2̸3̸

109 49 59
                                    

🍃

Ketika aku kembali ke rumah Havi, kabut energi berwarna hijau mengepul dari dalam kamar yang Regen tempati.

Aku semakin melebarkan mata saat melihat Havi terduduk lemas di depan pintu kamar. "Apa kamu baik-baik saja Havi?" tanyaku cemas.

Havi membuka matanya, melihatku dengan sorot letih. "Aku hanya lelah setelah melakukan ritual pemurnian energi." Pernyataan Havi membuatku mengingat Claudia dan ritual gagal di hutan musim gugur.

"Ritual pemurnian energi? Apa yang membuatmu melakukan ritual itu?" tanya Joel, ia sudah berdiri di sampingku

Havi melirik Joel, lalu Delton yang berdiri kaku di sampingnya. "Ketika aku menarik energi dari simpul sihir, hasilnya gelap. Energi di dalam tubuh Regen telah berbaur dengan energi Of. Itu sebabnya agak sulit untuk membuatnya sadar atau sekedar memulihkan energi sihirnya." Havi mengangkat tangannya ke udara. "Tapi aku sudah memurnikan energinya. Sekarang, kita tunggu lagi 24 jam."

Aku kembali menatap pintu kamar dan asap hijau tipis itu.

Aku merasa semakin menua di sini. Setiap harinya terasa sangat panjang dan melelahkan. Aku seharusnya sudah merasa terbiasa dipermainkan oleh keadaan. Namun tetap saja, aku merasa hidup tidak adil pada diri ini.

Karena setelah apa yang diberikannya padaku, takdir juga akan mengambil sesuatu untuk membuatku kembali putus asa. Atau kepada siapapun di sini, mereka juga punya cerita yang membuat mereka pasrah dengan ketidakberdayaan hidup.

"Wah! Siapa ini?" Itu suara Autumn. Menoleh dari balik bahu, aku melihatnya masuk ke dalam rumah dengan langkah santai.

"Hai, Nona Serigala," sapa Delton.

Autumn tertawa kecil. Tawanya terkesan genit. "Hai sayang."

Dari samping kiri, aku mendengar Aura mendengus. "Ingat yang di rumah Autumn," sindir Aura datar.

Aku tertawa pelan mendengarnya.

Autumn mendecih pelan. "Aku ingat, tapi sekarang aku sedang di Sweven. Biarkan aku berfantasi," balas Autumn.

Aku memutar bola mata mendengar ucapannya.

"Apa yang membuatmu ke sini? Oh, apa karena Regen?" tanya Autumn.

Sepenuhnya membalikkan tubuh, aku melirik Autumn yang berdiri sekitar tiga langkah di hadapanku. Delton yang tersenyum kecil, berdiri sekitar empat langkah dari arah kiriku.

"Apa yang terjadi pada Regen?" tanya Delton.

"Tiga hari yang lalu, dia kembali ke Dominic, ke tubuhnya. Entah apa yang terjadi di sana, sepertinya Of kembali mengambil alih tubuh Regen," jawab Havi.

"Lalu, apakah ada yang bisa aku bantu?" Sorot mata Delton terlihat sungguh-sungguh ingin menolong.

"Tidak ada!" jawabku cepat. "Regen butuh istirahat. Setidaknya, setelah Havi melakukan pemurnian energi, kita tidak boleh melakukan apapun pada Regen. Jangan sampai energi sihirnya terkontaminasi dengan aliran lain. Apalagi sihir non psikis."

"Sienna benar," ujar Havi. "Sihir telekinesis sangat sensitif. Aku tidak ingin ada kilas balik sihir, yang mungkin akan merugikan kamu, Delton."

Kilas balik sihir merupakan kondisi di mana sihir yang dikeluarkan akan berbalik arah kepada orang yang mengeluarkan sihir. Efeknya bisa buruk, bahkan fatal.

Delton menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Sekarang, kita urus saja urusan kita?" Delton menaikkan sebelah matanya, melihatku dengan mata jernih itu.

"Apa yang bisa aku lakukan?" tanyaku. Setidaknya, aku tahu gambaran umum mengenai situasi Delton. "Wanita seperti apa yang masuk ke dalam dimensi itu?"

ϲ Ӏ ɑ ղ ժ ҽ Տ Ե í ղ ҽWhere stories live. Discover now