#08 : Menantu

5.1K 266 0
                                    

◃───────────▹


Koridor-koridor yang sepi membuat empat anak laki-laki ini merasa bebas. Karena jam pelajaran tengah berlangsung, mereka memutuskan untuk keluar kelas. Entahlah karena ini sudah menjadi kebiasaan mereka.

"Ray malem kenapa lo gak nongki?" tanya Fildan.

Merasa situasi aman, keempatnya duduk di bangku yang tersedia di lorong.

Tanpa melirik Fildan, Rayan menjawab seraya merebahkan tubuhnya di bangku besi tersebut, "Biasa."

"Biasa apa?" Bara menyahut.

"Ngelonin Mikay lah," kata Ciko.

"Pantesan semalem gue gak liat motor lo." Fildan yang merupakan tetangga Rayan hafal kebiasaan temannya itu yang tidak pernah memasukan motornya pada garasi, meski pun hujan dan panas datang, motor merah besar tersebut selalu ada di samping garasi.

Melihat semalam tidak ada tanda-tanda keberadaan motor Rayan, Fildan menebak pasti Rayan tidak di rumah. Ia kira Rayan sudah ada di tempat tongkrongan, ternyata sampai mereka kembali pulang Rayan tidak datang. Boro-boro orangnya, kabarnya pun tidak datang.

"Terus lo dimana? Kenapa hp lo gak bisa dihubungin," seru Fildan kembali.

"Pakek mode pesawat sama si Kayla." Rayan bangun dari tidurannya dan menyenderkan punggungnya.

"Lah, beneran lo di rumah Kayla?"

Rayan mengangguk. "Iya, nginep."

Berhubung kemarin ia mendapat pesan dari mama Ais yang memberi tahu Rayan, jika malamnya beliau tidak pulang karena disana sedang hujan deras, tak mungkin mengendarai sendiri mobilnya dengan keadaan hujan besar. Karenanya mama Ais tidak pulang.

Jadilah Rayan menginap di rumah sang pacar. Seperti sebelum-sebelumnya, mama Ais akan menitipkan putrinya dan mempercayai Rayan untuk menjaga Kayla.

Dan kesempatan itu, tidak pernah Rayan tolak sekalipun. Satu atap dengan Kayla itu sebuah kesenangan, sampai Rayan sering merasa mereka adalah sepasang pasutri.

Tapi, tunggu dulu. Kalian jangan berpikiran kotor. Jika Rayan menginap, ada Bi Suti yang juga menginap di rumah Kayla. Meskipun mama Ais sudah menitipkan Kayla pada Rayan, tapi tetap saja beliau menyuruh Bi Suti untuk mengawasi dua remaja itu. Bagaimanapun mereka anak-anak muda yang normal, takut saja kekhilafan terjadi.

Rayan biasa tidur di ruang tamu, sedangkan Kayla tetap di kamarnya. Meski terkadang Kayla ketiduran saat menemani Rayan, tapi Rayan tetap memindahkan Kayla ke kamar.

"Enak banget ya lo berdua." Bara berdecak kagum.

"Gini nih yang pacarannya di atas restu dua orangtua, nginep di rumah aja udah kayak namu biasa," kata Ciko yang diangguki oleh ketiganya.

"Enak banget emang. Apalagi kalo dua orangtua pacar udah kayak orangtua sendiri," ujar Rayan.

Ciko dan Fildan saling memandang ragu, keduanya tidak berani melihat wajah Rayan yang pasti berubah masam.

"Btw, gue masih penasaran awal lo kenal Kay-"

"TUAN RAYAN YANG TERHORMAT!"

Bucin Berandal Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin