02. DuRen

4.8K 250 0
                                    

enjoy reading~
.
.
.
.
.

•••


Jam menunjukkan pukul 8 malam, saat nya jaehyun pulang dan bertemu dengan anak anaknya yang sedari tadi memenuhi pikirannya. Jeroz dan Jeera. Dua anak malang itu lagi nonton tv ditemani dengan bibi yang sedang menyuapkan makanan untuk jeera.

"Biar abang aja yang suapin jeera bi" - jeroz meraih mangkuk berisi nasi dan sup yang dimasak oleh bibi.

"Aaa buka mulutnya pesawatnya mau masuk" - jeroz.

Jeera tertawa melihat tingkah abangnya itu, jeera pun membuka mulutnya lebar-lebar agar makanan bisa masuk ke mulutnya.

Jaehyun ngeliatin sambil tersenyum nanar. Kasian mereka, masih kecil udah bisa setegar itu.

"Hai abang, hai adek" - jaehyun.

"Daddy" - jeroz antusias berlari dan memeluk jaehyun.

"Gimana sekolah abang tadi?" - jaehyun.

"Seru dad, belajar nya pake kelereng" - jeroz antusias bercerita tentang sekolahnya tadi.

"Ada PR ga abang?" - jaehyun.

"Ada dadd, PR matematika dan abang udah ngerjain tadi" - jeroz.

"Baguslah, kalo gitu jeroz siap2 yaa kita makan diluar" - jaehyun.

"Ngerayain ulang tahun adek ya dadd?" - jeroz.

Jaehyun mengangguk dan menggendong jeera yang sudah selesai makan. Jeera tertawa sambil memencet hidung jaehyun.

"Udah siap belum bang?" - jaehyun.

"Udah dadd, tadi juga aku beli cup cake buat jeera. Nih" - jeroz ngasih kantung plastik ke tangan jaehyun.

"Abang beli paket duit abang sendiri tau" - jeroz menggenggam tangan jaehyun dan berjalan ke mobil.

"Terus abang ga jajan dong disekolah?" - jaehyun.

"Engga, kan bawa bekel" - jeroz.

Jaehyun tersenyum. Beruntungnya dirinya memiliki putra yang perhatian dan putri yang lucu. Semoga dia bisa menjaga mereka sampai mereka besar nanti.

Mereka pun masuk ke mobil dan pergi kesebuah cafe anak anak untuk mereka quality time.

•••

Aura membuka matanya setelah terlelap cukup lama didalam lemari pengap ini. Aura membuka pintu lemari untuk melihat situasi agar bisa kabur dari rumah orang asing ini.

Aura menginjakkan kakinya dilantai dan bernafas lega, tidak ada orang dikamar ini. Aura mengelilingi kamar yang cukup besar dan mewah itu, pandangan nya tertuju ke foto yang ada diatas meja.

"Ini rumah om om rupanya" - aura.

Aura pun merasa tubuhnya gatal dan lengket akibat masih memakai kebaya pengantin. Aura membuka satu persatu lemari yang ada di dalam kamar tersebut untuk mencari baju wanita agar bisa digunakan dan aura bisa pergi dari sini.

"Wah ada piyama bagus tuh" - aura.

Aura mengambil piyama yang tergantung di lemari.

"Ini pasti mahal banget" - aura mencoba mencocokkan piyama itu dengan tubuhnya.

"Minjem dulu ya buk, ntar saya balikin kalo saya udah ada duit buat beli baju yg lain. Ah iya numpang mandi juga ya soalnya gerah banget lengket" - aura.

Aura segera mengambil handuk maroon dan mandi dikamar mandi dikamar itu. 10 menit kemudian aura keluar dengan pakaian yang nyaman.

Aura segera keluar dari kamar tersebut melalui jendela yang dia lewati tadi siang tanpa membawa baju kebaya yang sebelumnya ia pakai.

Aura berjalan cukup jauh. Malam semakin larut dan dingin. Akhirnya aura sampai di kosan zara dan mengetuk pintu kamar zara. Beberapa waktu kemudian zara keluar dengan tatapan heran.

"Ngapain lo disini malem malem anjir?" - zara.

Tanpa menjawab pertanyaan dari zara, aura langsung masuk nyelonong dan berjalan menuju kulkas untuk mengambil air.

"Haus banget sumpah" - aura meneguk isi gelas hingga tuntas.

"Lo ngapain kesini malem malem?" - tanya zara sekali lagi.

"Kasih nafas dulu ya, capek soalnya" - aura pun merebahkan tubuhnya dikasur empuk milik zara.

Aura pun menceritakan kejadian yang dialaminya hari ini.

"Jadi gitu ceritanya" - aura.

"Gila ya dijodohin sama om om tua yg anaknya seumuran sama kita? Parah sih parah" - zara.

"Gue kabur, belum sempet jadi istrinya si om tua bangka itu" - aura.

"Baguslah, terus sekarang lo mau gimana?" - zara.

"Gue numpang disini dulu ya beberapa hari. Gue gamau balik kerumah bisa bisa gue langsung dijodohin detik itu juga sama bonyok gue" - aura.

"Boleh sih, biar gue ada temennya dikos" - zara.

"Tapi bantuin gue dulu yuk" - aura.

"Bantu apaan?" - zara.

"Gue punya rencana " - aura.

Zara pun mendekatkan telinganya ke mulut aura. Mereka berbisik. Setelah itu mereka tersenyum seakan akan setuju dengan rencana aura.

•••
Hargai karya gue dengan cara vote dan komen🖤

Duda Tampan | Jung Jaehyun✔️Where stories live. Discover now