182 90 152
                                    

🍃

Udara dingin membuatku menggigil.

Membuka mata, aku melihat tupai kecil melompat dari dalam lobang pohon. Menyaksikan hewan mungil itu bergerak dari posisi berbaring, membuatku merasa kesal.

Kesal karena hewan pengerat itu bisa bergerak, sedangkan tubuhku membeku di tempat. Dalam waktu tiga detik, hewan itu berlari ke balik pohon. Menghilang dari pandanganku.

Memaksa tubuhku untuk bergerak ke posisi terlentang, gerakan itu membuatku merasa lemas. Kenapa tubuhku terasa seperti jeli. Tidak bertulang.

Butiran salju turun menerpa wajahku. Dengan tangan gemetar, aku menyentuh pipi, menyeka salju dari wajahku.

Jika ini astral projection, seharusnya aku tidak merasa dingin.

Apa Regen membuatku berpindah dimensi? Mengangkat tangan ke udara, aku melihat kedua telapak tanganku dengan jelas. Seharusnya aku tidak utuh seperti ini! Wujudku seharusnya transparan, seperti roh.

Tidak mungkin aku melakukan astral projection!

Bagaimana mungkin Regen membuatku berpindah dimensi? Dia tidak memiliki sihir Teleportasi!

Huh, sial! Apa yang harus aku lakukan sekarang?

Apa teman-temanku tidak panik karena aku menghilang?

Menarik diriku ke posisi duduk, dunia tampak berputar. Energiku habis. Rasanya seperti aku belum makan seharian penuh.

Tapi jika dipikir, sihir Regen memang sedikit berbeda. Aku melihat pendar gelap itu kemarin saat dia ke rumahku. Lalu tadi, aku memegang batu itu, sihir gelap yang sama persis seperti sihir Regen mengisi penglihatan dalam pikiranku.

Apa makhluk hitam yang aku lihat berasal dari batu terkutuk itu? Apa hubungan sihir hitam itu dengan Regen?

Sepertinya Mr.Hercules mengetahui apa yang terjadi! Karena tidak mungkin dia memilihku dan Regen secara acak!

Mendecis kesal, aku membulatkan tinju.

Aku tidak menyangka Mr. Hercules akan berbuat selicik ini padaku. Tapi apa tujuan Mr. Hercules membuatku berpindah dimensi seperti ini?

Sebentar...

Mengangkat telunjuk ke bibir, aku teringat Nenek. Beliau pasti tahu apa yang terjadi, bukan?

Tidak mungkin Nenek tidak melihat masa depanku!

Jika Nenek tahu, kenapa beliau tidak mengatakan apapun padaku? Nenek hanya menyuruhku membawa dreamcatcher. Tidak ada yang lain yang dikatakannya padaku!

Oh!

Aku mengangkat tangan ke kepala. Apa ini mimpi?

Melihat sekelilingku, pohon pinus menjulang tinggi. Apa mungkin setelah penglihatan dengan makhluk hitam itu aku tak sadarkan diri. Lalu aku bermimpi!

Mencubit lenganku, aw!

Sakit. Berarti ini bukan mimpi!

Butiran salju semakin turun dengan lebat.

Telapak tanganku gemetar. Kakiku terasa kaku. Aku hanya memakai kaus kaki pendek! Bahkan, kardigan yang aku kenakan juga tipis.

Apa aku bisa mati di sini?

Meletakkan telapak tangan ke mulut, aku tidak bisa merasakan udara.

Tunggu...

Mengambil napas dalam, aku tidak merasakan apapun! Aku tidak merasakan udara yang kuhirup!

ϲ Ӏ ɑ ղ ժ ҽ Տ Ե í ղ ҽOnde histórias criam vida. Descubra agora