#03 : Tanda Premium

7.2K 384 3
                                    

◃───────────▹


Motor beat Rayan berjalan melalui rumah-rumah minimalis. Di tengah-tengah berjalannya motor, Rayan merasa jok belakangnya tak bisa diam dan sedikit mengganggu fokus mengendaranya.

"Kay, kenapa?"

"H-ha, hah apa?" Kayla tersadar dan melirik Rayan melalui spion.

"Mikay kenapa?"

"Nggak."

"Serius?"

"Iya Ay."

Rayan mengangguk pelan. Beberapa saat kemudian, di depan rumah ketiga komplek C, motor Rayan berhenti. "Kay gak tidur kan?"

"Eh- Nggak. Udah sampe ya," gumam Kayla seraya turun dari motornya seraya mengendap.

"Kenapa sih? Ngelamun aja." Rayan membantu membuka helm bogo yang dikenakan Kayla, lalu mengelus pelan puncak kepala Kayla sebelum menjauhkan tangannya.

"Gak papa, Ay."

"Ya udah sana masuk. Gue gak mampir dulu, nanti aja malem kesini. Salamin ke mama."

"Oke."

Rayan membenarkan letak helmnya sembari menunggu Kayla beranjak ke dalam. Tapi, yang di tunggu ternyata tak kunjung bergeming dari tempatnya.

"Kenapa masih berdiri Mikay. Sana masuk," ucapnya menatap gemas Kayla.

"Lo aja dulu cabut." Kayla memberikan cengirannya.

Namun tatapan Rayan malah mendatar. "Aturannya gimana? Kalo gue anter lo pulang tapi gak mampir, lo harus masuk dulu baru cabut," kata Rayan sembari mencubit hidung Kayla. "Lagian biasanya juga paham, kenapa sekarang tiba-tiba ngebleng otak lo? Atau ... Jangan-jangan lo mau jalan sama cowok makanya nunggu gue cabut—"

Kayla memukul lengan Rayan yang terbalut jaket hitam. "Apasih lo curigaan gitu. Dicaplok megalodon lo nanti!"

Rayan menahan bibirnya untuk tidak tersenyum. "Ya lagian lo, aneh banget si. Kenapa deh?"

"Lo duluan cabut, abis itu gue langsung masuk. Beneran!" kekeuh Kayla.

"Jaminannya?"

"Jaminan terus."

"Harus ada lah."

"Kalo gue bohong, gue top up pin diamond Mobile Legend lo."

Rayan menggeleng. "Gak tertarik. Gitu doang mah gue juga mampu."

"Ck, yaudah apa maunya?" Terlihat jelas air muka Kayla menandakan sedang jengkel.

"Kecup ini," gurau Rayan menunjuk bibirnya sembari senyum menggoda.

"Najis. Gue rebus lo lama-lama."

Rayan terkekeh pelan. Tawa yang selalu cowok itu sembunyikan pada saat berada di sekolah. Entah hanya perasaan Kayla atau memang benar adanya, Rayan yang sekarang berbeda dengan Rayan yang jika berada di sekolah. Kecuali jika sedang bersama Kayla dan teman-temannya.

Tawa Rayan terhenti, tergantikan dengan wajah seriusnya. "Lo tau 'kan? Kalo jalan tanpa izin gue apalagi sama cowok apa konsekuensinya? Beneran gue bilangin ke papa."

"Iya nggak bakal! Udah sana cabut, pegel gue mau masuk."

Rayan menghela nafas, untuk sikap Kayla jika sedang dalam masa menstruasinya seperti ini Rayan sudah terbiasa dan sudah memakluminya.

Bucin Berandal Where stories live. Discover now