Eits... Follow akun author dulu
________
Pukul setengah tujuh malam Ara baru tiba di rumahnya. Walau begitu,Ara sudah merasakan jengah dan malas saat melihat banyak motor terparkir di halaman rumahnya.
"Rumah gue hawanya panas nih"
Ara memaksakan kakinya untuk melangkah.
Klak.
"Assalamualaikum"
Sontak semua mata tertuju padanya.
"Rumah gue lagi hajatan?"
Ada banyak orang yang tengah duduk di ruang tamu menatap ke arah dirinya.
"Waktunya masuk kamar" Ara buru-buru berlari ke arah tangga tanpa memperdulikan teriakan yang memanggilnya. Yang ada dipikirannya sekarang adalah 'kamar adalah tempat teraman saat ada tamu'.
"ARA TUNGGU!"
"SAYANG MAU KEMANA!"
"DEK"
"RA MAAF RA"
"RA, NYUNGSEP LO NYUNGSEP"
BRAK.
"huh, aman" Ara mungunci pintu kamarnya dengan rapat "eh bentar,mamah gue cuma satu terus tadi siapa ya kaya kenal".
"Nggak tau, badan gue pada pegal-pegal semua"
__
"Ssut diem"
"Pelan-pelan"
"Dobrak aja dobrak"
"Kuncinya ada nggak mah?"
"Gue aja sini yang dobrak"
"Mbak,nanti anaknya jangan dimarahin dulu,kasihan"
"Anakmu itu nakal dek"
"Nih kuncinya"
"Eh pelan pelan woi"
"Sekedar info kita bukan maling"
"Sekedar pemberitahuan tante yang punya rumah".
KLAK
Pintu terbuka tapi, tidak ada orang di dalam sana.
"Orangnya mana?"
"Di kamar mandi mungkin"
"Ada,tuh di balik selimut"
"Lo bangunin"
Sedangkan Ara sedang meringkuk di dalam selimut dengan cemas, bisakah mereka semua pergi dan meninggalkannya sendiri. Ia tak mau bertukar kata dengan siapapun apa lagi mereka. Ayolah,tolong usir mereka! Suruh mereka pergi!.
"Adek sayang,udah tidur? Ada yang nyariin kamu nih"
Ara merasakan bahwa ada seseorang yang tengah duduk di ranjangnya, Ara memeluk erat guling yang berada di pelukannya seolah mengatakan jangan mendekat pada orang itu.
"Yaudah istirahat aja, jangan tidur kaya gitu nanti kamu engap"
"Semuanya keluar,anak gue lagi istirahat".
Dari balik selimutnya Ara mendengar langkah kaki yang mulai menjauh hingga terdengar suara deritan pintu. Ia segera menyibak selimut itu karena merasa engap.
"Kenapa...dunia gue berisik?"
_____
Pagi pun datang dengan sendirinya tanpa harus di undang. Ara tengah bersiap untuk pergi ke sekolah seperti biasa, ia merasa beruntung karena ada banyak makanan di dalam kamarnya sehingga ia tak perlu ikut sarapan hari ini. Karena ia yakin pasti ada banyak orang disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Antagonis (Ara)
Fantasy"maaf maaf nih, gue nggak ada harga diri karena emang nggak niat buat jualan!" **** KARYA MURNI BIKIN SENDIRI NGGAK COPY PASTE KARYA ORANG LAIN KALAU ADA NAMA TOKOH, KEJADIAN YANG SAMA ITU MURNI KE TIDAK SENGAJAAN! NO COPY! HARGAI KARYA ORANG LAIN...