereka diam saja dan tak usah mengusiknya.

Bruk!.

'sial. apa lagi' batin Ara saat merasakan ada sesuatu yang menghantam pundaknya.

"m-maaf, maafin aku a-aku gak sengaja"

Ara bosan jika setiap hari harus menghadapi drama murahan dari orang yang sama, dan ayolah ini masih pagi! Haruskah orang itu terus merusak suasana hatinya.

"hem lo gak ada kapoknya ya nyari masalah sama gue?" Ara mengangkat tangannya yang masih ia perban "tunggu aja, gue pasti bales semua tindakan lo" kata Ara sambil memperhatikan tangannya lalu melirik pada seseorang yang masih setia terduduk di lantai.

"hiks mmaaf Sa-salsa gak senga-ja"

Dari pada berlama-lama disini hingga para super babu datang, Ara memilih menendang kaki milik Salsa yang mengganggu jalannya "minggir bangsat" lalu pergi.

'lo mau main sama gue lagi ternyata' batin Salsa yang masih terduduk dengan senyum iblisnya.

___

Waktu istirahatpun telah tiba, Ara dan kedua tamannya itu pergi ke kantin untuk mengisi perut yang mulai kosong.

"gue serius, Satria bilang lo kemarin ke sekolahannya dia kan ra! Ngaku lo!" ucap Aurel sambil menepuk bahu Ara dengan kencang.

"ngapain si Ara ke sekolah pacar lo?" tanya Kris yang berjalan di samping Aurel.

"ya apa lagi, pasti lagi pedekate sama si Zidan lah dia kan penyuka cogan nomer satu" ucap Aurel dengan sedikit semangat, kalau Ara pacaran dengan Zidan nanti ia bisa double date. Lalu ia akan mulai mencomblangkan Kris dengan anggota Eagle yang lain biar bisa triple date.

"kalau si Ara jadian sama bang Zidan,lo harus mau gue comblangin titik" ini bukanlah pertanyaan tapi lebih ke pernyataan.

"ogah banget gue dicomblangin sama lo" Kris membantah argumen yang baru dilontarkan Aurel.

"bodo amat, gue bakal tetep jadi mak comblang iya kan ra?" tanya Aurel pada Ara yang dari tadi diam.

"gak usah berisik deh, sana lo pesenin gue makanan kaya biasa" ucap Ara lalu pergi mencari bangku yang kosong, ahh..hari ini ia ingin duduk bersama Rendra.

"tu orang kenapa?"

"lo si cerewet, buruan pesen makanan sana gih!" Kris mendorong Aurel ke salah satu gerobak penjual untuk mengantri.

Tanpa meminta ijin ataupun menyapa orang yang ada di meja itu, Ara langsung duduk di sebelah Rendra yang kebetulan masih kosong.  Hal itu mengundang tanda tanya dari berbagai orang.

"udah pesen makanan?" tanya Rendra sambil mengusap halus ujung kepala adiknya.

"hm dipesenin sama temen" pandangannya jatuh pada satu pasangan kekasih yang juga tengah menatapnya. Oh bukan, lebih tepatnya Ara hanya melihat ke arah sang pria. Iris mata itu saling bertubrukkan, mata hitam pekat yang telah kehilangan binarnya itu sungguh ia rindukan.

"sayang, aku boleh ya ikut kegiatan itu?" tanya Salsa supaya perhatian Galang teralihkan padanya.

"itukan bahaya, kalau kamu kenapa-napa gimana?" Galang menyingkirkan rambut Salsa yang menghalangi pandangannya.

"kan ada kamu" Salsa memeluk Galang dari samping. Hal itu begitu memuakkan, menyebalkan, menjijikkan. Ya, harus ia akui bahwa rasa itu masih ada untuk kesekian lamanya. Rasa sukanya terhadap pria yang sudah memiliki pasangan di depannya ini, apakah ia harus bertingkah bodoh lagi untuk mendapatkannya?.

"aduh ada yang panas nih kipasin gue dong ngga!" sindir Bayu yang sadang mengipasi badannya dengan tangan.

"gue dari tadi juga kepanasan jadi gue mending ngipasin diri gue sendiri" ucap Angga yang meniru perilaku Bayu.

"mereka berdua nggak usah lo peduliin ya ra" ucap Langit yang duduk di sebelah Rendra, ia merasa tak enak dengan adik sahabatnya itu dengan tingkah kedua sahabatnya yang lain.

"iya bang, lagian wajar kalau mereka kepanasan kan emang titisan setan" Ara mengejek dengan muka datarnya ke arah dua sejoli yang masih sibuk mengipasi dirinya menggunakan tangan.

Sontak Angga dan Bayu menghentikan aksinya menatap horor ke arah Ara lalu dibalas tatapan tajam dari gadis itu.

"a-ara akku minta maaf ya soal tadi paggi, aku ng-gak sengaja nabrak kamu so-al kamu yang nendang ka-kaki aku udah aku maafin kok jadi-"

"iy-iya ud-dah ak-aku ma-maafin" ucap Ara sambil menarap datar pada gadis tertunduk.

"lo ngehina pacar gue ha?" tanya Galang.

"biar pacar lo tau, ngomong digagu-gaguin kaya tadi cuma bikin telinga orang pegel."

"denger suara lo lebih bikin telinga orang sakit,suara Salsa lembut-" sebelum perkataan Galang selesai ada seseorang yang telah memotong ucapannya.

"seperti pantat babi" Ana yang kebetulan lewat memilih untuk mampir karena ada perdebatan yang menurutnya menyenangkan.

"LO-"

"babi apa an?" tanya Ara untuk memperkeruh keadaan.

"babi ngepet ngik ngik" ucap Ana lalu pergi meninggalkan meja Galang dan yang lain.

Ara terkekeh mendengar perkataan dari kakak kelas somplaknya itu, hingga senyumnya memudar saat ada yang menyenggol kakinya. Ara melihat ke arah samping dan menemukan Rendra yang tengah menatapnya kecewa?.

Ara rasa sudah cukup kali ini ia mengerjai Salsa dan juga, ia tak ingin berdebat dengan Rendra yang mungkin akan berakhir menjadi perkelahian. Ara meninggalkan meja itu tanpa sepatah kata lalu pergi meninggalkan kantin.

Meninggalkan semua orang yang penuh akan pertanyaan yang tak berani berucap, apa lagi dengan kedua gadis yang menyaksikan drama kecil sambil membawa nampan di masing-masing tangannya.

"kris" panggil Aurel.

"firasat gue nggak enak" ucap Kris sambil melihat punggung Ara yang sudah mengecil dan hilang diantara kerumunan. Ya, Kris melihatnya. Melihat tatapan Ara yang dulu dan sekarang masih sama terhadap Galang, ia tau sabahatnya masih memiliki rasa itu. Tapi, ada yang sedikit berbeda. Entahlah,Kris juga tidak tau dengan pasti apa itu.






----------------

Hey~
Jangan ragu-ragu buat vote, coment, dan follow akun author.

KUY VOTE DULU....

BTW ADA YANG MAU SAMPAIN GAK SAMA

ZIDAN

ARA

RENDRA

GALANG

SALSA

KRIS

AUREL

LANGIT

BAYU

ANGGA

SATRIA

GAGA

BREGAS

DION

ANA

ATAU AUTHOR MUNGKIN WKWK.

Semoga tidurmu nyeyak.

_________________




Transmigrasi Antagonis (Ara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang