Ҽ Թ í Ӏ օ ց մ ҽ

225 37 31
                                    

🍃

Loreley mengatakan sesuatu yang hanya dimengerti oleh Cassandra. Meskipun Medium tidak pernah mendengar bahasa yang digunakan, namun mereka bisa memahami makna pesan yang disampaikan.

Cassie menatapku. Ia mengembuskan napas berat sebelum berucap, "Katanya, peri kegelapan ingin bertemu dengan Sienna." Cassie menggerakkan dagunya, menunjuk loreley. "Tempat ini memiliki perisai, dia tidak bisa melintas. Kamu bisa bertemu dengannya di dekat semak itu." Cassandra menunjuk deretan semak menuju hutan tembakau.

"Peri kegelapan?" tanya Regen.

Aku melirik Regen dari sudut mata, "peri yang dimaksud pasti Vanya!" ujarku, terdengar kaget. "Dia peri kegelapan yang juga dirasuki Of! Tapi..." Vanya di Overflow! Itu artinya, yang akan aku temui ini adalah makhluk hitam sialan itu.

"Ini berbahaya!" ucap Leo. "Tugas kita hanya loreley!" Leo mendekat, ia menarik pergelangan tanganku. "Kita kembali saja..."

"Nggak bisa gitu dong! Jika Sienna mau bertemu sebentar dengan Vanya, makhluk ini akan sukarela ikut dengan kita!" ujar Cassie histeris.

Regen tertawa pelan. "Sukarela? Makhluk ini?!"

Aku melepaskan pergelangan tanganku dari Leo. "Aku akan pergi!" ujarku cepat.

Aku menatap Regen dengan sorot tajam. "Delton terseret ke Overflow! Dia minta tolong untuk memberitahu anggota kerajaan! Tapi apa..." aku mendengus muak, "kita malah kembali ke Bartholow!"

"Siapa Delton?" tanya Leo penasaran.

"Dia elf yang kita temui di Sweven," jawab Regen. Keningnya semakin berkerut, tampak memikirkan sesuatu.

Aku menggenggam pergelangan tangan Regen, "Delton mempercayai kita, Re! Dia bilang itu ketika..." aku menggigit bibir bawah. Sadar aku akan menceritakan pertemuan tidak disengaja dengan ayahku di Overflow.

Cukup hanya kelurgaku saja yang mengetahui fakta bahwa ayahku di Overflow!

Aku kembali mendengar tawa mengejek Cassandra. "Ya udah, pergi aja sana!" ujarnya, masih terdengar ketus. Ia menyilangkan tangan di dada, wajahnya berpaling dariku.

"Aku akan pergi dengan ka..."

"Tidak! Dia harus pergi sendiri ke sana!" sela Cassie, memotong kalimat Regen.

"Tidak ada hal buruk yang akan terjadi! Setidaknya, Sienna akan mendapatkan bayangan dari vision!" imbuh Cassie.

Dia benar! Dan aku benci kalimat itu datang darinya. Ia terdengar sinis. Membuatku masih saja merasa kerdil, meskipun grade sihirku sudah sama dengannya. Dia membuatku seolah-olah tampak bodoh, karena tidak mengenal kekuatanku sendiri!

Aku memutar tubuhku dengan cepat, lalu berjalan terus sampai ke ujung jembatan. Jalanan setapak terbentuk, dengan rumput liar yang dipangkas rapi. Aku menoleh dari balik bahu, menatap Cassie, Leo dan Regen.

Pemandangan itu membuatku merasa déjà vu. Rembulan yang menggantung rendah, bias cahayanya membuat air danau tampak berkilauan.

Mengerjapkan mata, aku melihat pendar sihir mereka. Hijau, biru, indigo diselingi jingga. Oh, benar! Aku mendapatkan penglihatan ini ketika pertama kali Regen Of datang ke sekolah!

Menegakkan bahu, aku tidak boleh tampak seperti pengecut.

Aku tidak sendiri! Dan setidaknya, aku tahu siapa yang akan aku temui.

Langkah kaki terdengar, bunyinya seperti ranting kering yang patah diinjak. Memalingkan wajahku kembali, aku menghadap ke semak-semak.

Aku melihat bayanganku jatuh di rumput kering!

Tidak Sienna, yang kamu lihat itu sudah dicampuri oleh ilusi Of! Makhluk itu telah mempermainkanku!

Mencoba fokus, aku mengenyahkan rasa takut yang mulai menggerogoti pikiranku.

Langkah itu terdengar semakin dekat, lalu berhenti.

Keringat dingin membasahi punggungku. Teringat, aku akan bertemu dengan Vanya-Of, membuatku sedikit merasa gelisah. Dia Peri Tertinggi yang memiliki sihir yang sangat kuat. Bahkan pendar Vanya ketika di Overflow, masih membuat wajahnya tampak berkilau dan muda! 

Memang jiwa itu milik Of, namun tubuh Peri itu tetaplah memiliki kekuatan sihir yang kuat.

Detik berselang. Aku menghitung setiap detak jantungku, mencoba menenangkan diri dari teror yang tiba-tiba membuat lututku lemas. Mataku jatuh pada bayanganku di atas rumput, yang kemudian memanjang hingga ke semak-semak.

Tubuhku membeku. Napasku terasa sesak. Hawa dingin merambat dari ujung kaki hingga kepala.  Aku bergidik, merasakan adrenalin yang baru saja melonjak naik!

Langkah kaki itu lagi!

TIDAK! Jangan mendekat!

Ini tidak nyata!

Oh, tidak!

Mataku menatap fokus ke semak-semak. Kemudian angin menerbangkan ilalang!

Tidak ada Vanya! Hanya bayangan gelap dari makhluk hitam yang masuk jarak pandangku. Insting membuatku berbalik dan langsung berlari.

Dia akan mengincar tubuhku lagi! Aku tahu itu!

Sedetik berikutnya, aku merasa diriku menghilang dan muncul kembali.

Leo! Oh! Tanganku menggenggam erat lengan Leo.

Aku merasakan hangatnya telapak tangan seseorang di punggungku. Berbalik, aku melihat Regen dengan mata ketakutan.

"Sienna..." ujarnya lirih. Entah apa yang aku pikirkan, aku melepaskan genggaman tanganku dari Leo, lalu merentangkan tanganku untuk memeluk Regen.

Oh! Ini terasa sangat aman. Seolah aku tahu, Regen akan melindungiku dari Of terkutuk itu! Bias dari kilau bola sihir membuatku mengerjapkan mata. Dari sudut mata, aku melihat bola sihir berputar di atas telapak tangannya.

Regen melepaskan pelukannya. Senyum kecil tertarik di sudut bibirnya. Aku kembali menarik diri, lalu ikut memalingkan wajah di saat Regen membidik Of.

Makhluk itu menjerit!

Aku menutup telinga dengan telunjuk. Suara itu sangat memekakkan telinga.

Bola sihir Regen kembali bergulir, menyerang makhluk itu. Pada bola ketiga, makhluk itu pecah seperti serbuk.

Oh! Dia pecah seperti Chloe!

"Bagus!" teriak suara yang berasal dari udara. Aku menoleh, membalas tatapan peri gila yang aku temui di dimensi hibrid. "Dan kau masih hidup!" ujarnya, terdengar congkak. Tatapan hitam itu mengarah padaku.

"Dan kau akan menjadi bahan uji coba!" balas Regen cepat. Pendar sihir Regen sangat terang. Aku melihat pendar indigo dan jingga itu melecut cepat, memborgol pergelangan tangan Vanya. "Loreley makhluk sihir lemah kelas wanita malam, kita akan mendapatkan makhluk dengan sihir setara F!"

Aku tidak menyangka, perkataan itu keluar dari mulut Regen.

"Turunkan dia, kita akan mengurungnya di patio Claudia!" ujar Leo.

Patio itu! Ah, tempat spirit genit!

Aku mendengar tawa rendah peri itu. Matanya berubah gelap seutuhnya. "Red heart sudah terikat janji pasangan. Aku akan menunggu kutukan dari sihir itu." Senyum tanggungnya membuatku bergidik ngeri.

【【E】】【【N】】【【D】】

Akhirnya sesion 1 End!!
Gimana endingnya? Gantung ya ( , )
Tapi tenang aja, serie keduanya bakal makin greget!!

Oh, ya!
TERIMAKASIH😭
buat yang udah vote dan komen cerita ini!

See you in the next story!

Btw...
baca CLANDESTINE |REGEN POV
Alurnya nggak kalah asik

ϲ Ӏ ɑ ղ ժ ҽ Տ Ե í ղ ҽOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz